Benarkah Warna Merah Lafadz Walyatalattaf sebagai Tanda Tetesan Darah Usman,
Terdapat beberapa keterangan bahwa penulisan walyatalattaf dengan warna merah merupakan pengenang atas kematian Khalifah Usman bin Affan. Warna merah disebut sebagai tanda tetesan darah yang ketika Khalifah Usman dibunuh, beliau memegang mushaf Al Qur’an.
Apakah benar warna merah lafadz walyatalattaf sebagai tanda tetesan darah?
Kita perlu membedah terlebih dahulu perihal lafadz walyatalattaf.
Pertama, apakah semua mushaf Al Qur’an memberikan warna merah terhadap lafadz walyatalattaf?
Kedua, apakah alasannya sehingga lafadz walyatalattaf yang dipilih?
Hal dasar yang perlu kita pahami adalah, mushaf Al Qur’an berbeda dengan Al Qur’an itu sendiri.
Mushaf merupakan medium pengejawantahan tulisan Al Qur’an yang memang seiring berkembangnya waktu akan ada modifikasi.
Sementara Al Qur’an sebagai kalamullah (firman Allah) tentu sampai kapanpun tidak akan berubah.
Dari pengetahun dasar ini, kita sebenarnya memaklumi berbagai ragam mushaf di kalangan Muslim seluruh dunia.
Termasuk dalam perihal yang akan kita bahas, yakni penulisan lafadz walyatalattaf.
Tentu tidak semua mushaf Al Qur’an baik berupa manuskrip maupun cetak menuliskan lafadz ini dengan tinta merah.
Ada juga yang ditulis dengan tinta hitam namun tebal, tapi ada juga yang ditulis sama dengan lafadz lainnya.
Ketika berbicara tentang lafadz walyatalattaf dan bertinta merah, biasanya kita akan kembali pada ingatan saat kecil dahulu.
Memang mushaf-mushaf dengan gaya huruf-huruf tebal, lebih dominan menyajikan lafadz walyatalattaf dengan warna merah.
Mushaf ini bernama mushaf Bombay, sebuah mushaf yang dicetak di Mumbai India, kemudian diikuti oleh sebagian percetakan mushaf di Indonesia.
Berikut contoh penulisan lafadz ini dengan tinta merah di mushaf Bombay.
Dari gambar di atas, selain lafadz walyatalattaf yang berwarna merah juga terdapat keterangan nisfu Al Qur’an (pertengahan Al Qur’an). Dari keterangan ini, sebenarnya alasan dasar mengapa warna merah itu dipilih, karena untuk membedakan lafadz tersebut dengan lafadz-lafadz yang lain.
Lantas bagaimana dengan pendapat bahwa penulisan warna merah ini sebagai tanda untuk mengenang darah Usman bin Affan yang dibunuh saat memegang mushaf Al Qur’an?
Memang diberbagai catatan, seperti Muhammad Abu Zahrah dalam Tarikh al-Madzahib al-Islamiyyah menyebut bahwa Usman bin Affan terbunuh saat sedang membaca Al Qur’an. Hal ini senada dengan bukti mushaf Al Qur’an tertua yang disimpan di Tashkent, Uzbekistan.
Berdasarkan catatan reportase detikcom tentang mushaf tersebut, Penjaga Museum itu menyebut bahwa di mushaf tersebut terdapat bekas ceceran darah Usman saat dibunuh, dan itu menunjukkan pada Surat Al Baqarah.
Dalam riwayat Imam Ahmad dari Amrah binti Arthah juga menyebut bahwa tetesan darah yang menimpa mushaf itu QS. Al Baqarah ayat 137.
فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dari uraian tersebut, nampaknya alasan penulisan walyatalattaf dengan tinta merah untuk mengenang kematian Usman bin Affan cenderung tidak tepat.
Karena darah yang menetes di mushaf Usman bin Affan justru menunjukkan surat Al Baqarah, bukan Al Kahfi sebagaimana kabar-kabar yang sering beredar.
Walyatalattaf Pertengahan Al Quran
Sebenarnya ada beberapa pendapat tentang pertengahan Al Qur’an, terlebih jumlah ayat pun berbeda menurut para ulama.
Ada yang menyebut 6204 ayat, ada yang menyebut 6214 ayat, 6219 ayat, 6226 ayat, dan 6236 ayat.
Dari berbagai pendapat itu, jumlah kalimat dalam Al Qur’an menurut Al-Fadl Ibnu Syazan, dari Ata Ibnu Yasir, adalah 77.439 kalimat.
Sementara huruf keseluruhannya ada yang berpendapat sebanyak 321.180 huruf, namun ada juga yang menyebut 323.015 huruf.
Mengutip dalam kitab Tafsir At Tahrir wa Tanwir anggitan Ibnu Asyur yang menyebut beberapa pendapat tentang pertengahan mushaf Al Qur’an. Jumhur ulama menyebut bahwa huruf ta’ dalam lafadz walyatalattaf (QS. Al Kahfi :19) merupakan pertengahan Al Qur’an.
Namun ada pendapat lain, seperti Imam Ibnu Athiyah menyebut bahwa Imam Nawawi berpendapat bahwa pertengahan Al Qur’an adalah huruf nun dalam lafadz nukran (QS. Al Kahfi :74).
Dari penjelasan tersebut, nampaknya sudah cukup mewakili kegalauan kita, mengapa walyatalattaf di sebagian mushaf berwarna merah.
Semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar