قال الشافعي-رحمه الله- :
خير الدنيا والآخرة فى خمس خصال: غنى النفس، وكف الأذى، وكسب الحلال، ولبس التقوى، والثقة بالله عز وجل على كل حال.
(بستان العارفين.ص٣١).
KUNCI KEBAHAGIAAN DUNIA & AKHIRAT.
Ingin bahagia dunia dan akhirat?, Renungkanlah 5 perkara penyebab kebaikan dunia dan akhirat yang disampaikan oleh Imam Syafi'i berikut ini:
1. Ghina' nafs (kaya jiwa)
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.
Orang yang kaya jiwa tidak membutuhkan banyak harta. Ia terlihat kaya walaupun tidak punya apa-apa. Orang yang kaya jiwa tetap berusaha menurut kemampuannya, namun ia menerima dan bersabar atas apa yang diberikan oleh Allah. Syaikh Ma’ruf al-Karkhi berkata: “Jika Allah berikan nikamat, kami utamakan orang lain, jika Allah tidak memberikan, maka kami bersyukur”
2. Kafful adza (menahan dari menyakiti)
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
Artinya: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS Al-Ahzab: 85).
فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS Al-Isra’: 23)
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Artinya: “Orang Islam adalah orang yang orang-orang muslim lain selamat atas perilaku buruk lisan dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah” (HR Bukhari).
Siapa yang menggali lobang, dialah yang akan jatuh kedalamnya. Begitulah kira-kira gambaran kehidupan dunia. Apabila seseorang berani dan rela menyakiti orang lain, ia tidak akan hidup tenang, karena orang itu akan berusaha membalasnya, begitulah selamanya. Apabila kita mampu menahan dari dari menyakiti orang lain, bahkan dari orang yang menyakiti kita, maka selamanya kita akan merasa tenang dan tidak terlibat dalam permusuhan yang hanya akan membawa sengsara.
3. Kasbul halal (Usaha halal/Wira Usaha)
Selain mendapat siksa di akhirat, usaha haram juga akan membawa malapetaka di dunia, karena usaha haram itu berefek buruk kepada diri sendiri dan orang lain. Lihatlah berapa banyak keburukan yang ditimbulkan akibat orang menjual narkoba kepada remaja dan anak-anak. Padahal banyak usaha halal yang bisa dipilih di dunia, dan banyak orang sukses berkat usaha halal.
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.
-سورة الجمعة، آية ١٠
Sahabat Nabi yang Beriwirausaha
Ustman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi yang berwirausaha.
Ustman bin Affan adalah saudagar kaya yang memiliki banyak harta namun memberikan banyak manfaat kepada ummat islam dari hartanya tersebut. Loyalitas Ustman tentu tidak membuat turun walaupun ia memiliki harta yang banyak.
Usaha yang dilakukan Ustman menghasilkan modal dan banyak rezeki membuat semakin terpacunya ia untuk mengeluarkan hartanya lebih besar dan diinfak-kan di jalan Allah.
Tentu saja ada sangat banyak kontribusi Ustman Bin Affan seorang pengusaha ini.
Salah satunya adalah Sumur Raumah yang diwakafkannya kepada umat.
Tidak hitung-hitungan Ustman menggratiskan pemakaian sumur tersebut kepada umat islam. Padahal 100% uang yang digunakan adalah uang ia sendiri dan dari hasil usahanya sendiri,lihat kisah WELL OF USTSMAN.
4. Libasut taqwa (pakaian Taqwa)
Taqwa artinya Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Taqwa dapat memberikan ketenangan luar biasa, karena hati manusia sebenarnya meminta kesucian bukan kegelapan maksiat. Maksiat yang kita lakukan seolah berbekas hitam pada hati, sehingga menimbulkan perasaan gelisah tak menentu, terkadang pelaku maksiat tidak menyadari bahwa kegelisahannya akibat maksiat yang dilakukannya.
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ
Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi aurat kamu dan untuk perhiasan bagi kamu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.
-سورة الأعراف، آية ٢٦
Zaid bin Ali berpendapat, pakaian takwa itu adalah agama Islam itu sendiri. Menurut Ibn Abbas ra ia adalah iman dan amal shalih (huwa al-iman wa al-`amal al-shalih). Pendapat lain menyatakan bahwa pakaian takwa adalah moralitas dan keluhuran budi pekerti. (Tafsir al-Manar: 8/320).
Terdapat lima fungsi pakaian bila merujuk pada ayat di atas dan beberapa ayat lain yang semakna,
1.yaitu menutup aurat,
2.memperindah dan mempercantik diri, 3.membangun identitas [menunjukkan kelas],
4.menjaga dan melindungi diri dari bahaya perang,
5.dan terakhir memperkuat moral dan spiritual untuk kemuliaan diri lahir batin, dunia dan akhirat.
Yang terakhir ini merupakan fungsi dari pakaian takwa.
5. Shiqatu billahi 'ala kulli haalin (yakin dengan Allah dalam segala kondisi)
Segala sesuatu adalah kehendak Allah, pada hakikatnya tidak ada apapun yang bisa dilakukan oleh manusia. Maka orang yang yakin pada pertolongan Allah dalam kesukaran, ia akan mandapat kemudahan. Orang yang hanya berharap pada manusia biasanya akan kecewa. Allah berfirman: “Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, Niscaya Allah akan mencukupinya”
Mari belajar dari kisah Nabi Musa. Saat ditantang oleh sekumpulan ahli sihir pilihan Firaun, Nabi Musa tidak punya strategi apapun untuk menghadapi mereka. Nabi Musa hanya yakin bahwa Allah akan menolongnya. Ketika ditanya oleh para ahli sihir, siapa yg beraksi duluan, Nabi Musa mempersilakan ahli sihir beraksi duluan. Ahli sihir membuat ular dari sihirnya. Setelah ahli sihir beraksi, Nabi Musa masih belum tahu cara menghadapi ahli sihir tersebut. Barulah turun perintah Allah agar Nabi Musa melemparkan tongkatnya yang kemudian berubah menjadi ular besar yang memakan ular-ular dari ahli sihir sehingga para ahli sihir menyerah dan beriman kepada Tuhannya Nabi Musa.
Pada kisah lain, ketika Nabi Musa dan rombongannya dikejar oleh Firaun dan tentaranya sehingga terjebak di pinggir lautan, secara akal manusia, Nabi Musa dan rombongannya akan tertangkap Firaun. Rombongan Nabi Musa sudah ketakutan akan terbunuh oleh Firaun dan tentaranya. Namun, lagi-lagi Nabi Musa yakin Allah akan menolongnya. Barulah turun perintah untuk memukulkan tongkat Nabi Musa sehingga lautan berubah menjadi daratan, dan selamatlah Nabi Musa dan rombongan.
Jangan salah tangkap, bukan tongkat Nabi Musa yang ajaib. Itu hanya tongkat biasa, namun karena Allah yang menurunkan perintah, maka apapun bisa terjadi. Kalau Allah mau, selalu saja ada jalan atas setiap masalah. Kun fayakun. Pertanyaannya, sudahkah kita mendekat pada Allah? Sudah yakin pada Allah?..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar