Alumni ponpes روضة الهدا purabaya kab:Smi, dan المعهد الاسلاميه kota sukabumi

Selasa, 07 November 2017

SIAL DALAM ISLAM

Sial' Dalam Islam

Eh, kamu kan perawan, jangan keramas di hari Sabtu, nanti dapat suami yang suka nyiksa lho….

Kamu mau nikah dengan janda?!  Makanya, jangan sering beli  barang bekas!

Nyapu kok di malam hari, nanti seret rezeki lho….

Aduh, sial... .. Gue dapat no.13 nih!

Tathayyur ada di mana-mana. Sampai sekarang pun masih ada.

Di era internet di mana kemajuan teknologi dengan segenap inovasi yang begitu cepat dan memukau, tathayyur ternyata masih diterima di tengah-tengah kita.

Tathayyur. Apa Itu Tathayyur? Tahukah Anda apa itu Tathayyur?

Pengertian Tathayyur

Secara bahasa Thiyarah/Tathayyur berasal dari kataطير (burung).

Apa maksudnya?

Sebab, orang Arab jahiliyyah dulu bisa pesimis dan optimis dikarenakan burung.

Lho, kok?

Ketika hendak bepergian, mereka melepaskan terlebih dahulu seekor burung.

Kalau burung itu terbang ke arah kanan,  optimislah mereka. Jadilah mereka berangkat.

Tapi kalau terbang ke arah kiri?

Pesimislah mereka. Maka batallah kepergian mereka. Mereka yakin akan datang kesialan kepada mereka ketika itu.

Itu secara bahasa. Adapun secara istilah, tathayyur adalah sikap pesimis karena sesuatu yang didengar atau dilihat atau diketahui.

Apa contohnya?

Seperti keyakinan orang Arab dulu tentang burung hantu. Jika mendengar suara burung hantu, mereka yakin bahwa itu pertanda akan ada orang yang mati.

Seperti keyakinan mereka bahwa bulan Shaffar dan Syawwal adalah bulan sial.

Mereka di masa jahiliyyah memiliki keyakinan bahwa wanita yang menikah di bulan Syawwal tak akan bahagia dan tak akan pula dicintai suaminya.

Padahal, tahukah kita di bulan apa Nabi صلى الله عليه وسلم menikahi ibunda kita, Aisyah رضي الله عنها?

Beliau صلى الله عليه وسلم menikahinya di bulan Syawal! Dan mencampurinya pun di bulan Syawwal!

Lantas, apakah pernikahannya setelah itu berantakan?

Aisyah berkata:

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ

“Aku dinikahi Rasulullah di bulan Syawwal dan dicampuri pun di bulan Syawwal, lantas, siapakah di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku? ” (HR. Muslim no. 2551 Maktabah Syamilah)

Berkata Imam An-Nawawi:

وَقَصَدَتْ عَائِشَة بِهَذَا الْكَلَام رَدّ مَا كَانَتْ الْجَاهِلِيَّة عَلَيْهِ ، وَمَا يَتَخَيَّلهُ بَعْض الْعَوَامّ الْيَوْم مِنْ كَرَاهَة التَّزَوُّج وَالتَّزْوِيج وَالدُّخُول فِي شَوَّال ، وَهَذَا بَاطِل لَا أَصْل لَهُ ، وَهُوَ مِنْ آثَار الْجَاهِلِيَّة ، كَانُوا يَتَطَيَّرُونَ بِذَلِكَ لِمَا فِي اِسْم شَوَّال مِنْ الْإِشَالَة وَالرَّفْع

"Maksud Aisyah dengan perkataannya yaitu menolak keyakinan di masa jahiliyyah dan menolak anggapan sebagian orang awam di hari ini tentang dibencinya menikah dan menikahkan serta bercampur di bulan Syawwal. Keyakinan ini adalah batil dan tidak ada asalnya. Itu merupakan sisa-sisa jahiliyyah. Dulu orang-orang jahiliyyah bertathayyur (bersikap pesimis) terhadap bulan Syawwal, karena Syawwal berasal dari kata Al-Isyalah dan Ar-Raf'u (yaitu mengangkat/mematikan). " (Syarh Shahih Muslim juz 5 hal. 131 Maktabah Syamilah)

Itu beberapa contoh thiyarah yang tersebar di zaman jahiliyyah dulu. Nah, sekarang?

Silahkan Anda hitung sendiri…

Hukum Tathayyur/Thiyaroh

Dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلَاثًا

“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik. "

Ibnu Mas’ud رضي الله عنه berkata:

وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ

“Dan tiada seorang pun dari kita kecuali (merasakannya). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan bertawakkal kepada-Nya”. (HR Abu Daud no. 3411 Maktabah Syamilah)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ

“Siapa yang mengurungkan hajatnya karena thiyarah, sungguh, ia telah berbuat syirik. ” (HR Ahmad: 6748 Maktabah Syamilah)

Dua hadits di atas menunjukkan dengan jelas bahwa thiyaroh merupakan perbuatan syirik. Namun pertanyaannya, syirik apakah itu? Syirik besar atau kecil? Bisa kecil dan bisa besar. Lho?

Mari kita lanjutkan pembahasan ini..

Tathayyur, Syirik Besar Atau Kecil?

Orang yang bertathayyur bisa terjatuh kepada syirik akbar atau syirik ashghar.

1. Dia jatuh ke dalam syirik akbar jika meyakini bahwa sesuatu yang ia anggap sial itu memang membawa kesialan dengan sendirinya, tanpa ada andil dari Allah عز وجل sedikit pun.

2. Dia jatuh ke dalam syirik ashghar jika meyakini bahwa sesuatu yang ia anggap sial itu hanya sekedar sebab kesialan saja, sedangkan yang menentukan adalah Allah عز وجل. (lihat penjelasan tentang ini di Aunulma'bud Syarh Sunan Abi Daud juz. 8 hal. 438)

Lantas, apa bedanya orang yang terjatuh ke dalam syirik akbar dengan orang yang terjatuh dalam syirik ashghar?

Lihat ini dan ini.

Obat Anti Tathayyur

Kok gue sial terus ya hari ini… Jangan-jangan gara-gara nabrak kucing tadi

Setelah dia datang di kantor ini, kok kita rugi terus ya..

Pernahkah Anda pada suatu waktu merasa pesimis ketika menghadapi suatu masalah? Kalau pernah, ya itu masih 'wajar'. Tapi pernahkah Anda pada suatu waktu merasa pesimis ketika menghadapi suatu masalah lalu timbul di hati Anda ‘tuduhan’ terhadap benda atau orang tertentu (yang sebenarnya menurut akal sehat tak ada kaitannya dengan masalah Anda) sebagai penyebabnya? Kalau jawaban Anda: "pernah ". berarti Anda telah terjangkiti virus yang sangat berbahaya yang bernama: "Tathayyur"

Segera obati!

Lantas apa obatnya?

1.Tawakkal kepada Allah. Dalilnya? Lihat hadits Ibnu Mas'ud di atas

2.Berdoa. Apa doanya?

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ

“Siapa yang mengurungkan hajatnya karena thiyarah, sungguh, ia telah berbuat syirik”.

Para sahabat bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ؟

“Wahai Rasulullah, apa penebusnya? ”

Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab:

قَالَ أَنْ يَقُولَ أَحَدُهُمْ:

“Hendaklah ia berdoa:

اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ وَلَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

(Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu, tidak ada kesialan, kecuali dari-Mu, tiada yang berhak diibadahi selain-Mu) (HR Ahmad: 6748 Maktabah Syamilah)

Inilah tathayyur. Apakah kita tetap menerimanya? Apakah kita tetap percaya dengan yang berbau "sial": "hari sial", "nomor sial", "tempat sial"dan  berbagai "sial" lainnya lagi? Tentu saja tidak. Kecuali, jika kita mau dikatai: "Sialan! "....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar