Alumni ponpes روضة الهدا purabaya kab:Smi, dan المعهد الاسلاميه kota sukabumi

Jumat, 20 September 2024

RIYA

RIYA

وَعَنْ مَحْمُوْدِ بْنِ لَبِيْدٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ: اَلرِّيَاءُ.” أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ بِسَنَدٍ حَسَنٍ.

Dari Mahmud bin Labid radhiyallāhu ‘anhu ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya hal yang paling aku takuti menimpa kalian ialah syirik kecil, yaitu riya’.”

(HR Ahmad dengan sanad yang hasan).

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Ikhwan dan akhwat, kita lanjutkan pembahasan kita pada hadits yang ke-5.

وَعَنْ مَحْمُوْدِ بْنِ لَبِيْدٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ: اَلرِّيَاءُ.” أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ بِسَنَدٍ حَسَنٍ.

Dari sahabat Mahmud bin Labid radhiyallāhu ‘anhu, ia berkata, Rasulullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil yaitu riya’.”

(HR Ahmad dengan sanad hasan)

Hadits ini adalah hadits yang sangat penting yang menjelaskan akan salah satu akhlak yang buruk yaitu melakukan amal shalih karena riya’ (ingin dilihat oleh orang lain).

Masalah riya’ berkaitan tentang akhlak yang buruk kepada Allāh, bukan kepada manusia.

Kenapa?

Karena orang yang riya’ terkadang justru orang yang sangat baik akhlaknya kepada orang lain karena dia ingin mencari pujian dari manusia.

Bagaimana dia bisa dipuji kalau dia berakhlak buruk kepada manusia.

Dia akan menunjukkan akhlak mulianya mungkin dengan shalat, murah senyum dan mudah bersedekah. Akan tapi semuanya dilakukan bukan karena Allāh melainkan karena ingin dipuji oleh manusia.

Dikatakan syirik, kenapa?
Karena dia beribadah dengan mangambil tandingan terhadap Allāh.

Tujuan dia beribadah bukan karena Allāh tetapi karena makhluk, ingin dipuji oleh manusia, ingin disanjung, ingin dilihat, ingin dihormati dan diakui. Dari sisi inilah maka dikatakan bahwasannya riya’ adalah syirik kecil.

Ikhwan dam akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

Dari hadits ini juga bisa mengambil kesimpulan bahwasannya syirik itu terbagi menjadi 2, yaitu syirik akbar (besar) dan syirik ashgar (kecil).

Perbedaannya adalah, kalau syirik akbar mengeluarkan seseorang dari Islam.

Barang siapa yang terjerumus ke dalam syirik besar maka amalannya akan terhapus seluruhnya, dia keluar dari Islam dan tidak akan diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Jadi orang yang syirik akbar akan terkena 3 musibah.

▪MUSIBAH YANG PERTAMA: amalannya akan gugur seluruhnya.

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Telah diwahyukan kepada engkau dan juga nabi-nabi sebelum engkau. Kalau engkau berbuat syirik (syirik akbar) maka akan gugur seluruh amalanmu, dan engkau sunguh-sungguh akan menjadi orang yang merugi (di neraka Jahannam.)”
(QS Az-Zumar: 65)

Berarti ini berlaku kepada Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan juga nabi-nabi yang sebelumnya.

Demikian juga dalam ayat yang lain setelah menyebutkan para nabi Allāh mengatakan:

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Kalau seandainya mereka berbuat kesyirikan maka akan gugur seluruh amalan yang telah mereka lakukan.”
(QS Al An’am: 88)

Ayat ini disampaikan kepada para nabi dan mereka tentunya tidak melakukan kesyirikan karena dijaga oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Tetapi seandainya (maksudnya Allāh memberikan gambaran) Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, manusia yang paling mulia yang surga tidak akan terbuka kecuali diketuk oleh beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, melakukan kesyirikan maka amalannya akan gugur apa lagi orang-orang yang kedudukannya di bawah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Seorang hambah, misalnya selama 60 tahun melakukan amal shalih, kemudian sebelum meninggal dunia dia melakukan syirik akbar, maka amalannya selama 60 tahun itu, baik dia haji, bersedekah, infaq dan berbakti kepada orang tua, seluruh amalannya tersebut akan gugur.

Kenapa?
Karena dia tutup amalannya dengan berbuat syirik akbar kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

▪MUSIBAH YANG KEDUA: adalah dosanya tidak akan diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allāh tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa lainnya bagi siapa yang Ia kehendaki.”

(QS an-Nisā 48)

Kalau seseorang meninggal dunia dalam kondisi bermaksiat, misalkan dalam kondisi berzinah atau bunuh diri atau merampok kemudian meninggal dalam kondisi ditembak polisi, dia telah melakukan dosa besar dan sangat terancam dengan neraka Jahannam, akan tetapi masih ada kemungkinan Allāh akan mengampuninya.

Berbeda dengan tatkala meninggal dalam keadaan berbuat syirik kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla (syirik akbar), maka mustahil akan diampuni.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ

“Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari ayat-ayat Allāh (mendustakan ayat-ayat Allāh) maka tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sampai onta bisa dimasukkan ke dalam lubang jarum.”

(QS Al-A’rāf: 40)

Ini adalah perkara yang mustahil, orang musyrik tidak mungkin akan masuk surga kecuali kalau onta bisa dimasukkan ke dalam lubang jarum.

▪MUSIBAH YANG KETIGA: akan kekal dalam neraka Jahannam.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya orang yang melakukan kesyirikan kepada Allāh maka telah Allāh haramkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka Jahannam dan tidak ada penolong baginya.”

(QS Al-Maidah: 72)

Tiga musibah ini berkaitan, yaitu orang yang melakukan syirik akbar:
~ akan gugur seluruh amalnya
~ tidak akan diampuni oleh Allāh
~ maka menyebabkan dia kekal di neraka.

Sedangkan syirik kecil, yang gugur adalah amalan shalih yang berkaitan dengan syirik ashghar tersebut saja.

Misalnya seseorang bersedekah sebanyak 3 kali, yang pertama ikhlas, yang kedua riya’ kemudian yang ketiga ikhlas lagi, maka yang gugur hanya sedekah yang kedua saja, sedangkan yang pertama dan ketiga tidak gugur.

Akan tetapi meskipun demikian, syirik kecil juga merupakan dosa besar karena berkaitan dengan hak Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Oleh karenanya datang ancaman tentang orang yang riya’, sebagaimana hadits yang ada di Shahih Muslim dan yang lain yang menyebutkan bahwa ada 3 kelompok orang yang pertama yang akan diazab Allāh Subhānahu wa Ta’āla, yaitu:
~ orang yang mujahid di jalan Allāh,
~ orang yang ‘alim dan
~ orang yang rajin bersedekah

akan tetapi amal shalihnya bukan karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka mereka dimasukan ke dalam neraka jahannam.

Ini juga menunjukkan bahwa syirik kecil juga merupakan dosa besar meskipun dia disifati dengan syirik asghar (kecil), namun hakekatnya adalah dosa besar.

Demikin para Ikhwan dam akhwat.

Kita lanjutkan insya Allāh pada pembahasan berikutnya.

والله أعلمُ بالصواب
___________


Tidak ada komentar:

Posting Komentar