WALIMAH
Sudah menjadi tradisi di seluruh penjuru nusantara, ketika menye-lenggarakan acara sunatan, maka mengadakan (walimatul khitan) tasyakuran khitanan, acara kemantin dimeriahkan dengan walimatul ‘arus, ketika selesai mendirikan sebuah bangunan juga mengadakan walimah, atau ketika mendapatkan rejeki lalu mengadakan tasyakuran atau walimah, baik tasyakuran itu dimeriahkan secara sederhana atau dengan istimewa. Bagaimanakah tradisi budaya acara tasyakuran atau walimah tersebut dalam pandangan fiqih?
Dalam pandangan fiqih tradisi budaya acara tasyakuran tersebut tidaklah bertentangan dengan syari’at Islam, sebab tasyakuran tersebut termasuk salah satu jenis walimah yang dianjurkan oleh ajaran Islam sebagaimana hadits Nabi:
أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ . (رواه الشيخان)
“Adakanlah walimah (dalam pernikahan)” sekalipun hanya dengan seekor kambing” (Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Musnad al-Thayalisi, dan banyak terdapat pada kitab hadits-hadits yang lain)
وَأَمَّا سَائِرُ الْوَلَائِمِ غَيْرُ وَلِيْمَةِ الْعُرْسِ فَالْمَذْهَبُ الَّذِيْ قَطَعَ بِهِ الْجُمْهُوْرُ أَنَّهَا مُسْتَحَبٌّ وَلَا تَتَأَكَّدُ تَأَكُّدَ وَلِيْمَةِ اْلعُرْسِ. (كفاية الأخيار ص 68)
Adapun walimah-walimah yang lain selain walimah pernikahan menurut madzhab yang ditetapkan mayoritas ulama adalah sunnah dan kesunatannya menjadi kuat pada walimah pernikahan. (Kifayah al-Akhyar, hal. 68)
Walimah merupakan undangan untuk merayakan kebahagiaan. Sedangkan hukum memenuhi undangan walimah adalah wajib kecuali ada ‘udzur. Walimah menurut Imam Syafi’i dan pengikutnya tidak kurang dari sembilan macam yaitu:
1. Walimatul ‘Arus adalah walimah yang diadakan untuk selamatan resepsi pernikahan.
2. Walimatul I’dzar atau Khitan adalah walimah yang diadakan untuk selamatan acara khitanan.
3. Walimatul ‘Aqiqah adalah walimah yang diadakan untuk memperingati selamatan hari ke-7 kelahiran bayi.
4. Walimatul Khorsi adalah walimah yang diadakan khusus untuk selamatan wanita yang selamat dari thalaq suaminya.
5. Walimatul Naqi’ah adalah walimah yang diadakan untuk selamatan orang yang datang dari bepergian.
6. Walimatul Waqiroh adalah walimah yang diadakan untuk selamatan bagi orang yang akan atau sudah selesai mendirikan bangunan.
7. Walimatul Wadhimah adalah walimah yang diadakan karena telah selamat dari musibah atau mara bahaya.
8. Walimatul Khamli adalah walimah yang diadakan karena menyambut kehamilan seorang wanita.
9. Walimatul Ma’dabah adalah walimah yang diadakan tanpa ada sebab-sebab tertentu.
Diterangkan dalam kitab Kifayat al-Akhyar, juz 2, hal. 68:
وَقاَلَ اَلشَّافِعِىُّ وَاْلأَصْحَابُ: اَلْوَلِيْمَةُ تَقَعُ عَلىَ كُلِّ دَعْوَةٍ تُتَّخَذُ لِسُرُوْرٍ حَادِثٍ كَنِكاَحٍ أَوْ خِتاَنٍ أَوْ غَيْرِهِمَا. وَاْلأَشْهَرُ اِسْتِعْمَالُهَا عِنْدَ اْلإِطْلاَقِ فِى النِّكَاحِ، وَتَفِيْدُ فِيْ غَيْرِهِ فَيُقَالُ لِدَعْوَةِ الْخِتاَنِ إِعْذاَرٌ، وَلِدَعْوَةِ الْوِلاَدَةِ عَقِيْقَةٌ، وَلِسَلاَمَةِ الْمَرْأَةِ مِنَ الطَّلَقِ خَرْسٌ، وَلِقُدُوْمِ الْمُسَافِرِ نَقِيْعَةٌ، وَلِإِحْدَاثِ اْلبِناَءِ وَكِيْرَةٌ، وَلِماَ يَتَّخِذُ لِلْمُصِيْبَةِ وَضِيْمَةٌ، وَلِمَا يَتَّخِذُ بِلاَ سَبَبٍ مَأْدَبَةٌ (كفاية الأخيار ج 2 ص 68)