Alumni ponpes روضة الهدا purabaya kab:Smi, dan المعهد الاسلاميه kota sukabumi

Sabtu, 13 Mei 2023

TIGA DIMENSI AJARAN ISLAM

Tiga Dimensi Ajaran Islam.
  

Ajaran Islam, setidaknya mengandung tiga dimensi di dalamnya.
Dimensi pertama, yaitu dimensi intelektual, kedua adalah dimensi ritual dan ketiga adalah dimensi sosial.

Kita masuk ke dimensi yang pertama, dimensi Intelektual.

Dimensi intelektual (dimensi pengetahuan), yaitu dimensi yang menunjukan tingkat pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
dalam agama Islam, dimensi ini termasuk dalam pengetahuan tentang Ilmu Fiqh, Ilmu Tauhid, dan Ilmu Tasawuf.

Belum lagi Allah menyuruh kita untuk melaksanakan perintah sholat, melaksanakan perintah puasa, melaksanakan perintah zakat dan haji, terlebih dahulu Allah menyuruh kita untuk memiliki ilmu pengetahuan. Hal ini tertuang dalam wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW di gua hira’ yaitu surat Al Alaq ayat 1-5 pada bulan penuh keberkahan yaitu bulan Ramadhan.

اقْرَأْبِاسْمِرَبِّكَالَّذِيخَلَقَ (1) خَلَقَالْإِنسَانَمِنْعَلَقٍ (2) اقْرَأْوَرَبُّكَالْأَكْرَمُ (3) الَّذِيعَلَّمَبِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَالْإِنسَانَمَالَمْيَعْلَمْ (5)

(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan;
(2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah;
(4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena);
(5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq, 96:1-5)

Dari wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah, tersirat pesan agar setiap umat membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan. Selanjutnya dalam hadist Rasulullah disampaikan bahwa :

مَنْأَرَادَالدُّنْيَافَعَلَيْهِبِالْعِلْمِ, وَمَنْأَرَادَالأَخِرَةَفَعَلَيْهِبِالْعِلْمِ, وَمَن أَرَادَهُمَافَعَلَيْهِبِالْعِلْمِ

"Barangsiapa yang ingin berbahagia dunia, maka ia harus berilmu pengetahuan; dan barangsiapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, maka ia wajib berilmu pengetahuan, dan barang siapa yang ingin berbahagia kedua-duanya, maka ia wajib berilmu pengetahuan". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan spektrum yang demikian luas, ilmu pengetahuan menjadi bekal utama bagi umat Islam untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Oleh karena itu selayaknya kita menjadikan Pendidikan sebagai fondasi dengan materi yang mampu terinternalisasi dan lekat di dalam diri setiap umat Islam.

Sehingga hendaknya pendidikan itu memberi warna bukan menyeragamkan, pendidikan itu memberi ruang untuk berkarya, bukan mematikan kreasi, dan yang terpenting pendidikan itu menyenangkan bukan menakutkan, sehingga ilmu pengetahuan dengan mudah dapat terinternalisasi ke dalam diri manusia.

Dimensi yang kedua yaitu Dimensi Ritual

Allah secara tegas menyampaikan bahwa manusia diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya. Dalam surat Ad Zariyat ayat 56 disampaikan bahwa :

وَمَاخَلَقْتُالْجِنَّوَالْإِنْسَإِلَّالِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia, kecuali untuk beribadah kepada Ku”.

Jelas sekali tersurat pesan yang disampaikan Allah bahwa ibadah merupakan salah satu tujuan diciptakannya manusia. Setelah manusia dibekali ilmu pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan tersebut manusia beribadah kepada Allah SWT yaitu dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasaillam bersabda,

“Sesungguhnya perkara pertama kali yang dihisab pada hari kiamat dari amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi.
Jika terdapat suatu kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, “Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?” Lalu setiap amal akan diperlakukan sama seperti itu.” (HR. Tirmidzi)

Dari hadist Rasulullah tersebut dapat kita pahami bahwa selain ibadah wajib seperti sholat, puasa, zakat, dan haji, maka segala sesuatu yang kita lakukan diridhoi oleh Allah SWT, maka hal tersebut dinilai sebagai ibadah. Bahkan seorang muslim yang membuang duri di tengah jalan agar manusia lain tidak tertusuk oleh duri tersebut, maka hal itu sudah menjadi nilai ibadah di sisi Allah SWT.

Maka di bulan Ramadhan yang penuh hikmah ini selain melakukan ibadah-ibadah wajib, menjadikan ibadah-ibadah sunnah sebagai prioritas selanjutnya.
Sungguh ibadah sunnah tersebut kelak mampu menutupi kekurangan kita dalam melaksanakan ibadah wajib sehingga menjadi paripurna di mata Allah SWT.

Dimensi yang ketiga yaitu Dimensi Sosial

Selain mengatur tentang hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah), ajaran islam juga mengatur tentang hablum minannas (hubungan manusia dengan sesama manusia).
Baik hubungan dengan Allah, maupun hubungan dengan sesama manusia harus dilaksanakan secara seimbang. Manusia juga harus berhubungan dengan baik dengan makhluk ciptaan Allah lainnya termasuk dengan alam dan seisinya.

Dalam suasana pandemi Covid-19 ini manusia diuji demikian kerasnya oleh alam. Kita seolah diminta untuk melakukan evaluasi terhadap perlakuan diri selama ini kepada alam dan penghuninya.
Kita digiring untuk dapat memahami bagaimana semestinya memperlakukan alam dengan layak.
Bahwasanya kita sebagai penghuni bumi, harus mampu memahami cara memelihara bumi sebagai tempat satu-satunya kita bernaung di dunia.

Pandemi ini juga telah mengubah perspektif kita dalam melihat hubungan sosial.
Sudut pandang sosial kita menjadi lebih luas.
Peduli pada keluarga dengan tidak saling berkunjung, membuat kita memperluas pandangan kepada kerabat jauh bahkan mereka yang tak dikenal yang barangkali membutuhkan uluran bantuan.

Meningkatkan kepekaan kita pada mereka yang terdampak demikian besarnya akibat Covid-19, membantu mereka selagi mampu, bahkan dalam kondisi yang sama-sama sempit. Begitu pula mereka yang dibantu, menjadi mampu merasakan kasih sayang bersaudara sesama umat. Memercayai bahwa masih begitu banyak orang baik di dunia ini, menerima gelombang kasih sayang tanpa dahulu pernah saling kenal.
Bukankah dengan demikian hubungan sosial kita menjadi jauh lebih luas?

Oleh karenanya mari kita tengadahkan tangan lebih lama seusai shalat fardhu dan sunnah, semoga segala hal yang saat ini terjadi, pada akhirnya membawa kebaikan pada seisi bumi termasuk penghuninya. Pada akhirnya, semoga hal ini kelak memunculkan sikap menghargai di antara sesama umat manusia, mempertajam kepekaan, dan melembutkan hati-hati kita dalam bersikap kepada sesama manusia alam beserta isinya.

Demikianlah habluminannas kita dilecut pada pandemi yang barangkali tidak semua generasi merasakannya, akan ada “the new normal” yang nanti akan kita jelang. Semoga saja hal tersebut adalah sesuatu yang baik dan jauh bernilai.

Sebagai penutup, "Semua manusia adalah mati, kecuali yang berilmu, semua yang berilmu adalah terlelap kecuali yang beramal, semua yang beramal adalah tertipu kecuali yang ikhlas dalam amalannya".

Semoga kita senantiasa mengamalkan setiap nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam sehingga kita dapat mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat nantinya.

Allahu A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar