DALIL tentang perdamaian toleransi menjadi pedoman bagi Muslim untuk bersikap tasamuh kepada sesama.
Al Quran yang merupakan kitab suci umat Islam memuat banyak hal bagi manusia termasuk perdamaian. Berikut 5 ayat Al-Quran tentang perdamaian lengkap dengan tafsir dan hadits-nya.
Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian kepada sesama manusia. Damai menurut KBBI didefiniskan sebagai tidak ada perang ataupun kerusuhan, aman, rukun dan keadaan tidak bermusuhan.
Perdamaian merupakan harapan semua manusia di muka bumi. Tanpa perdamaian, hidup akan diliputi waswas dan ketidaktenangan.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam At Tabrani. Rasulullah Saw pernah bersabda "Sayangilah orang di bumi, maka kamu akan disayangi yang di langit". (Hadis ini Shohih, Riwayat At-Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, lihat Shahiihul jaami’ no. 896.
Isi Kandungan Surat Ali Imran Ayat 159, Perintah Lemah Lembut dan Musyawarah
Adapun makna perdamaian dalam yang akan diulas dalam artikel ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang memiliki makna keselamatan dan kedamaian. Dalam bahasa Arab, damai disebut dengan salaam.
Al-Qur'an, menyebutkan ada banyak ayat Al-Quran yang mengandung unsur damai atau perdamaian dan turunannya atau derivasinya. Ayat-ayat tersebut di antaranya Surat Al Baqarah ayat 182 dan 224, Surat An Nisa ayat 62, 90, 91, 92, 114, dan 128. Selain itu, Surat Al Anfal ayat 61, Surat Al Qashash ayat 19, Surat Muhammad ayat 35, Surat Al Hujurat ayat 9 dan 10, serta Surat Ar Rum ayat 21.
Namun, dalam artikel ini hanya mengulas 5 ayat Al Quran yang menjelaskan masalah perdamaian.
1. Surat Al Anfal ayat 61
Ayat Al-Quran tentang perdamaian pertama disebutkan dalam Surat Al Anfal ayat 61. Allah SWT berfirman:
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Latin: Wa in janaḥū lis-salmi fajnaḥ lahā wa tawakkal ‘alallāh(i), innahū huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
Artinya: (Akan tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ibnu katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan, ayat tersebut berkaitan dengan Perjanjian Hudaibiyah. Orang-orang musyrik Quraisy mengajukan gencatan senjata. Usulan itu disambut baik oleh Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم: "أنه سَيَكُونُ بِعْدِي اخْتِلَافٌ -أَوْ: أَمْرٌ -فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَكُونَ السِّلْمُ، فَافْعَلْ"
Artinya: Dari Ali ibnu Abu Talib r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw telah bersabda: Sesungguhnya kelak akan terjadi perselisihan atau suatu perkara. Jika kamu mampu mengadakan perdamaian, maka lakukanlah".
2. Surat An Nisa ayat 114
Ayat Al Quran tentang Perdamaian berikutnya tertuang dalam Surat An Nisa ayat 114.
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْواهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذلِكَ ابْتِغاءَ مَرْضاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً
Artinya: Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari rida Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.
Menurut Ibnu Katsir, ayat tersebut merupakan anjuran kepada manusia untuk berlomba-lomba mengajak perdamaian. Hal ini dikuatkan dengan beberapa hadits berkaitan dengan ayat tersebut.
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلِ مِنْ دَرَجَةِ الصَّلَاةِ، وَالصِّيَامِ وَالصَّدَقَةِ؟ " قَالُوا: بَلَى. قَالَ: "إِصْلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ"
Artinya: dari Abu Darda yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: "Maukah kalian aku beritahukan hal yang lebih utama daripada pahala puasa, salat, dan zakat?" Mereka menjawab, "Tentu saja, wahai Rasulullah." Nabi Saw. bersabda, "Mendamaikan orang-orang yang bersengketa." (HR. Imam Ahmad)
3. Surat Al Hujurat ayat 9
Ayata Al-Quran tentang perdamaian selanjutnya termaktub dalam Surat Al Hujurat ayat 9.
وَاِنْ طَاۤىِٕفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰىهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْۤءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِ ۖفَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْا ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
Artinya: Jika ada dua golongan orang-orang mukmin bertikai, damaikanlah keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap (golongan) yang lain, perangilah (golongan) yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), damaikanlah keduanya dengan adil. Bersikaplah adil! Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil. (QS. Al Hujurat: 9)
Menurut Ibnu Sai'd Jubair, ayat ini terkait dengan peperangan yang terjadi antara kaum Aus dan Khozrj yang berperang dengan pedang dan sandal. Maka ayat ini turun untuk mendamaikan antara keduanya. Namun, ayat tadi tentunya juga bermakna luas.
Bahwa umat Islam hendaknya mengupayakan perdamaian antarsesama manusia. Hal inilah yang tercantum dalam hadis yang juga dikutip oleh Imam Ibnu Katsir saat menjelaskan ayat tersebut.
Seperti yang disebutkan di dalam hadits sahih, dari Anas r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا". قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا نَصَرْتُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ أَنْصُرُهُ ظَالِمًا؟ قَالَ: "تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمَ، فَذَاكَ نَصْرُكَ إِيَّاهُ"
Artinya: Tolonglah saudaramu, baik dalam keadaan aniaya atau teraniaya. Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, kalau dia teraniaya, aku pasti menolongnya. Tetapi bagaimana aku menolongnya jika dia aniaya?" Rasulullah Saw. menjawab: Engkau cegah dia dari perbuatan aniaya, itulah cara engkau menolongnya.
4. Surat Al Hujurat ayat 10
Ayat Al-Quran tentang Perdamaian berikutnya disebutkan dalam Surat Al Hujurat ayat 10.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ
Latin: Innamal-mu'minūna ikhwatun fa aṣliḥū baina akhawaikum wattaqullāha la‘allakum turḥamūn(a).
Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati. (QS. Al Hujurat: 10)
Menurut Ibnu Katsir, ayat tersebut secara tegas menjelaskan bahwa setiap orang yang beriman atau mukmin adalah saudara seagama. Karena itu, sudah semestinya mendamaikan mereka jika terjadi perselisihan.
Banyak hadits yang menjelaskan mengenai masalah tersebut.
"مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِّهم وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَوَاصُلِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بالحُمَّى والسَّهَر"
Artinya: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam persahabatan kasih sayang dan persaudaraannya sama dengan satu tubuh; apabila salah satu anggotanya merasa sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh menimbulkan demam dan tidak dapat tidur (istirahat).
Di dalam hadits sahih disebutkan pula:
"الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا"
Artinya: Orang mukmin (terhadap mukmin lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lainnya saling kuat-menguatkan.
5. Surat Al Baqarah Ayat 224
Ayat Al-Quran tentang Perdamaian disebutkan juga dalam Surat Al Baqarah ayat 224.
وَلَا تَجْعَلُوا اللّٰهَ عُرْضَةً لِّاَيْمَانِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْا وَتَتَّقُوْا وَتُصْلِحُوْا بَيْنَ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang dari berbuat baik, bertakwa, dan menciptakan kedamaian di antara manusia. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 224)
Dalam ayat ini dilarang bersumpah untuk tidak berbuat baik atau tidak bertakwa atau tidak mengadakan islah di antara manusia. Kalau sumpah seperti itu sudah diucapkan, wajib dilanggar (dibatalkan), sebab sumpah tersebut tidak pada tempatnya, tetapi sesudah sumpah itu dilanggar, harus ditebus dengan membayar kafarat, yaitu memerdekakan seorang budak atau memberi makan sepuluh orang miskin atau memberi pakaian kepada mereka atau kalau tak sanggup, berpuasa selama 3 hari.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنِ اسْتَلَجَّ فِي أَهْلِهِ بِيَمِينٍ، فَهُوَ أَعْظَمُ إِثْمًا، لَيْسَ تُغْنِي الْكُفَّارَةُ".
Artinya: Dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang bersitegang terhadap keluarganya dengan sumpahnya, maka perbuatan itu dosanya amat besar, kifarat tidak cukup untuk menutupinya.
Demikian ulasan 5 Ayat Al-Quran tentang Perdamaian yang bisa dijadikan pedoman bagi muslim untuk berbuat baik dengnan menyebarkan perdamaian dan mendamaikan mereka yang bertikai.
Wallahu A'lam