*SERENTAK BERPUASA PADA HARI YG SAMA*
*Pendapat jumhur ulama, tiga madzhab: wajib serentak puasa dan ‘Id-al-Fithri pada hari yg sama*
إذا ثبت رؤية الهلال بقطر من الأقطار وجب الصوم على سائل الأقطار لا فرق بين القريب من جهة الثبوت والبعيد إذا بلغهم من طريق موجب للصوم . ولا عبرة باختلاف مطلع الهلال مطلقا عند ثلاثة من الأئمة
_Apabila rukyah hilal telah terbukti di salah satu negeri, maka negeri-negeri yg lain wajib berpuasa. Tdk ada perbedaan lagi antara negeri yg dekat dengan yg jauh, apabila berita rukyah hilal itu sampai kepada mereka dg cara (terpercaya) yang mewajibkan puasa. Tdk diperhatikan lagi di sini adanya perbedaan mathla’ (tempat terbit) hilal secara mutlak menurut pendapat tiga imam madzhab (Hanafiy, Malikiy, Hambaliy, -pen)- [‘Abd al-Rahman al-Jaziriy: al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah]_
والذي ينبغي اعتماده هو ما ذهب إليه المالكية وجماعة من الزيدية واختاره المهدي منهم أو حكاه القرطبي عن شيوخه أنه إذا رآه أهل بلد لزم أهل البلاد كلها
_Dan (pendapat) yg layak dijadikan pegangan adalah pendapat Malikiyah, sebagian Zaidiyah, atau apa yg disampaikan al-Qurthubiy dari syaikh-syaikhnya bahwa bila penduduk suatu negeri telah melihat, maka rukyah ini berlaku untuk seluruh negeri yg lain. (al-Imam al-Syawkaniy: Nayl al-Awthar)_
ذهب الجمهور: إلى أنه لا عبرة باختلاف المطالع. فمتى رأى الهلال أهل بلد، وجب الصوم على جميع البلاد لقول الرسول صلى الله عليه وسلم " صوموا لرؤيته، وافطروا لرؤيته ". وهو خطاب عام لجميع الامة فمن رآه منهم في أي مكان كان ذلك رؤية لهم جميعا
_Pendapat jumhur ulama: tdk dianggap adanya perbedaan mathla’ (tempat terbit bulan). Oleh krn itu kapan saja penduduk suatu negeri melihat hilal, maka wajib atas seluruh negeri yg lain berpuasa, krn sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihatnya.” Seruan ini bersifat umum mencakup seluruh umat. Jadi siapa saja di antara mereka yg melihat hilal, di manapun berada, maka rukyah itu berlaku bagi mereka semuanya. (Sayyid Sabiq: Fiqh al-Sunnah)_
==============
*Hanya madzhab Syafi’i yg berpendapat awal puasa dan 'Id al-Fithri boleh beda berdasarkan perbedaan mathla’*
الشافعية قالوا : إذا ثبتت رؤية الهلال في جهة وجب على أهل الجهة القريبة منها من كل ناحية أن يصوموا بناء على هذا للثبوت والقرب يحصل باتحاد المطلع بأن يكون بينهما أقل من أربعة وعشرين فرسخا تحديدا أما أهل الجهة البعيدة فلا يجب عليهم الصوم بهذه الرؤية لاختلاف المطلع )
_Pendapat madzhab Syafi’iy: Apabila terbukti rukyah hilal di suatu daerah, maka atas dasar pembuktian tsb, penduduk yg terdekat dg daerah tsb wajib berpuasa. Ukuran kedekatan di antara dua daerah tsb dihitung menurut kesatuan mathla’ yakni jarak keduanya kurang dari 24 farsakh. Adapun penduduk yg jauh dari daerah tsb, maka tdk wajib berpuasa berdasar rukyah tsb karena perbedaan mathla’. (‘Abd al-Rahman al-Jaziriy: al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah)_
*Catatan:*
24 farsakh = 120 km.
jadi satu titik mathla’ menjangkau daerah di sekitarnya sejauh 120 km.
Ukuran ini didasarkan pada jarak qashar shalat.
Imam Ibnu Taimiyyah berpendapat:
فإن مسافة القصر لا تعلق لها بالهلا
_“Sesungguhnya jarak qashar shalat tdk ada kaitannya dg hilal.” (Majmu’ al-Fatawa)_
===============
*Kesimpulan:*
*Pendapat yg terkuat adalah pendapat jumhur*, di mana ketika ada seorang muslim sdh melihat hilal di manapun berada, maka wajib berpuasa atau ber’id al-fithri secara serentak.
*Yg terjadi saat ini adalah mathla’ negara, bukan mathla’ sebagaimana pendapat madzhab syafi’iy.* Tdk ada seorang ulama madzhabpun ataupun ulama salaf al-shalih yg berpendapat mengenai mathla’ negara.
*Untuk tahun 2019 ini,* berdasar hisab di Saudi, Mesir, Aljazair, Kuwait, ‘id al-fithri jatuh pada hari Selasa 4 Juni 2019.
Berdasar pendapat jumhur tsb, hari ini Senin 3 Juni 2019 adalah saat melakukan rukyah hilal utk ‘id al-Fithri dg uraian berikut:
Mewakili Indonesia, metode Falakiyah Markas Ujung Pangkah Gresik, ijtima’ Senin 3 Juni jam 17:02:40 WIB. Tinggi hilal 0(4’40” (kurang dari 2 derajat), tdk memungkinkan dilihat
Krn di Indonesia tdk terlihat, cari di sebelah baratnya misal Riyadl, tinggi hilal 1(4’53”. Makkah, tinggi hilal 1(29’06”. Sulit dilihat, tp memungkinkan bisa dilihat. (Selisih Saudi dg Indonesia hanya 4 jam, rukyah di Saudi misal jam 6 = di Indonesia jam 10 malam)
Andai di Saudi tdk terlihat, cari lagi di sebelah baratnya, misal Maroko, tinggi hilal 2(5’56”. Sangat mungkin bs dilihat. ‘Id al-Fithri jatuh pada Selasa 3 Juni. (Selisih Maroko dg Indonesia 7 jam, rukyah di Maroko misal jam 6 = di Indonesia jam 1 dini hari)
Andai saja di Maroko tdk terlihat, cari lagi di sebelah baratnya, misal Los Angeles, tinggi hilal 5(55’19”. Sangat jelas terlihat. ‘Id al-Fithri jatuh pada Selasa 3 Juni (Selisih LA dg Indonesia 15 jam, rukyah di LA misal jam 6 = di Indonesia jam 9 pagi, jd tetap puasa dulu, ketika dapat info hilal, baru dibatalkan, lalu shalat ‘id. Jika sampainya info sore hari, maka dibatalkan puasanya dan shalat ‘id besoknya)
مِنَ الْأَنْصَارِ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ غُمَّ عَلَيْنَا هِلَالُ شَوَّالٍ فَأَصْبَحْنَا صِيَامًا فَجَاءَ رَكْبٌ مِنْ آخِرِ النَّهَارِ فَشَهِدُوا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ رَأَوْا الْهِلَالَ بِالْأَمْسِ فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُفْطِرُوا مِنْ يَوْمِهِمْ وَأَنْ يَخْرُجُوا لِعِيدِهِمْ مِنْ الْغَدِ
_Dari seorang sahabat Anshar dari sahabat-sahabat Rasulullah saw berkata: Hilal Syawwal tertutup mendung atas kami, shg kami tetap berpuasa keesokan harinya. Menjelang sore hari, datanglah beberapa musafir (dari luar Madinah menuju Madinah, -pen). Mereka bersaksi di hadapan Rasulullah saw bahwa mereka telah melihat hilal kemarin (petang). Maka Rasulullah saw memerintahkan kaum muslimin utk segera berbuka dan melaksanakan shalat ‘id keesokan harinya. (Musnad Imam Ahmad)
والله أعلم بالصواب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar