Alumni ponpes روضة الهدا purabaya kab:Smi, dan المعهد الاسلاميه kota sukabumi

Minggu, 15 April 2018

Mengatasi Suara Serak

10 Cara Menghilangkan Suara Serak

Secara Mudah dan Alami
Eva Tresna Nurhayati di Kesehatan
Suara serak dapat dialami siapa saja. Bagi Anda yang sedang mengalami batuk kering, panas dalam, iritasi saluran pernapasan, alergi, beberapa penyakit yang berhubungan dengan tenggorokan, terinfeksi bakteri dari debu udara yang kotor, kurang istirahat dan juga kurang minum dapat lebih mudah mengalami suara serak.

Jika saat ini Anda sedang mengalami suara serak, Anda bisa menghilangkan sisa serak secara alami dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah dan bisa Anda lakukan sendiri di rumah. Bahan-bahannya bisa Ada dapatkan di pasar tradisional atau pasar modern sekalipun. Berikut beberapa bahan yang bisa Anda buat untuk menghilangkan suara serak secara alami.

1. Minum air rebusan jahe
Sudah sejak dahulu jahe selain digunakan untuk rempah pada masakan, jahe juga digunakan salah satu bahan untuk obat-obatan. Jahe mengandung senyawa keton yang bernama zingeron yang menyebabkan rasa pedas yang dominan. Sehingga jahe sering digunakan sebagai minuman untuk menghangatkan tubuh.

Untuk mengatasi suara serak, yang harus Anda lakukan adalah merebus 3 ruas jari jahe dengan 2 gelas air dalam api kecil. Jangan lupa menggeprek jahe supaya sarinya lebih banyak keluar pada saat direbus.

Setelah mendidih dan air tersisa untuk 1 gelas, matikan api lalu saring. Diamkan sampai suhu air menjadi hangat kemudian tambahkan madu secukupnya. Minumlah sampai habis. Lakukan cara ini sehari 3 kali sampai suara Anda tidak serak lagi.

2. Mengkonsumsi madu

Madu memiliki banyak khasiat untuk kesehatan dan kecantikan. Madu juga mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan peradangan. Sehingga bila Anda mengkonsumsi madu setiap hari, supaya tenggorokan tidak kering dan mencegah suara menjadi serak.

Tetapi bagi Anda yang suaranya terlanjur serak, Anda masih bisa kok mengkonsumsi madu untuk mengurangi peradangan di tenggorokan. Anda hanya perlu mengkonsumsi 1 sendok makan madu setiap sehari 3 kali. Setelah itu minum air hangat. Lakukan sampai suara Anda kembali normal. Untuk pencegahan setelah suara serak Anda sembuh, Anda hanya perlu mengkonsumsinya sehari sekali saja.

3. Minum perasan air jeruk nipis

Jeruk nipis memiliki daging buah berwarna putih kehijauan, dengan rasa yang sangat asam karenamengandung banyak vitamin C dan asam sitrat. Jeruk nipis banyak digunakan untuk penyedap rasa pada masakan, diolah menjadi minuman, serta bisa dijadikan salah satu bahan obat-obatan.

Penggunaan jeruk nipis untuk menghilangkan suara serak cukup mudah. Campurkan 1 sendok makan air perasan jeruk nipis, dan 1 sendok makan madu ke dalam 1 gelas air hangat. Lalu minumlah dua kali sehari sampai suara serak hilang.

4. Berkumur dengan larutan air garam

Garam yang digunakan untuk berkumur adalah garam dapur. Garam dapur tidak hanya bisa digunakan sebagai penyedap masakan, tapi juga bermanfaat untuk mengawetkan makanan serta digunakan untuk mencegah penyakit gondok. Anda bisa menggunakan obat kumur yang banyak dijual dipasaran, tapi Anda juga bisa menggunakan larutan air garam untuk berkumur.

Siapkan satu gelas air hangat, lalu tambahkan 1 sendok teh garam dapur. Aduk sampai garam larut dengan benar. Kemudian segeralah berkumur dengan posisi kepala tengadah. Supaya larutan air garam sedikit masuk ke tenggorokan. Sehingga dapat membunuh bakteri yang menyebabkan suara Anda menjadi serak. Lakukan kegiatan berkumur ini sehari 3 kali.

5. Menghirup uap panas

Uap panas jika dihirup dapat membuat nafas Anda lega, khususnya jika Anda sedang pilek atau asma. Jika Anda tidak memiliki alat khusus uap, Anda bisa menggunakan cara tradisional yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah.

Siapkan baskom berisi air panas, lalu posisikan kepala Anda didekat baskom. Kemudian tutuplah kepala Anda dengan handuk sampai menutupi baskom supaya uap bisa dihirup dengan maksimal. Lakukan kegiatan ini selama 10-15 menit untuk menghidrasi tenggorokan. Boleh ditambahkan daun mint, irisan kulit jeruk, atau aroma essentials lainnya.

6. Mengkonsumsi air rebusan kencur

Sama halnya dengan jahe, kencur memiliki sifat menghangatkan. Kencur bisa digunakan untuk bumbu masakan, olahan minuman dan juga obat-obatan. Kencur mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang sering dimanfaatkan sebagai stimulan.

Untuk mengatasi suara serak, Anda harus merebus 2 ruas jari kencur yang sudah digeprek, tambahkan sedikit garam dengan 2 gelas air dalam api kecil. Setelah air mendidih dan air tersisa kira-kira untuk 1 gelas, matikan api. Saring air rebusan kedalam gelas, lalu diamkan sampai suhu air menjadi hangat.

Minumlah sebanyak setengah gelas pada saat air rebusan masih hangat. Lakukan setiap dua kali sehari. Panaskan kembali sisa air rebusan kencur pada waktu akan diminum di jam kedua.

7. Mengkonsumsi air rebusan kunyit

Kunyit biasa digunakan untuk berbagai macam masakan, olahan minuman, jamu dan juga obat-obatan. Kunyit mengandung kurkumin dan minyak atsiri yang memiliki banyak fungsi untuk pengobatan berbagai macam penyakit.

Rebuslah 2 ruas jari kunyit yan susah digeprek dengan 2 gelas air dalam api kecil. Tambahkan sedikit garam, biarkan sampai mendidih. Setelah kira-kira air rebusan  tersisa untuk 1 gelas, matikan api. Lalu saring ke dalam gelas. Tunggulah sampai suhu air menjadi hangat, lalu minumlah setengah gelas saja.

Simpan sisa air rebusan di kulkas, jangan lupa untuk menghangatkannya kembali sebelum diminum pada jam kedua. Minumlah sehari 2 kali sampai serak hilang.

8. Meminum air rebusan akar manis

Akar manis atau liquorice merupakan tanaman akar sejenis polong-polongan. Biasanya akar manis ini digunakan untuk pemanis pada permen dan aneka minuman. Tetapi akar manis juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.

Siapkanlah air sebanyak 500 ml didalam panci bersih. Masukkan 1 sendok makan bubuk akar manis atau 2-3 batang akar manis. Didihkan dengan api kecil selama 15-20 menit. Saringlah ke dalam gelas lalu biarkan sampai suhu menjadi hangat.

Minumlah sehari 2 kali sampai serak hilang. Atau Anda bisa mengunyah langsung sepotong akar manis selama 5-15 menit, jangan ditelan, cukup Anda hisap-hisap sari yang keluar dari akar manis tersebut. Lakukan 2 kali dalam sehari.

9. Menyeduh daun mint

Daun mint  mengandung zat anti mikroba yang dapat memperlambat pertumbuhan beberapa jenis jamur dan bakteri. Daun mint sering digunakan dalam campuran bahan pasta gigi, balsam, aromaterapi, penambah rasa pada produk minuman, bahan dasar produk obat-obatan, dan masih banyak yang lainnya.

Untuk mengatasi suara serak, Anda bisa menyeduh daun mint ke dalam gelas berisi air panas. Sebaiknya hanya minum air putih hangat tanpa tambahan teh, kopi atau susu. Minumlah setelah suhu air menjadi hangat. Lakukan setiap 2 kali sehari sampai suara Anda kembali normal.

10. Perbanyak minum air hangat

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus minum sewajarnya. Tidak harus 8-10 gelas sehari. Jika kegiatan Anda lebih banyak mengeluarkan keringat, dan juga pada sat Anda berolahraga, maka Anda harus lebih banyak minum air putih untuk mengganti cairan yang hilang serta mencegah dehidrasi.

Pada saat Anda mengalami suara serak, sebaiknya Anda memilih meminum air hangat daripada air dingin atau air es. Supaya tenggorokan Anda tidak luka lebih parah. Hindari juga makan makanan pedas yang dapat membuat lebih iritasi tenggorokan Anda.

Itulah beberapa tips menghilangkan suara serak secara alami yang bisa Anda lakukan dirumah. Jagalah selalu kesehatan Anda, gunakanlah masker jika Anda berkegiatan diluar ruangan atau ditempat yang rentan terkena debu dan polusi udara. Jika Anda memiliki pengalaman berbeda dalam menghilangkan suara serak, silahkan berbagi pengalaman Anda di kolom komentar yang tersedia. Semoga bermanfaat!

Sabtu, 07 April 2018

Cara Mengenal Allah swt

MENGENAL DIRI SENDIRI - SYARIAT, TAREKAT, HAKEKAT, MAKRIFAT

CARA MENGENAL ALLAH

Syeikh Ahmad Arifin berpendapat bahwa setiap yang ada pasti dapat dikenal dan hanya yang tidak ada yang tidak dapat dikenal. Karena Allah adalah zat yang wajib al-wujud yaitu zat yang wajib adanya, tentulah Allah dapat dikenal, dan kewajiban pertama bagi setiap muslim adalah terlebih dahulu mengenal kepada yang disembahnya, barulah ia berbuat ibadah sebagimana sabda Nabi :
أَوَلُ الدِّيْنِ مَعْرِفَةُ اللهِ
Artinya: “Pertama sekali di dalam agama ialah mengenal Allah
Kenallah dirimu, sebagaimana sabda Nabi SAW
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.
            Lalu diri mana yang wajib kita kenal? Sungguhnya diri kita terbagi dua sebagaimana firman Allah dalam surat Luqman ayat 20 :
وَأَسْبَغَ عَليْكُمْ نِعَمَهُ ظَهِرَةً وَبَاطِنَةً
Artinya : Dan Allah telah menyempurnakan bagimu nikmat zahir dan nikmat batin.
Jadi berdasarkan ayat di atas, diri kita sesungguhnya terbagi dua:
1.      Diri Zahir yaitu diri yang dapat dilihat oleh mata dan dapat diraba oleh tangan.
2.      Diri batin yaitu yang tidak dapat dipandang oleh mata dan tidak dapat diraba oleh tangan, tetapi dapat dirasakan oleh mata hati. Adapun dalil mengenai terbaginya diri manusia
Karena sedemikian pentingnya peran diri yang batin ini di dalam upaya untuk memperoleh pengenalan kepada Allah, itulah sebabnya kenapa kita disuruh melihat ke dalam diri (introspeksi diri)  sebagimana firman Allah dalam surat az-Zariat ayat 21:
وَفِى اَنْفُسِكُمْ اَفَلاَ تُبْصِرُوْنَ
Artinya : Dan di dalam diri kamu apakah kamu tidak memperhatikannya.

Allah memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan ke dalam dirinya disebabkan karena di dalam diri manusia itu Allah telah menciptakan sebuah mahligai yang mana di dalamnya Allah telah menanamkan rahasia-Nya sebagaimana sabda Nabi di dalam Hadis Qudsi :
بَنَيْتُ فِى جَوْفِ اِبْنِ آدَمَ قَصْرًا وَفِى الْقَصْرِ صَدْرً وَفِى الصَّدْرِ قَلْبًا وَفِى الْقَلْبِ فُؤَادً وَفِى الْفُؤَادِ شَغْافًا وَفِى الشَّغَافِ لَبًّا وَفِى لَبِّ سِرًّا وَفِى السِّرِّ أَنَا (الحديث القدسى)
Artinya: “Aku jadikan dalam rongga anak Adam itu mahligai dan dalam mahligai itu ada dada dan dalam dada itu ada hati (qalbu) namanya dan dalam hati (qalbu) ada mata hati (fuad) dan dalam mata hati (fuad) itu ada penutup mata hati (saghaf) dan dibalik penutup mata hati (saghaf) itu ada nur/cahaya (labban), dan di dalam nur/cahaya (labban) ada rahasia (sirr) dan di dalam rahasia (sirr) itulah Aku kata Allah”. (Hadis Qudsi)
Bagaimanakah maksud hadis ini? Tanyalah kepada ahlinya, yaitu ahli zikir, sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nahal ayat 43 :
فَاسَئَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Tanyalah kepada ahli zikrullah (Ahlus Shufi) kalau kamu benar-benar tidak tahu.”
            Karena Allah itu ghaib, maka perkara ini termasuk perkara yang dilarang untuk menyampaikannya dan haram pula dipaparkan kepada yang bukan ahlinya (orang awam), seabagimana dikatakan para sufi:
وَلِلَّهِ مَحَارِمٌ فَلاَ تَهْتَكُوْهَا
Artinya: “Bagi Allah itu ada beberapa rahasia yang diharamkan membukakannya kepada yang bukan ahlinyah”.
Nabi juga ada bersabda :
وَعَائِيْنِ مِنَ الْعِلْمِ اَمَّا اَحَدُ هُمَا فَبَشَتْتُهُ لَكُمْ وَاَمَّااْلأَخِرُ فَلَوْبَثَتْتُ شَيْئًا مِنْهُ قَطَعَ هَذَالْعُلُوْمَ يَشِيْرُ اِلَى حَلْقِهِ 
Artinya: “Telah memberikan kepadaku oleh Rasulullah SAW dua cangkir yang berisikan ilmu pengetahuan, satu daripadanya akan saya tebarkan kepada kamu. Akan tetapi yang lainnya bila saya tebarkan akan terputuslah sekalian ilmu pengetahuan dengan memberikan isyarat kepada lehernya.
اَفَاتُ الْعِلْمِ النِّسْيَانُ وَاِضَاعَتُهُ اَنْ تَحَدَّثْ بِهِ غَيْرِ اَهْلِهِ
Artinya : “Kerusakan dari ilmu pengetahuan ialah dengan lupa, dan menyebabkan hilangnya ialah bila anda ajarkan kepada yang bukan ahlinya.”
            Adapun tentang Ilmu Fiqih atau Syariat Nabi bersabda:
بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً
Artinya: “Sampaikanlah oleh kamu walau satu ayat saja”.
            Adapun Ilmu Fiqih tidak boleh disembunyikan, sebagaimana sabda Nabi SAW:
مَنْ كَتَمَ عِلْمًا لِجَمِّهِ اللهِ بِلِجَامٍ مِنَ النَّارِ
Artinya: “Barangsiapa yang telah menyembunyikan suatu ilmu pengetahuan (ilmu syariat) akan dikekang oleh Allah ia kelak dengan api neraka”.
            Adapun ilmu hakikat atau ilmu batin memang tidak boleh disiar-siarkan kecuali kepada orang yang menginginkannya. Memberikan dan mengajarkan ilmu hakikat kepada yang bukan ahlinya ditakuti jadi fitnah disebabkan pemikiran otak sebahagian manusia ini tidak sampai mendalami ke lubuk dasarnya yaitu ilmu Allah Ta’ala. Ibarat kayu di hutan tidak sama tingginya, air di laut tidak sama dalamnya, dan tanah di bumi tidak sama ratanya, demikian halnya dengan manusia. Maka ahli Zikir (ahlus Shufi) inilah yang mendekati maqam wali-wali Allah yang berada di bawah martabat para nabi dan rasul. Inilah makna tujuan Allah memerintahkan supaya bertanya kepada ahli Zikir, karena ahli Zikir adalah orang-orang yang senantiasa hati dan pikirannya selalu ingat kepada Allah serta senantiasa mendapat bimbingan ilham dari Allah SWT.
            Oleh karena itu, agar kita dapat mengenal Allah, maka kita harus mempunyai pembimbing rohani atau mursyid. Tentang hal ini Abu Ali ats-Tsaqafi bertaka, “seandainya seseorang mempelajari semua jenis ilmu dan berguru kepada banyak ulama, maka dia tidak sampai ke tingkat para sufi kecuali dengan melakukan latihan-latihan spiritual bersama seorang syeikh yang memiliki akhlak luhur dan dapat memberinya nasehat-nasehat. Dan barang siapa yang tidak mengambil akhlaknya dari seorang syeikh yang melarangnya, serta memperlihatkan cacat-cacat dalam amalnya dan penyakit-penyakit dalam jiwanya, maka dia tidak boleh diikuti dalam memperbaiki muamalah”.
            Namun tidaklah ilmu pengenalah kepada Allah ini diperoleh dengan mudah begitu saja seperti mempelajari ilmu syari’at, karena ada satu syarat yang paling utama yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengambil ilmu ini dengan dibai’at oleh seorang mursyid yang kamil mukamil yang masuk dalam rantai silsilah para syeikh tarekat sufi yang bersambung-sambung sampai kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu jalan satu-satunya bagi kita untuk dapat mengenal Allah adalah dengan mempelajari ilmu tarekat di bawah bimbingan seorang mursyid.

Tanya : Mengapa hati memegang peran penting di dalam mengenal Allah?
Jawab : Bila kita sebut nama hati, maka hati yang dimaksud di sini bukanlah hati yang merah tua seperti hati ayam yang ada di sebelah kiri yang dekat jantung kita itu. Tetapi hati ini adalah alam ghaib yang tak dapat dilihat oleh mata dan alat panca indra karena ia termasuk alam ghaib (bersifat rohani). Tiap-tiap diri manusia memiliki hati sanubari, baik manusia awam maupun manusia wali, begituja para nabi dan rasul. Pada hati sanubari ini terdapat sifat-sifat jahat (penyakit hati), seperti : hasad, dengki, loba, tamak, rakus, pemarah, bengis, takbur, ria, ujub, sombong, dan lain-lain. Tetapi bilamana ia bersungguh-sungguh di dalam tarekatnya di bawah bimbingan mursyidnya, maka lambat laun hati yang kotor dan berpenyakit tadi akan bertukar bentuknya dari rupa yang hitam gelap pekat menjadi bersih putih dengan mengikuti kegiatan suluk atau khalwat secara kontinyu. Manakala hati yang hitam tadi telah berubah menjadi putih bersih, barulah ia memberikan sinar. Hati yang putih bersih bersinar itulah yang dinamakan hati Rohani (Qalbu) atau disebut juga dengan diri yang batin.
            Seumpama kita bercermin di depan kaca, maka kita tidak akan dapat melihat apa yang ada dibalik cermin selain muka kita, karena terhalang oleh cat merah yang melekat disebaliknya. Tetapi bila cat merah itu kita kikis habis, maka akan tampaklah di sebaliknya bermacam-macam dan berlapis-lapis cermin hingga sampai menembus ke alam Nur, alam Jabarut, alam Lahut, hingga alam Hadrat Hak Allah Ta’ala.
            Itulah sebabnya bila kita hanya baru sebatas mengenal hati sanubari saja, maka yang kita lihat hanya diri kita saja, sebab ditahan oleh cat merah tadi, yaitu sifat-sifat jahat seperti: takabbur, ria, ujub, dengki, hasad, pemarah, loba, tamak, rakus, cinta dunia, dan berbagai penyakit hati lainnya. Tetapi bila mana cat merah itu telah terkikis habis, barulah ia akan menyaksikan alam yang lebih tinggi dan mengetahuilah ia segala rahasia termasuk dirinya dan hakikatnya dan juga alam seluruhnya dan akhirnya mengenallah ia akan Tuhannya. Itulah sebabnya para wali-wali Allah itu lahir dari para sufi yaitu orang-orang yang telah berhasil membersihkan hatinya dengan bantuan mursyidnya pada zahir sedang pada hakikatnya dengan qudrat dan iradat Allah Ta’ala. Di sinilah terletak wajibnya mengenal diri untuk jalan mengenal Allah.
Diposting 1st January 2013 oleh Kalempau
  
22  Lihat komentar
JAN
1
ILMU HATI (ILMU TAREKAT)

Hati memegang peranan penting bagi manusia. Baik dan buruknya seseorang ditentukan oleh hati sebagaimana Hadis Nabi:
...اَلاَوَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُدْغَةً اِذَاصَلُحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ آلآوَهِيَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal darah, bila ia telah baik maka baiklah sekalian badan.Dan bila ia rusak, maka rusaklah sekalian badan. Dan bila ia rusak maka binasalah sekalian badan, itulah yang dikatakan hati”.

Demikianlah pentingnya peranan hati bagi manusia, oleh sebab itu manusia wajib menjaga kesucian hatinya. Adapun yang menjadi penyebab kotornya hati manusia itu adalah disebabkan berbagai penyakit yang terdapat padanya sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah:
فِى قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ
“Di dalam hati mereka ada penyakit”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)

Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin terdapat 6666 ayat Al-Qur’an dan 6666 urat di dalam tubuh manusia, demikian halnya dengan hati manusia, ada 6666 penyakit di dalam hati manusia. Dari sekian banyak penyakit yang ada di dalam hati manusia, ada beberapa penyakit hati yang paling berbahaya, di antaranya: hawa nafsu, cinta dunia, loba, tamak, rakus, pemarah, pengiri, dendam, hasad, munafiq, ria, ujub, takabbur. Jadi bila tidak diobati, maka sambungan ayat mengatakan:
فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا
“Lalu ditambah Allah penyakitnya”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)
            Demikianlah bahayanya apabila manusia itu tidak segera membersihkan hatinya, maka Allah akan terus menambah penyakitnya. Oleh sebab itu kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu ia harus mensucikan hatinya sebagaimana firman Allah:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّ
“Beruntunglah orang yang mensucikan hatinya dan mengingat Tuhan-Nya, maka didirikannya sembanhyang”. (Q.S. 87 Al-A’la: 14-15)
            Dari penjelasan surah Al-A’la di ayat 14 dan 15 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada tiga kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada manusia:
1. Kewajiban Mensucikan Hati
            Di dalam surah Al-A’la ayat 14 Allah menyatakan bahwa orang-orang yang telah mensucikan hatinya sesungguhnya telah memperoleh keberuntungan. Lalu dibenak kita timbul beberapa pertanyaan:
-          Apa yang dimaksud dengan hati yang bersih?
-          Bagaimana cara membersihkan hati?
-          Mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung?
-          Apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya?
Pertama, apa yang dimaksud dengan hati yang bersih? Menurut Syekh Muda ahmad Arifin yang dimaksud dengan hati yang bersih yaitu tidak ada di dalam hati itu selain Allah. Artinya seseorang yang disebut hatinya bersih adalah orang yang senantiasa selalu mengingat Allah. Itulah sebabnya para sufi berkata:
قَلْبُ الْمُؤْمِنِيْنَ بَيْتُ اللهُ
“Hati orang mukmin itu adalah rumah Allah”.
            Kedua, bagaimana cara membersihkan hati? Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin satu-satunya cara membersihkan hati yaitu dengan mempelajari ilmu hati. Ilmu hati ini lazim disebut dengan beberapa nama di antaranya: ilmu batin, ilmu hakikat, ilmu tarekat. Menurutnya tujuan mempelajari ilmu hati adalah untuk mengenal Allah, sebab hati merupakan sarana yang telah ditetapkan oleh Allah untuk dapat menyaksikan-Nya sebagaimana firman Allah:
مَاكَذَبَ الْفُؤَادُ مَارَآى
“Tidak dusta apa yang telah dilihat oleh mata hati”. (Q.S. An-Najm: 11)
            Jadi hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Apabila kita telah dapat mengenal Allah, barulah kita dapat mengingat-Nya. Dan mengingat Allah merupakan satu-satunya cara untuk membersihkan hati sebagaimana Hadis Nabi:
لِكُلِّ شَيْءٍ صَقَلَةٌ وَصَقَلَةُ الْقَلْبُ ذِكْرُاللهُ
“Segala sesuatu ada alat pembersihnya dan alat pembersih hati yaitu mengingat Allah”.
            Ketiga, mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung? Menurut Syekh Ahmad Arifin penyebab Allah menyebut orang-orang yang telah mensucikan hatinya sebagai orang-orang yang beruntung adalah disebabkan karena sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah. Menurut al-Ghazali hati manusia berfungsi sebagai cermin yang hanya bisa menangkap cahaya ghaib (Allah) apabila tida tertutup oleh kotoran-kotoran keduniaan. Sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang disebut sebagai orang-orang yang beruntung.
            Keempat, apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya? Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Tuhannya. Itulah sebabnya Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَا
“Beruntunglah orang yang telah mensucikan hatinya dan merugilah orang yang telah mengotorinya”. (Q.S. 91 As-Syamsi: 9-10)
            Itulah sebabnya pada ayat di atas Allah memuji orang-orang yang telah mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinya yang dapat mengenal Allah. Adapun orang-orang yang mengotorinya adalah orang-orang yang merugi, karena sesungguhnya orang-orang yang hatinya kotor tidak akan pernah dapat mengenal Tuhannya.
2. Kewajiban Mengingat Allah
            Kewajiban yang kedua adalah mengingat Allah, sebab mustahil kita dapat mengingat Allah kalau kita belum mengenal-Nya dan mustahil kita dapat mengenal-Nya kalau kita belum pernah berjumpa. Dan mustahil kita dapat berjumpa dengan Allah tanpa terlebih dahulu menyertakan diri dan belajar kepada orang yang telah dapat beserta Allah. Itulah sebabnya Nabi memerinthakan kepada kita agar menyertakan diri kepada orang yang telah serta Allah sebagaimana sabda Nabi:
كُنْ مَعَ اللهُ وَاِنْ لَمْ تَكُنْ مَعَ اللهِ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَإِنَّهُ يُوْصِلُكَ اِلَى اللهِ
“Sertakanlah kepada Allah, apabila kamu tidak dapat beserta Allah maka sertakanlah dirimu kepada orang yang telah serta Allah, maka ia akan mengenalkan kamu kepada Allah”.
            Berdasarkan Hadis di atas, maka kewajiban pertama bagi manusia adalah mencari guru (wasilah) agar ia dapat memperoleh pengenalan kepada Tuhannya. Setelah manusia itu dapat mengenal Allah maka kewajiban kedua baginya adalah mengingat Tuhan-Nya.
3. Kewajiban Mengerjakan Shalat
            Shalat merupakan tiang agama yang dilaksanakan apabila kita telah melaksanakan kewajiban pertama dan kedua, sebab tujuan shalat adalah untuk mengingat-Nya sebagaimana firman Allah:
اِنَّنِى أَنَااللهُ لاَإِلَهَ اِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِى وَأَقِمِ الصَّلَوةَ لَذِكْرِى
“Sesungguhnya Aku inilah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (Q.S. 20 Thaha: 14)
            Firman Allah di atas senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14 dan 15 yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mengetahui secara jelas persamaan makna yang terdapat pada kedua ayat tersebut penulis akan menguraikan kalimat perkalimat pada surat Thaha ayat 14 serta membandingkannya dengan surat Al-A’la ayat 14.
            Pertama, pada bagian awal surat Thaha ayat 14 Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”. Bila kita menganalisis firman Allah tersebut maka dapatlah kita ketahui bahwa sesungguhnya Allah itu ingin dikenal. Firman Allah pada surat Thaha tersebut senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Makna beruntung pada ayat ini adalah bahwa keuntungan yang diperoleh oleh orang-orang yang mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Allah. Bahkan bila kita analisis lebih jauh selain memiliki persamaan makna, kedua ayat tersebut juga memiliki kaitan di mana ayat yang satu berfungsi sebagai penjelas bagi yang lain. Pada surah Thaha Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”. Ayat tersebut mengintruksikan kepada manusia kewajiban untuk mengenal Allah. Pada surah al-A’la ayat 14 Allah berfirman: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Pada ayat ini Allah memuji orang-orang yang mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang dinyatakan Allah sebagai orang-orang yang beruntung. Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa firman Allah pada surat Thaha ayat 14 keduanya mengindikasikan bahwa kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu mensucikan hatinya agar ia dapat mengenal Tuhannya.
            Kedua, pada bagian tengah surat Thaha Allah berfirman: “Tiada Tuhan selain Aku”. Bila kita analisis firman Allah di atas, maka dapat kita ketahui bahwa maksud yang terkandung di dalamnya adalah perintah untuk mengingat-Nya, sebab kalimat  “Tiada Tuhan selain Allah”, bermakna tidak ada yang boleh diingat selain Allah. Firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Dan mengingat Tuhannya”. Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa kewajiban yang kedua bagi manusia adalah mengingat Tuhannya.
            Ketiga, pada bagian akhir surat Thaha Allah berfirman: “Sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. Bila kita analisis pada ayat di atas bahwa printah sembah datang setelah terlebih dahulu Allah memerintahkan untuk mengenal dan mengingatnya. Perintah sembah tersebut diwujudkan dengan mendirikan shalat yang tujuannya adalah untuk mengingat-Nya. Firman Allah tersebut senada dengan firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Maka dirikanlah shlalat”. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kedua ayat tersebut sama-sama mengindikasikan bahwa shalat merupakan kewajiban ketiga.
            Dari penjelasan di atas dapatlah kita ketahui mengapa para sufi menaruh perhatian besar terhadap hati (qalb) dan menempatkan shalat sebagai kewajiban ketiga. Karena sesungguhnya perintah shalat itu diterima setelah terlebih dahulu Jibril mensucikan hati Nabi Muhammad sebelum ia menghadap Allah. Sebab Allah itu tidak dapat dilihat oleh mata kepala Nabi Muhammad tetapi hanya dapat dilihat oleh mata hati Nabi Muhammad. Oleh sebab itu sebelum Nabi Muhammad berjumpa dengan Allah, terlebih dahulu Jibril mensucikan hatinya, agar nur yang ada di dalam mata hatinya itu dapat memancar, sebab dengan nur itulah Nabi Muhammad dapat menyaksikan Allah. Itulah sebabnya di dalam surah al-Isra’ ayat 1 Allah menggunakan kalimat Maha Suci, sebab Allah itu Maha Suci dan hanya dapat dilihat oleh hamba-hamba-Nya apabila mereka telah mensucikan hati mereka.
            Adapun makna Jibril mensucikan hati Nabi Muhammad menurut Syekh Muda Ahmad Arifin pada hakikatnya adalah sesungguhnya Malaikat Jibril menyampaikan pengenalan kepada Allah dalam istilah ilmu tarekat lazim disebut dengan bai’at. Praktik bai’at yang diterima oleh Nabi dari gurunya Malaikat Jibril diteruskan kepada Ali ibn Abi Thalib dan praktik seperti ini terus berlanjut dari guru ke murid dalam rangkaian silsilah hingga saat ini. Praktik bai’at yang diterapkan di kalangan ahli tarekat sesungguhnya mengacu pada pola yang dilaksanakan oleh Nabi. Jadi berdasarkan tradisi bai’at inilah muncul istilah bahwa “Barangsiapa yang tidak mempunyai syekh maka gurunya adalah setan” sebab Nabi sendiri tidak dapat mengenal Allah tanpa berguru kepada Malaikat Jibril, apalagi kita sebagai manusia biasa yang hina dan dhaif yang tidak mempunyai kedudukan apa-apa di sisi Allah maka mustahil dapat mengenal Allah tanpa guru. Oleh sebab itu Nabi bersabda:
اَلْعِلْمُ عِلْمَانِ فَعِلْمُ بَطِنِ فِى قَلْبِى فَذَالِكَ هُوَ نَفِعِى
“ilmu itu ada dua macam, adapun ilmu batin yang di dalam hati itu jauh lebih bermanfaat”.
            Dari penjelasan Hadis di atas dapatlah kita ketahui bahwa tidak hanya para sufi yang menaruh perhatian besar terhadap hati, bahkan Nabi sendiri lewat Hadisnya secara tegas menyatakan keutamaan ilmu hatilah manusia dapat mengenal Allah.
            Menurut Syekh Ahmad Arifin kekeliruan umat Islam saat ini adalah tidak mau mempelajari ilmu hati dan lebih mengutamakan ilmu syari’at. Oleh sebab itu menurutnya mayoritas umat Islam saat ini tidak mengenal yang mereka sembah dan sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata sebagaimana firman Allah:
فَوَيْلٌ لِلْقَسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِنْ ذِكْرِاللهِ أُلَئِكَ فِى ضَلَلٍ مُّبِيْنٍ
“Maka celakalah bagi orang yang hatinya tidak dapat mengingat Allah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S. 39 az-Zumar: 22)
            Demikianlah celaan Allah terhadap orang-orang yang tidak dapat mengingat-Nya, yang kesemuanya itu disebabkan karena mereka tidak mempelajari soal hati. Namun kebanyakan umat Islam saat ini tidak tahu kalau mereka itu tidak tahu. Mereka menganggap bahwa amal ibadah mereka dapat diterima oleh Allah SWT, karena merasa bahwa tauhid mereka telah sempurna, padahal sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya orang-orang yang bertauhid si sisi Allah adalah orang-orang yang telah mempelajari ilmu hati. Sebab hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Jadi sesungguhnya orang-orang yang tidak mempelajari ilmu hati adalah orang-orang yang bertauhid di sisi manusia tetapi sesungguhnya kafir di sisi Allah, sebab tauhid mereka hanya di lidah, namun hatinya tidak pernah menyaksikan Allah. Mereka menganggap bahwa dengan mengucap dua kalimah syahadat dan percaya dalam hati berarti telah Islam dan beriman di sisi Allah. Padahal keislaman dan keimanan mereka itu barulah sebatas percaya kepada Allah. Oleh sebab itu orang-orang yang mengabaikan atau tidak mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat) sesungguhnya adalah orang-orang yang mengabaikan tauhid.
            Dari uraian di atas dapatlah kita ketahui betapa pentingnya mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat). Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu tauhid yang sesungguhnya adalah dengan mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat).
Diposting 1st January 2013 oleh Kalempau
 
16  Lihat komentar
JAN
1
TUNTUNAN BERZIKIR
Dzikir Syariat : “La Ilaha Illallah” diucapkan berulang2 dgn lisan sampai masuk kedalam hati sehingga lisan/mulut tak berucap lagi, rahasia dzikir ini terdiri dari 12 huruf yg sama maknanya dengan Waktu 12 jam, dzikir ini selalu dikumandangkan oleh para malaikat bumi (Malaikatul Ahyar) ketika ALLAH SWT menciptakan setiap makhlukNYA di muka bumi.
Dzikir Tarekat : “ALLAH”ALLAH”ALLAH” diucapkan berulang2 di dalam hati saja dengan pengosongan pikiran fana (hampa) lalu fokus pada nama tadi sehingga nama ALLAH tadi membuat & menciptakan alam bayangan hidup  didepan mata anda sendiri, jangan kaget & takut oleh fenomena tersebut karena para jin syetan selalu mengintai anda tetapi berlindunglah Kepada ALLAH SWT yang Maha Menjaga Orang Beriman dgn ayat & doa : audzu billahi minas syathanir rajim…………… La ilaha illallah anta subhanaka inni kuntu minaz zhalimin……….lalu lafazkan… ALLAHU SALAMUN HAFIZHUN WALIYYUN WA MUHAIMIN ( Allah Yang Maha sejahtera, Maha Memelihara, Maha Melindungi lagi Maha Menjaga Hambanya yg beriman).
Dzikir Hakikat : “HU”HU”HU (DIA ALLAH) diucapkan dalam hati saja dengan keadaan fana (hampa) melalui perantaraan tarikan Nafas ke dalam sampai ke perut, usahakan perut tetap keras biarpun nafas telah keluar, dalam bahasa ilmu tenaga dalam ini adalah metode pemusatan power lahiriah dari perut, dalam istilah cina yin & yang ini adalah penyembuhan/pengobatan pada diri secara bathiniah dan kesemuanya itu benar adanya karena pusat perut adalah sumber daya energi kekuatan manusia secara lahiriah & bathiniah serta secara hakikat dzikir”HU” sebenarnaya tempatnya pada pusat perut dengan perantaraan cahaya nafas yg sangat berharga pada manusia.
Dzikir Ma’rifat : ” HU”AH”-”HU”AH”-HU”AH” atau HU-WAH” (Dia ALLAH Bersamaku”) sebenarnya bunyi dzikir ini sudah perpaduan antara hakikat & ma’rifat, dzikir tersebut dilantunkan dalam hati saja dengan gerakan nafas “HU” masuk kedalam “AH” keluar nafas, pada para sufi (wali Allah) ini adalah dzikir kenikmatan, kecintaan ( Mahabbatullah) yang sangat luas faedah hidayahnya & karomahnya sehinngga dapat menyingkap tabir rahasia2 Allah Swt pada gerakan kehidupan ini.
Diposting 1st January 2013 oleh Kalempau
 
14  Lihat komentar
JAN
1
KENALI JASAD, JIWA, RUH DAN HATI ANDA

Pada umumnya orang hanya mengetahui manusia itu hanya terdiri dari jasad dan ruh. Mereka tidak memahami sesungguhnya manusia terdiri dari tiga unsur , iaitu:
Jasad, Jiwa dan Ruh.
Ini dapat dibuktikan dalam firman Allah Taala surah Shaad (38:71-73) yang bermaksud:
Ingatlah ketika Tuhan MU berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya, maka Ku tiupkan kepadanya Ruh Ku. Maka hendaklah kamu tunduk bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuannya.
Pada ayat yang lain pula, Allah menjelaskan tentang penciptaan jiwa (nafs). Surah Asy Syams (91:7-10) . Firmanya yang bermaksud:
Dan demi nafs (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah ilhamkan kepada nafs itu jalan ketaqwaaan dan kefasikannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya dan sesungguhnnya rugilah orang yang mengotorinya.
Selain itu, Allah juga berfirman dalam Al Quran tentang proses kejadian jasad (jisim). Surah Al Mukminun (23:12-14):
Dan sesungguhnya Kami telah menciptkan manusia dari saripati dari tanah, Kemudian jadilahlah saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-tulang ini Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk berbentuk lain, maka maha suci Allah. Pencipta yang paling baik.
Jasad
Jasad atau jisim adalah angggota tubuh manusia terdiri dari mata, mulut, telinga, tangan, kaki dan lain-lain. Ia dijadikan dari tanah liat yang termasuk dalam derejat paling rendah. Keadaannya dan sifatnya dapat mecium, meraba, melihat. Dari jasad ini timbullah kecenderungan dan keinginan yang disebut Syahwat. Ini dijelaskan dalam Al Quran Surat Ali Imran, yang bermaksud:
Dijadikan indah pada pandangan manusia , merasa kecintaan apa-apa yang dingininya (syahwat) iaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang bertimbun dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatan ternakan dan sawah ladang, Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat sebaik-baik kembali.

Jiwa (Nafs)
Kebanyakan orang mengaitkannya dengan diri manusia atau jiwa. Padahal ianya berkaitan dengan derejat atau kedudukan manusia yang paling rendah dan yang paling tinggi. Jiwa ini memiliki dua jalan iaitu:
Menuju hawa nafsu (nafs sebagai hawa nafsu)
Menuju hakikat manusia (nafs sebagai diri manusia)
Hawa nafsu. Hawa nafsu lebih cenderung kepada sifat-sifat tercela, yang menyesatkan dan menjauhkan dari Allah. Sebagaimana Allah Taala berfirman surah (Shaad :26) yang bermaksud:
..... dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, kerana ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah
Kaitan hati dan hawa nafsu.
Hati memainkan peranan yang sangat penting dalam diri manusia ia menjadi sasaran utama kepada Syaitan. Syaitan sedaya upaya menutupi hati manusia dari menerima Nur llahi. Sebagaimana sabda Rasulullah yang bermaksud:
Jikalau tidak kerana syaitan-syaitan itu menutupi hati anak Adam, pasti mereka boleh milihat kerajaan langit Allah
Cara syaitan menutupi hati manusia itu dengan cara –cara tertentu iaitu dengan menghidupkan hawa nafsu tercela dan yang membawa ke arah maksiat. Semuanya sudah tersedia berada adalam diri manusia, ianya dikenali dengan nafsu ammarah bissu, nafsu sawiyah dan nafsu lawammah..
Para ahli tasawwuf mengatakan bahawa syaitan (anak iblis) memasuki hati manusia melalui sembilan lubang anggota manusia iaitu dua lubang mata, dua lubang hidung, kedua lubang kemaluan dan lubang mulut. Buta manusia bukan buta biji matanya tetapi buta hatinya sebagaimana bukti yang dijelaskan dalam Firman Allah dalam surah (Al Hajj :46) bermaksud:
Kerana sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi yang buta ialah hati di dalam dada.
Mereka juga mengatakan yang membutakan hati ialah kejahilan atau tidak memahami tentang hakikat perintah Allah SWT. Kejahilan yang tidak segera diubati akan menjadi semakin bertimbun. Allah SWT berfirman dalam surah (Al Baqarah:2-9) yang bermaksud:
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka yang menipu diri sendiri, sedangkan mereka tidak menyedarinya.
Demikian bahayanya penyakit hati yang dihembuskan syaitan melalui hawa nafsu manusia. Sehingga Rasulullah pernah berpesan setelah kembali dari perang Badar. Beliau bersabda :
Musuhmu yangterbesar adalah nafsymu yang berada di antara kedua lambungmu (Riwayat Al-Baihaki)
Jihad yang paling utama adalah jihad seseorang untuk dirinya dan hawa nafsunya.(Riwayat Abnu An-Najari)
Diri Manusia
Nafs atau jiwa sebagai diri manusia adalah suatu yang paling berharga kerana ia berkaitan dengan nilai hidup manusia dan nafs yang diberi rahmat dan redha oleh Allah. Sebagaimana firmannya dalam surah (Al-Fajr : 27-30 ) yang bermaksud:
Hai jiwa yang tenang (Nafsu Mutmainnah), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diredhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, masuklah ke dalam syurgaKu.
Dan lagi dalam surah (Yusuf: 53) yang bermaksud:
Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh ke arah kejahatan, kecuali nafsu yang beri rahmat oleh Tuhanku.
Berkaitan dengan sabda Rasulullah yang berbunyi:
Barang siapa yang mengenal dirinya , maka ia mengenal Tuhannya.
Hadis ini menyatakan syarat untuk mengenal Allah adalah mengenal diri. Diri atau nafs di sini adalah nafs mutmainnah iaitu nafsu yang tidak terpengaruh oleh goncangan hawa nafsu dan syahwat.
Setiap manusia mempunyai nafs yang berbeza. Ada nafs yang menuju jalan cahaya ada nafs yang menuju jalan kegelapan.
Bagi nafs yang menuju kegelapan atau nafs tercela yang tidak sempurna ketenangannya terutama ketika lupa kepada Allah disebut nafsu lawammah. Firman Allah Taala dalam surah
(Al Qiyammah:2) yang bermaksud:
Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat tercela (nafsu lawammah)
Nafsu ini hanya dapat dikenali dan disaksikan dengan kemampuan tertentu manusia iaitu dengan pancaran batin. Sebagaimana firman Allah dalam surah (Al-Araaf:26) yang bermaksud:
Pakaian taqwa yang menjaga mu dari kejahatan itu adalah yang paling baik.
Ruh
Ruh mempunyai dua arah pengertian iaitu :
a. Sebagai nyawa
b. Sebagai suatu yang halus dari menusia (pemberi cahaya kepada jiwa)
Ruh sebagai nyawa kepada jasad atau tubuh . Ia ibarat sebuah lampu yang menerangi ruang. Ruh adalah lampu, ruang adalah sebagai tubuh. Jika lampu menyala maka ruangan menajdi terang. Jadi tubuh kita ini boleh hidup kerana ada ruh (nyawa)
Manakala dalam pengertian yang kedua, Ruh sebagai sesuatu yang merasa, mengerti dan mengetahui. Hal ini sangat berhubung dengan hati yang halus atau hati ruhaniyyah yang disebut sebagai Latifah Rabaniyyah (hati erti kedua)
Dalam Al-Quran kata ruh disebut dengan sebutan Ruhul Amin, Ruhul Awwal dan Ruhul Qudsiyah.
Ruhul Amin yang bermaksud adalah malaikat Jibrail. Firman Allah dalam surah (Asy-Syu’ araa:192-193) yang bermaksud:
Dan sesungguhnya Al- Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa oleh Ar Ruh Al –Amin (Jibrail)
Ruhul Awwal yang bermaksud nyawa atau sukma bagi tubuh manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surah (As-Sajdah:9) yang bermaksud:
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuhnya ruh Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati , tetapi kamu sedikit sekali bersyukur
Ruh Qudsiyah yang bermaksud ruh yang datang dari Allah (bukan Jibrail), tetapi yang menjdi penunjuk dan pengkhabar gembira bagi orang-orang beriman. Ini adalah ruh yang disucikan dihadirat Allah. Ia bercahaya apabila nafsu mutmainnah telah sempurna.
Hati
Hati merupakan raja bagi seluruh diri manusia dan tubuh. Perilaku dan perangai seseorang merupakan cerminan hatinya. Dari hati inilah pintu dan jalan yang dapat menghubungkan manusia dengan Allah. Dengan demikian untuk mengenal diri harus dimulai dengan mengenal hati sendiri.
Hati mempunyai dua pengertian:
Hati jasmani iaitu sepotong daging yang terl;etak di dada sebelsah kiri, hati jenis ini haiwan pun memilinya.
Hati Ruhaniyyah iaitu sesuatu yang halus. Hati yang merasa, mengerti, mengetahui, dierpinta dituntut. Dinalai juga dengan Latifah Rabaniyyah.
Hati Ruhaniyyah inilah merupakan tempat iman dan tempat mengenal diri . Sebagaimana firma Allah dalam surah (Ar-Ra’d:28) yang bermaksud:
Iaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tanang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenang.
Hadis qudsi yang bermaksud:
Tidak akan cukup menaggung untuk Ku bumi dan langitKU tetapi cukup bagiKu hanyalah hati (qalb) hambaKu yang nukamin (Riwayat Ad Darimi)
Nafsu Mutmainnah
Bila hati manusia jauh dari goncangan yang disebabkan bisikan syaitan, hawa nafsu dan syahwat , maka ia disebut nafs Mutmainnah, Apabila ia tunduk dan redha kepada Allah sepenuhnya, maka ia disebut nafs mardhiyyah (nafs yang redha)
Namun jika manusia membiarkan hatinya berada dalam pengaruh hawa nafsu dan syahwat, maka ia akan menjadi orang yang tersesat, lama kelamaan tergelicir dan dimurkai Allah, Sebagaimana Firman Allah dalam surah (Jaastsiyah:23) yang bermaksud:
Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu Nya dan Allah telah mengunci mata pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat. Maka mengapa kamu tidak mengambil iktibarnya.
Ingat hawa nafsu dan syahwat bukan dibunuh atau dihilangkan, tetapi dikawal oleh nafsu mutmainnah. Di mana ada saatnya hawa nafsu ini perlu dikeluarkan. Sebagaimana firma Allah dalam surah (An Nazi’at:40-41) yang bermaksud:
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan manahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya.
Nah, jika hati kita telah diselubungi oleh nafsu mutmainnah, maka nafsu mutmainnah inmi menajdfi imam (penunjuk) bagi selruh tubuh dan dirinya, sseeunggunya nafsu mutmainnah inilah disebit-sebut sebagai jati diri manusia (hakikat dari manusia). Allah berfirma dalam surah (Al Araaf:172) yang bermaksud:
Dan Ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman : ”Bukakankan Aku ini Tuhanmu”, mereka menjawab :”Bahkan engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan demikaian agar di hari akhirat kelak kamu tidak mengatakan: sesunggunya kami adalah oran-orang lalai terhadap keesaaaan Mu.
Jika hati yang sakit, maka lupa terhadap perjanjian kita dengan Allah yang pernah diucapkan seperti dalam surah Al Araaf ayat 172 di atas.
Tapi di antara sekian banyak manusia, ada yang yang berjaya menyihatkan kembali jiwanya (nafsu mutmainnah). Apabila jiwa kita telah hidup, bercahaya, sihat kembali, maka jiwa ini akan dapat melihat kerajaan langit Allah. Dalam hal ini bila Ruhul Qudsiyah telah menyala dan bersinar , maka jadilah hatinya rumah Allah , orang-orang yang berjaya ini disebut Ahli Al- Bait. Sebagiamana firman Allah dalam surah (Ali Imran:164) yang bermaksud:
Sesunggunya Allah telah memeberi kurnia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihakan jiwa mereka dan mengajarakan mereka al kitab dan al hikmah. Dan sesungguhnya sebelum itu, mereka adalagh benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Lagi, sabda Rasulullah yang bermaksud:
Hati oarmg-orang beriman adalah Baitullah (Rumah Allah)
Jadi, Ruhul qudsiyah adalah kenyataan Allah dalam diri manusia. Allah Taala adalah sumber cahaya langit dan bumi dan ruhul qudsiyah adalah sunber cahaya yang ada dalam hati yang digambarkan sebagai pelita, Sebagaimana firmanNya dalam surah (An Nuur:35) yang bermaksud:
...Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahayaNya adalah seperti sebuah lubang yang tak tertimbus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita ini di dalam kaca dan kaca ini seakan-akan bintang yang memantulkan cahaya seperti mutiara.
Diposting 1st January 2013 oleh Kalempau
 
5  Lihat komentar
JAN
1
RAHASIA MAKRIFAT  : MAKRIFAT TAUHIDUL IMAN

Makrifat adalah nikmat yang teramat besar, bahkan kenikmatan syurga tiada sebanding dengan nikmat menatap wajah Allah secara langsung. Itulah puncak dari segala puncak kenikmatan dan kebahagiaan.
Rasulullah SAW  sendiri menjanjikan hal ini dan baginda pernah menyebut bahawa umatnya dapat melihat Allah SWT di saat fana  maupun jaga (sadar). KezahiraNya sangat nampak pada hamba. Hadis qudsi Al insanu syirri wa ana syirrohu (Adapun insan itu Rahasiaku Dan Aku pun Rahasianya).
Firman Allah: Kuciptakan Adam dan anak cucunya seperti rupaku (Khalakal insanu ala surati Rahman). Kesimpulannya insan itu terdiri daripada tiga unsur, iaitu Jasad, Ruh/Nyawa dan Allah. Maka dengan itu hiduplah hamba.
Adapun Jasad, Nyawa, dan Allah taala, bagaikan sesuatu  yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Umpama  langit, bumi, dan makhluk yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Bagaimanapun pandangan insan terhadap Tuhannya adalah berbeza-beza, mengikut tahap pencapaian ilmu masing-masing.
Pada pandangan amnya, Allah Taala itu satu, dan hamba menyembahNya bersama-sama dan beramai-ramai, tetapi sebenarnya  (hakikatnya) bukan begitu. Itu hanya sangkaan umum saja.  Dari segi makrifat  Allah SWT  itu Esa pada wujud hamba.  Dalilinya, QS  Al Qaf 50:16: Aku lebih dekat dari urat lehernya. QS Az Zariyat51 :21: Dalam diri kamu mengapa tidak kamu perhatikan.
Masing-masing  hamba sudah mutkak (esa dengan Tuhannya), satu persatu (esa) diberi sesembahan (Allah di dalam diri), kenapa berpaling mencari Tuhan yang jauh, ini sungguh melampaui batas (tidak makrifat).
Dalilnya, QS Al Hadid 57:4: Aku beserta hambaku di mana saja dia berada. Oleh itu,  janganlah risau dan takut Allah sentiasa bersama kita ke mana sahaja kita pergi.
Sekarang, mari kita lihat pula bagaimana Nabi Musa melihat Tuhannya, seperti mana yang diceritakan di dalam Al Quran.  Allah SWT berfirman mengisahkan permintaan Musa untuk melihatNya QS Al A’raaf 7:143:
Dan tatkala Nabi Musa datang pada waktu yang kami telah tentukan itu, dan Tuhannya berkata-kata dengannya,  maka Nabi Musa (merayu dengan) berkata:” Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku (Dzat-Mu Yang Maha Suci) supaya aku dapat melihat-Mu.”  Allah berfirman: ”Kamu sekali-kali tidak dapat  melihat-Ku,
(rahasianya:  tidak ada siapa yang dapat melihat Allah,  hanya Allah dapat melihat Allah.  Hamba terdinding daripada Allah,  kerana selain wujud Allah, masih ada Rasa wujud Hamba).
tetapi pandanglah ke gunung itu,
(Pada ketika Nabi Musa memandang gunung itu,  begitu juga Allah Taala berpisah sementara daripada jiwa Nabi Musa, maka Nabi Musa pengsan,  bukannya mendengar akan letusan gunung tersebut)
jika ia tetap berada di tempatnya (sebagaimana sediakala) nescaya kamu dapat melihat-Ku.
(” Engkau adalah aku, aku adalah engkau “, apa yang disaksikan Nabi Musa adalah menyaksikan dirinya di luar dirinya untuk sementara waktu, setelah Allah bertajalli  (menzahirkan kebesaran-Nya) kepada gunung itu, (maka)  tajalinya itu  menjadikan gunung itu hancur lebur dan nabi Musa pun jatuh pengsan.)
Setelah Nabi Musa  sedar, dan berkata: ” Maha Suci Engkau (wahai Tuhanku), aku bertaubat kepada Engkau dan akulah orang yang pertama beriman (pada zamanku)” 
Demikian sedikit paparan tentang Nabi Musa melihat Tuhannya. Dan jelaslah Allah dapat dilihat tetapi bukannya dengan mata kasar, yang dilihat dengan mata kasar itu adalah hijab, oleh itu jangan tersalah, hati-hati, kalau tersalah boleh  menjadi syirik dan kufur.
Maha Suci Allah Yang Maha Berkuasa, tiada daya sekalian makhluk melainkan Allah.
Diposting 1st January 2013 oleh Kalempau
 
6  Lihat komentar
JAN
1
RAHASIA MAKRIFAT: RAHASIANYA MENGENAL ZAT ALLAH DAN ZAT RASULULLAH

Ada pun makrifat itu rahsianya ialah mengenal Zat Allah dan Zat Rasulullah,oleh kerana itulah makrifat dimulakan:-
1. Makrifat diri yang zahir.
2. Makrifat diri yang bathin.
3. Makrifat Tuhan.
APA GUNA MAKRIFAT?
Ada pun guna makrifat kerana mencari HAKIKAT iaitu mengenal yang Qadim dan mengenal yang baharu sebagaimana kata:

"AWALUDDIN MAKRIFATULLAH"

Ertinya: Awal ugama mengenal Allah.
Maksudnya mengenal yang mana Qadim dan yang mana baharu serta dapat mengenal yang Qadim dan yang baharu,maka dapatlah membezakan diantara Tuhan dengan hamba.
BAITULLAH KALBU MUKMININ

Sesungguhnya hati ini sewaktu bayi sehingga aqil baliq diibaratkan bunga yang sedang menguntum,tidak ada seekor ulat atau kumbang yang dapat menjelajahnya! apabila dewasa (aqil baliq) maka hati itu ibaratkan bunga yang sedang mengembang,maka masuklah ulat dan kumbang menjelajah bunga itu!
Sesungguhnya amalan makrifat dan zikir yang dibaiah itu adalah untuk membersihkan hati agar dapat menguntum semula seperti hati kanak-kanak yang suci-bersih!
Hati ini juga seperti satu bekas menyimpan gula yang tertutup rapat dan dijaga dengan baik! sekiranya tutup itu tidak jaga dengan baik atau tutupnya sudah rosak,maka masuklah semut hitam yang sememangnya gula itu makanannya!

PEPERANGAN
Peperangan yang lebih besar dari perang UHUD, KHANDAK dan lain-lain peperangan ialah "Peperangan dalam diri sendiri (Hati)", setiap saat denyut jantung ku ini, aku akan terus berperang.Sesungguhnya iblis itu menanti saat dan ketika untuk merosakkan anak Adam !Sekiranya aku tidak ada bersenjata (zikir), nescaya aku pasti kecundang!Keluar masuk nafas anak Adam adalah zikir! 6,666 sehari semalam nafas keluar dan masuk, sekiranya anak Adam tidak bersenjata, pasti ia kecundang!

ASAL USUL MAKRIFAT

Rasulullah SAW mengajar kepada sahabatnya Saidina Ali Karamullah.Saidina Ali Karamullah mengajar kepada Imam Abu Hassan Basri.Imam Abu Hassan Basri mengajar kepada Habib An Najmi.Habib An Najmi mengajar kepada Daud Attaie.Daud Attaie mengajar kepada Maaruf Al Karhi.Maaruf Al Karhi mengajar kepada Sirris Sakatari.Sirris Sakatari mengajar kepada Daud Assakatar.Daud Assakatar mengajar kepada Al Junidi. Maka Al Junidi yang terkenal sebagai pengasas MAKRIFAT.Maka pancaran makrifat itu dari empat sumber iaitu:

1. Pancaran daripada sumber SULUK yang dinamakan
Makrifat Musyahadah.
2. Pancaran daripada sumber KHALUAT yang dinamakan
Makrifat Insaniah.
3. Pancaran daripada Inayah yang dinamakan ROHANI.
4. Pancaran daripada Pertapaan yang dinamakan JIRIM.

Maka dari sumber amalan itulah terbit makrifat yang tinggi dan mempunyai rahsia yang sulit.

API MA'RIFATULLAH

Dengan berlindung kepada Allah Swt, Pencetusan Api Ma’rifattullah dalam kalimah “ALLAH” saya awali.

Syahdan, nama Allah itu tidak akan pernah dapat dihilangkan, sebab nama Allah itu akan menjadikan Zikir bagi para Malaikat, Zikir para burung, Zikir para binatang melata, Zikir tumbuh-tumbuhan dan Zikir dari Nasar yang 4 (tanah, air, angin dan api) serta zikir segala makhluk yang ada pada 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, juga zikir makhluk yang berdiam diantara langit dan bumi. (buka…..Al-Qur’an, Surah At-thalaq, ayat 1).

Adapun zikir para makhluk Allah yang kami sebutkan tadi tidaklah sama logatnya, dan tidak sama pula bunyi dan bacaannya. Tidak sedikit para akhli Sufi dan para wali-wali Allah yang telah mendengar akan bunyi zikir para makhluk itu, sungguh sangat beraneka ragam bunyinya.

Dalam Kitab Taurat, nama Zat yang maha Esa itu ada 300 banyaknya yang ditulis menurut bahasa Taurat, dalam Kitab Zabur juga ada 300 banyaknya nama Zat yang maha esa itu yang ditulis dengan bahasa Zabur.

Dalam Kitab Injil juga ada 300 banyaknya nama Zat yang Esa itu yang ditulis dengan bahasa Injil, dan dalam Kitab Al-Qur’an juga ada 99 nama Zat yang esa itu ditulis dalam bahasa Arab. Jika kita berhitung maka dari keempat kitab itu yang ditulis berdasarkan versinya, maka akan ada 999 nama bagi zat yang maha esa itu, dari jumlah tersebut maka yang 998 nama itu, adalah nama dari Sifat Zat yang maha Esa, sedangkan nama dari pada Zat yang maha esa itu hanya satu saja, yaitu “ ALLAH ”.

Diterangkan didalam Kitab Fathurrahman, berbahasa Arab, yaitu pada halaman 523. disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis didalam Al-Qur’an sebanyak 2.696 tempat.

Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil mengapa begitu banyak nama Allah, Zat yang maha Esa itu bagi kita…?

Allah, Zat yang maha esa, berpesan :

“ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaku “

Maksudnya : Allah itu namaku dan Zatku, dan tidak akan pernah bercerai, Namaku dan Zatku itu satu.

Allah Swt juga telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya, kemudian ditambah 4 kitab lagi sehingga jumlah keseluruhan kitab yang telah diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu rahasianya terhimpun didalam Al-Qur’annul karim, dan rahasia Al-Qur’annul karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLAH”.

Begitu pula dengan kalimah La Ilaha Ilallah, jika ditulis dalam bahasa arab ada 12 huruf, dan jika digugurkan 8 huruf pada awal kalimah La Ilaha Ilallah, maka akan tertinggal 4 huruf saja, yaitu Allah.

Ma’na kalimah ALLAH itu adalah sebuah nama saja, sekalipun digugurkan satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung ma’na dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah diciptakan oleh Allah Swt dalam bentuk yang paling sempurna.

ALLAH jika diarabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha. Seandai kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu atau huruf demi hurufnya.

• Gugurkan huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (ا ), maka akan tersisa 3 huruf saja dan bunyinya tidak Allah lagi tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi Allah, dari Allah, kepada Allahlah kembalinya segala makhluk.
• Gugurkan huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (ل ), maka akan tersisa 2 huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi tetapi akan berbunyi Lahu.
Lahu Mafissamawati wal Ardi, artinya Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.
• Gugurkan huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ل), maka akan tersisa 1 huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi tetapi Hu, Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah yang hidup dan berdiri sendirinya.

Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya Zat, misalnya :

Qul Huwallahu Ahad., artinya Zat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Allah. Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya Zat.

Bagi sufi, napas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi amal bathin, yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLAH, kebawah tiada berbatas dan keatas tiada terhingga.

Perhatikan beberapa pengguguran – pengguguran dibawah ini :

Ketahui pula olehmu, jika pada kalimah ALLAH itu kita gugurkan Lam (ل ) pertama dan Lam (ل ) keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang akhir (dipangkal dan diakhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca AH).

Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak dibaca lagi dengan nafas keatas atau kebawah tetapi hanya dibaca dengan titik.

Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri 2 huruf, artinya dalam bahasa disebutkan INTAHA (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja kita berjalan mencari Allah tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafald Zikir AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada akhlinya)

Selanjutnya gugurkan Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan gugurkan huruf akhirnya, yaitu huruf HA, maka akan tersisa 2 buah huruf ditengahnya yaitu huruf LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafiah). Qaidah para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada Tuhan), ILLA (Ada Tuhan), Nafi mengandung Isbat, Isbat mengandung Nafi tiada bercerai atau terpisah Nafi dan Isbat itu.

Selanjutnya gugurkan huruf LAM kedua dan huruf HU, maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama, kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam La’tif dan kedua huruf itu menunjukkan Zat Allah, maksudnya Ma’rifat yang sema’rifatnya dalam artian yang mendalam, bahwa kalimah Allah bukan NAKIRAH, kalimah Allah adalah Ma’rifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah ALLAH.

Gugurkan tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).

Berilah tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan depan, maka akan berbunyi : A.I.U dan setiap berbunyi A maka dipahamhan Ada Zat Allah, begitu pula dengan bunyi I dan U, dipahamkan Ada Zat Allah dan jika semua bunyi itu (A.I.U) dipahamkan Ada Zat Allah, berarti segala bunyi/suara didalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya dari alam Nasar yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada Zat Allah.

Penegasannya bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLAH, nama dari Zat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada 28 huruf.

Dengan demikian maka jika kita melihat huruf Alif maka seakan-akan kita telah melihat 28 huruf yang ada. Lihat dan perhatikan sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.

Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah.

Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu maka yang ada hanya satu saja yaitu satu Zat dan dari Zat itulah datangnya Alam beserta isinya.

Al-Qur’an yang jumlah ayatnya 6666 ayat akan terhimpun kedalam Suratul Fatekha, dan Suratul Fatekha itu akan terhimpun pada Basmallah, dan Basmallah itupun akan terhimpun pada huruf BA, dan huruf BA akan terhimpun pada titiknya (Nuktah). Jika kita tilik dengan jeli maka titik itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia satu dan terlihat satu padahal ia banyak.
Selanjutnya Huruf-huruf lafald Allah yang telah digugurkan maka tinggallah empat huruf yang ada diatas lafald Allah tadi, yaitu huruf TASYDID (bergigi tiga, terdiri dari tiga huruf Alif) diatas Tasydid adalagi satu huruf Alif.

Keempat huruf Tasydid itu adalah isyarat bahwa Tuhan itu Ada, maka wajib bagi kita untuk mentauhidkan Asma Allah, Af’al Allah, Sifat Allah dan Zat Allah.
Langkah terakhir gugurkan keseluruhannya, maka yang akan tinggal adalah kosong.
LA SAUTUN WALA HARFUN, artinya tidak ada huruf dan tiada suara, inilah kalam Allah yang Qadim, tidak bercerai dan terpisah sifat dengan Zat.

Tarku Mayiwallah (meninggalkan selain Allah) Zat Allah saja yang ada.
La Maujuda Illallah (tidak ada yang ada hanya Allah).

Sembilan kali sudah kita menggugurkan kalimah Allah, seandainya juga belum dapat dipahami maka tanyakanlah kepada akhlinya.

والله اعلم بالصواب...

Rabu, 04 April 2018

Sholawat ADHFAITA


adfaita (اَضْفَيْتَ)

اَضْفَيْتَ عَلَى الْحُسْنِ الْعَبْقَا
فَالْوَرْدُ تَضَوَّعَ واعْتَنَقَا
حَسِّنْ يَارَبُّ لَنَا الخُلُقَا
طَهِرْهُ فَلَايَحْوَى نَزَقَا

وَاجْعَلْهُ يُقَلِّدُ فِى حَبْرٍ
لِلْهَادِ فِى حُسْنِ لالخُلُقَا
حَسِّنْ يَارَبُّ لَنَا الخُلُقَا
فَالْعَبْدُ بِاَخُلَاقٍ سَبَقَا

كَمْ اَثْنَى اللهُ عَلَى خُلْقٍ
فِى اَحْمَدَ اَصْدَ قِ مَنْ صَدَقَ
قَدْاَدَّبَ رَبِي مُرْسَلهُ
هُوَاَكْرَمْ مَنْ رَبِّي خَلَقَ

هُوَرَحْمَةُاُمَّتِهِ اَبَدًا
وَسِرَاجُ انُّوْرِ قَدِئتَلَقَا
خُلُقُ الْقُرْاَنِ شَمِيْلَتُهُ
فَضْلُ الرَّمْمَنُ بَهِ رُزِقَا

Anda berada dalam posisi perusahaan yang indah
Seperti bunga yang mekar membuka keharumannya
Oh Allah, meningkatkan akhlaaq kita menjadi jauh lebih baik
Jauh lebih murni, jauh lebih bersih, dan tidak memiliki sikap tidak bijaksana

Dan membuatnya mirip dengan akhlaaq Muhammad (phuh), dengan sabar
Bersabar dengan orang lain demi Allah
Oh Allah membuat akhlaaq kita jauh lebih baik
Hamba dengan hasil akhlaaq yang baik berhasil

Di jannah yang kekal
Dekat denganmu Allah, Ahmed (pbuh) ada disana
Dan mereka yang memiliki akhlaaq yang baik
Akan menjadi yang paling dekat dengannya (pbuh) di surga

Seringkali Allah memuji Muhammad (pbuh) akhlaaq
Karena dia (pbuh) adalah orang yang paling tidak jujur
Allah menghukum utusannya (pbuh)
Dia (pbuh) adalah yang terbaik yang dibuat oleh Allah

Dia (pbuh) sangat menyayangi ummatnya selamanya
Dan dia adalah cahaya yang bersinar indah untuk umat manusia
Karakter sempurnanya adalah akhlaaq Quran
Dan dikaruniai dia (pbuh) dari Allah Yang Maha Penyayang

Semoga Bermanfa'at
Aamiin....

Kisah ahli ibadah,500 tahun.

KISAH AHLI IBADAH YANG 500 TAHUN BERIBADAH DAN MATI SAAT SUJUD

Dari Jabir r.a. berkata bahwa Rasulullah s.a.w. telah memberitahu kami bahwa Malaikat Jibrail telahmemberitahu Rasulullah s.a.wkatanya:”Wahai muhammad demi Allah yang mengutus mu sebagai nabi yang besar, sesungguhnya ada seorang hamba Allah yang beribadah selama 500 tahun diatas sebuah bukit yang lebar, panjangnya bukit itu 30 puluh hasta kali 30 hasta dan di sekelilingnya ialah air laut yang seluas 4,000 farsakh dari tiap penjuru. Dan di situ Allah s.w.t mengeluarkan air selebar satu jari dan dari bawah bukit dan Allah s.w.t juga telah menghidupkan sebuah pohon delima yang setiap hari mengeluarkan sebiji buahdelima. Apabila tiba waktu petang hamba Allah itu pun memetik buah delima itu dan memakannya, setelah itu ia pun sembahyang. Dalam sembahyang ia telah meminta kepada Allah s.w.t. supaya mematikannya ketika ia dalam sujud, supaya badannya tidak disentuh oleh Bumi atau apa-apa saja sehingga tibanya hari berbangkit. Maka Allah s.w.t.pun menerima permintaanya. Berkatalah malaikat lagi:”Oleh itu setiap kali kami naik turun dari langit kami melihatnya sedang sujud, kami mendapat dalam ilmu bahawa ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan dihadapkan kepada Allahs.w.t. lalu Allah s.w.t. menyuruh Malaikat:”masukkanlah hambaku itu ke dalam syurga dengan limpah rahmatku:”maka berkata orang itu:”Dengan disebabkan amalku?” Maka Allah s.w.t.menyuruh malaikat menghitung semua amalnya dengan nikmat yang Allah s.w.t.berikan.Apabila penghitungan dibuat maka amal yang dibuat oleh orang itu selama 500 tahun itu telah habis apabila dikira dengan sebelah mata,yakni nikmat pengelihatan yang Allah s.w.t. berikan padanya, sedangkan nikmat-nikmat lain belum dikira. Maka Allah s.w.t.berfirman:”Masukkan ia ke dalam neraka”.Apabila ia ditarik ke neraka maka ia pun berkata:”Ya Allah, masukkanlah aku ke dalam syurga dengan rahmatmu.”LaluAllah s.w.t. berfirman kepada malaikat:”Bawakan ia ke mari”. Kemudian Allah s.w.t. bertanyaorang itu:”Siapakah yangmenjadikan kamu daripada tidak ada”Lalu orang itu menjawab:”Engkau yaAllah”.Kemudian Allah s.w.t. bertanya lagi:”Apakah itukerana amalmu ataurahmatku?”.jawab orangitu:”Ya Allah, dengan rahmatmu.” Allah s.w.t. bertanya lagi:”Siapakah yang memberikan kekuatan sehingga 500 tahun kamuberibadah?”.Jawab orangitu:”Engkau ya Allah”. Allah s.w.t. bertanyalagi:”Siapakah yang menempatkan kamu diatasbukit yang di tengah-tengah lautan, dan siapakah yang mengeluarkan air tawar yang bersih dari tengah-tengah lautan yang airnya sangatmasin dan siapakah yang menumbuhkan sebuah pohon delima yang mengeluarkansebiji delima setiap hari, padahal buah itu hanyaberbuah setahun sekali lalukamu meminta supaya akumatikan kamu dalam sujud,jadi siapakah yang membuatsemua itu?” lalu orang itu berkata:”Ya Allah,ya Tuhanku engkaulah yangmelakukanya.” Allah s.w.t. berfirman:”Maka semua itu adalah denganrahmatku dan kini akumasukkan kamu ke dalamsyurga juga adalah denganrahmatku.”Malaikat Jibrail berkata:”Segala sesuatu ituterjadi hanya dengan rahmatAllah s.w.t. Amal yang dibuat olehseseorang itu tidak akan dapat menyamai walaupun setitik debu sekalipun dengan nikmatyang Allah s.w.t. berikan padahambanya, oleh itu janganlah mengharapkan amal kita ituakan dapat memasukkan kitake dalam syurga Allah s.w.t.sebaliknya memohonlah dengan rahmatnya. Sebab hanya dengan rahmat Allah s.w.t. sajalah seseorangitu dapat memasuki syurganya.Apabila kita memohon kepada Allah s.w.t. supaya dimasukkanke dalam syurga dengan rahmatnya maka mintalahsupaya Allah s.w.t. memasukkan kita dengan rahmatnya ke dalam syurga FIRDAUS. Insya’Allah.

JAWABAN :

> Mas Hamzah
Kisah di atas bersumber dari kitab al mustadrok alas shohihain imam al hakim (5/356) berikut :

حكاية عابد عبد الله خمسمائة سنة فتوفي ساجدا .

7712 - أخبرني أحمد بن محمد بن سلمة العنزي ، ثنا عثمان بن سعيد الدارمي ، ثنا عبد الله بن صالح المقري ، ثنا سليمان بن هرم القرشي ، وحدثناعلي بن حمشاذ العدل ، ثنا عبيد بن شريك ، ثنا يحيى بن بكير ، ثنا الليث بن سعد ، عن سليمان بن هرم ، عن محمد بن المنكدر ، عن جابر بن عبد الله- رضي الله عنهما - قال : خرج علينا النبي - صلى الله عليه وآله وسلم - ، فقال : " خرج من عندي خليلي جبريل آنفا فقال : يا محمد ، والذي بعثك بالحق إن لله عبدا من عبيده ، عبد الله - تعالى - خمسمائة سنة على رأس جبل في البحر عرضه وطوله ثلاثون ذراعا في ثلاثين ذراعا ، والبحر محيط به أربعة آلاف فرسخ من كل ناحية ، وأخرج الله - تعالى - له عينا عذبة بعرض الأصبع تبض بماء عذب فتستنقع في أسفل الجبل ، وشجرة رمان تخرج له كل ليلة رمانة فتغذيه يومه ، فإذا أمسى نزل فأصاب من الوضوء وأخذ تلك الرمانة فأكلها ثم قام لصلاته ، فسأل ربه - عز وجل - عند وقت الأجل أن يقبضه ساجدا ، وأن لا يجعل للأرض ولا لشيء يفسده عليه سبيلا حتى بعثه وهو ساجد قال : ففعل فنحن نمر عليه إذا هبطنا وإذا عرجنا ، فنجد له في العلم أنه يبعث يوم القيامة فيوقف بين يدي الله - عز وجل - فيقول له الرب : أدخلوا عبدي الجنة برحمتي ، فيقول : رب بل بعملي ، فيقول الرب : أدخلوا عبدي الجنة برحمتي ، فيقول : يا رب ، بل بعملي ، فيقول الرب : أدخلوا عبدي الجنة برحمتي ، فيقول : رب بل بعملي ، فيقول الله - عز وجل - للملائكة : قايسوا عبدي بنعمتي عليه وبعمله فتوجد نعمة البصر قد أحاطت بعبادة خمس مائة سنة وبقيت نعمة الجسد فضلا عليه فيقول : أدخلوا عبدي النار قال : فيجر إلى النار فينادي : رب برحمتك أدخلني الجنة ، فيقول : ردوه فيوقف بين يديه فيقول : يا عبدي ، من خلقك ولم تك شيئا ؟ فيقول : أنت يا رب ، فيقول : كان ذلك من قبلك أو برحمتي ؟ فيقول : بل برحمتك . فيقول : من قواك لعبادة خمس مائة عام ؟ فيقول : أنت يا رب ، فيقول : من أنزلك في جبل وسط اللجة وأخرج لك الماء العذب من الماء المالح وأخرج لك كل ليلة رمانة وإنما تخرج مرة في السنة ، وسألتني أن أقبضك ساجدا ففعلت ذلك بك ؟ فيقول : أنت يا رب ، فقال الله - عز وجل - : فذلك برحمتي وبرحمتي أدخلك الجنة ، أدخلوا عبدي الجنة فنعم العبد كنت يا عبدي ، فيدخله الله الجنة ، قال جبريل - عليه السلام - : إنما الأشياء برحمة الله - تعالى - يا محمد " .

هذا حديث صحيح الإسناد ، فإن سليمان بن هرم العابد من زهاد أهل الشام ، والليث بن سعد لا يروي عن المجهولين .

Kisah Abid beribadah kepada Allah 500 tahun kemudian meninggal dalam keadaan sujud.

Dari Jabir ra mengisahkan, Rosulullah shollallohu alaihi wasallam keluar menemui kami dan bercerita,”Tadi Jibril baru saja keluar dari tempatku. Ia berkata,”Wahai Muhammad, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran. Sesungguhnya Allah memiliki seorang hamba yang telah menyembah kepada Allah selama 500 tahun. Ia tinggal di atas sebuah bukit yang panjang dan lebarnya 30 x 30 hasta. Bukit itu dikelilingi lautan seluas 4.000 farsakh (±32.000 km ) dari segala penjuru (1 farsakh = 8 km atau 3¼ mil).Bukit itu memiliki satu mata air sebesar ibu jari yang memancarkan air bening untuknya.Si abid menetap di bawah bukit itu. Untuk keperluan makan, sebatang pohon delima setiap malam memberinya satu buah yang matang. Hari-harinya ia habiskan untuk beribadah. Bila sore menjelang, ia turun dari atas bukit dan melakukan wudhu. Kemudian ia mengambil buah delima itu dan memakannya, lalu ia melaksankan shalat.

Sebelum meninggal, ia memohon kepada Allah swt agar mencabut nyawanya saat sedang bersujud dan agar jangan memberi kesempatan kepada bumi atau benda-benda lainnya merusak jasadnya, sampai ia dibangkitkan kembali pada hari kiamat nanti dan tetap dalam keadaan bersujud. Jibril berkata,”Maka Allah mengabulkan permintaannya”.Kami selalu melewatinya bila kami turun ke bumi dan bila kami naik kembali ke langit. Kami mendapatkan kabar dalam ilmu (Tuhan) bahwa ia akan dibangkitkan pada hari kiamat, kemudian didudukkan dihadapan Allah swt, dan Allah swt berfirman,”Masukkanlah hamba-Ku ini ke surga atas berkat rahmat-Ku.” Si Abid berkata,”Tapi ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat amal perbuatanku.” Allah berfirman,”masukkanlah hamba-Ku ke surga atas berkat rahmat-Ku.”si Abid berkeras,“ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat amal perbuatanku.” Allah berfirman,”masukkanlah hamba-Ku ke surga atas berkat rahmat-Ku.”si Abid berkeras,“ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat amal perbuatanku.Allah swt lalu menjelaskan,”Timbanglah pada hamba-Ku ini antara nikmat yang telah Ku berikan dengan amal perbuatannya.” Maka didapati bahwa nikmat penglihatan telah meliputi ibadah selama 500 tahun itu, belum lagi nikmat-nikmat badan yang lainnya.

Allah berfirman,”Kembalikan dia kepada-Ku!”. Maka ia dudukkan kembali dihadapan Allah. Allah menanyainya,”Wahai hamba-Ku, siapakah yang telah menciptakan kamu dari tidak ada?”si Abid menjawab, “Engkau wahai tuanku”.”Siapa yang telah memberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah selama 500 tahun?”si Abid menjawab,”Engkau wahai tuhanku”.”Siapa Dzat yang telah menempatkanmu di sebuah bukit yang terletak di tengah-tengah deburan ombak samudra, mengeluarkan mata air tawar dari air yang asin, mengeluarkan buah delima setiap malamnya padahal delima hanya berbuah sekali dalam setahun, dan engkau telah meminta-Nya agar mecabut nyawamu saat engkau sedang bersujud dan Dia mengabulkan permintaan mu?” si Abid menjawab,”Engkau wahai Rabbi.” Allah ta'ala berfirman,”Semua itu atas berkat rahmat-Ku dan dengan rahmat-Ku pula engkau masuk surga. Masukkanlah hamba-Ku ini ke surga! Sebaik-baik hamba adalah engkau wahai hamba-Ku.”Maka Allah memasukkannya ke surga.

Malaikat Jibrail alaihis salaam berkata:”Segala sesuatu itu terjadi hanya dengan rahmat Allah, wahai Muhammad. " (HR. al-Hakim dan ia berkata hadis ini sahih sanadnya).
Wallhu a'lam.