Alumni ponpes روضة الهدا purabaya kab:Smi, dan المعهد الاسلاميه kota sukabumi

Minggu, 10 September 2023

DAKWAH ROSULULLAH DIMAKKAH DAN MADINAH

Rasulullah Berdakwah Sembunyi-sembunyi Selama 3 Tahun, Begini Kondisi Umat Islam

Periode dakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3 tahun. Dakwah tersebut dilakukan di kota Mekkah.
Menurut buku Mengapa Islam Memerintahkan Berperang susunan Muhammad Reza Rahardian, periode dakwah di Mekkah khusus untuk dakwah tauhid.
Berbeda dengan di Madinah yang ruang lingkupnya meluas ke ilmu-ilmu lain seperti fiqih muamalah dan fiqih As-Siyar yang membahas tentang ilmu peperangan.

Kala itu, tauhid menjadi hal yang asing bagi penduduk Mekkah. Karenanya, Nabi Muhammad tidak langsung berdakwah secara terang-terangan.

Apabila penyampaian dakwah tauhid dilakukan tanpa metode yang tepat, tentu akan menyebabkan penduduk Mekkah terkejut dan berujung menolak ajaran yang disampaikan. Karenanya, Rasulullah berdakwah dengan sembunyi-sembunyi.

Nabi Muhammad tidak langsung menyebarkan kepada masyarakat Mekkah, melainkan memulainya dengan berdakwah kepada orang-orang terdekat, seperti anggota keluarga dan sahabat karibnya. Keluarga Rasulullah merupakan orang-orang baik dan selalu menghormati beliau, karena itu mereka lantas menerima agama Islam.

Mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam yang ditulis oleh Drs Imam Subchi MA,

Pada periode dakwah sembunyi-sembunyi, Nabi Muhammad hanya menyampaikan ajaran dasar dari Islam.
Ajaran itu mencakup tiga hal, yaitu :
1.Keesaan Tuhan,
2.Penghapusan patung-patung berhala,
3.Dan kewajiban untuk beribadah ritual serta sosial demi mencari ridha Allah semata.

Kondisi Umat Islam pada Periode Dakwah Sembunyi-sembunyi
Merujuk pada sumber yang sama, pada periode tersebut umat Islam melaksanakan shalat bersama para pengikut dan sahabatnya dengan cara sembunyi-sembunyi.
Ini dimaksudkan agar tidak ketahuan oleh penduduk Mekkah.

Walau begitu, lama-kelamaan kabar tentang dakwah Islam sampai ke telinga kabilah Quraisy di Mekkah.
Kala itu, mereka tidak terlalu peduli dengan dakwah Islam karena menganggap Nabi Muhammad sebagai orang yang peka terhadap urusan agama, tidak lebih dari itu.

Berlangsung selama 3 tahun, pada rentang waktu tersebut umat Islam yang jumlahnya masih sedikit saling menguatkan satu sama lain.
Hingga akhirnya turunlah ayat Al-Qur'an yang memerintahkan Rasulullah untuk berdakwah secara terang-terangan kepada penduduk Mekkah.

Orang-orang yang Pertama Kali Menerima Ajaran Nabi Muhammad
Orang-orang yang pertama kali menerima ajaran dan seruan Rasulullah SAW disebut dengan as-sabiqunal awwalun.
Arti dari kata tersebut ialah orang-orang yang pertama masuk Islam.

Sosok assabiqunal awwalun itu ialah, Khadijah istri Nabi mUhammad, Zaid bin Haritsah anak angkat Rasulullah, Ali bin Abi Thalib sepupu nabi, dan Abu Bakar yang merupakan sahabat karib beliau.
Setelahnya, mereka turut melanjutkan jejak Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam.

Abu Bakar berhasil mengajak 5 orang lainnya untuk memeluk agama Islam, mereka adalah Sa'ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, dan Utsman bin Affan.
Selain nama-nama yang disebutkan, masih banyak orang-orang yang masuk Islam di awal-awal dakwah, mereka semua berasal dari kabilah Quraisy dan disebut sebagai sahabat, artinya orang-orang yang bertemu Rasulullah, beriman kepada beliau dan meninggal atas keimanan.

Menurut artikel berjudul Karakteristik dan Strategi Dakwah Rasulullah Muhammad SAW pada Periode Mekkah yang terbit di jurnal At Tabsyir, selama 10 tahun pertama berdakwah belum ada kemajuan yang berarti khususnya dalam jumlah umat Islam.
Penekanan dakwah di Mekkah difokuskan pada keesaan Allah, karena kondisi Mekkah saat itu belum bertauhid.

Memulai Dakwah Terang-terangan di Mekkah
Setelah turun surat Ash-Shu'ara ayat 214, Nabi Muhammad mulai berdakwah secara terang-terangan. Adapun, bunyi dan arti dari ayat tersebut yaitu:

وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ ٱلْأَقْرَبِينَ

Arab latin: Wa anżir 'asyīratakal-aqrabīn

Artinya: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,"

Setelahnya, Nabi Muhammad SAW mulai menampakkan dirinya ke publik. Beliau percaya diri untuk melakukannya karena mendapat perlindungan dari pamannya Abu Thalib, Nabi Muhammad lalu mendaki Bukit Shafa dan berseru kepada kabilah Quraisy.

Paman Nabi Muhammad lainnya yaitu Abu Lahab menanggapi dakwah beliau dengan ketus. Saat itulah turun firman Allah mengenai Abu Lahab dalam surat Al Lahab ayat 1-5.

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ

Arab latin: Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb.

Artinya: 1. "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!"

مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ

Arab latin: Mā agnā 'an-hu māluhụ wa mā kasab.

Artinya: 2. "Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan,"

سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ

Arab latin: Sayaslā nāran żāta lahab.

Artinya: 3. "Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka),"

وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ

Arab latin: Wamra'atuh, hammālatal-hatab.

Artinya: 4. "Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah),"

فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ

Arab latin: Fī jīdihā hablum mim masad.

Artinya: "Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal,"

Seruan Nabi Muhammad dan celaan Abu Lahab mengisyaratkan dimulainya pertempuran antara dua ideologi, yaitu tauhid melawan kesyirikan.

Periode Dakwah di Madinah
Setelah berdakwah di Mekkah, Nabi Muhammad juga berdakwah di Madinah. Dijelaskan dalam buku Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh Bachrul Ilmy,

Setidaknya ada enam bentuk nyata dari periode dakwah di Madinah.

Enam pembinaan itu adalah :

1.Akidah,
2.Ibadah,
3.Muamalah kaum muslim, 4.Pembinaan ukhuwah atau persaudaraan untuk menyatukan kaum muslim,
5.Pembinaan kader-kader perjuangan untuk mempertahankan wilayah dakwah,
6.Dan memetakan pertahanan dan sosial untuk menjaga stabilitas Madinah.

Adapun,cara berdakwah Nabi Muhammad pada periode Madinah yaitu:

1.Membangun masjid sebagai pusat kegiatan dakwah
2.Melakukan perjanjian dengan kaum Yahudi di Madinah
3.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar
4.Membangun ekonomi rakyat dengan mendirikan pasar.

Demikian pembahasan mengenai periode dakwah secara sembunyi-sembunyi yang dilakukan di Mekkah.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar