Pasangan Di Surga
Allah Ta’ala menyebutkan kenikmatan ahlul jannah bagi kaum laki-laki dengan memberikan iming-iming Hurul ‘Ain (bidadari yang bermata jeli) dan istri-istri yang cantik. Hal itu tidak disebutkan untuk wanita sebagaimana laki-laki. Barangkali karena itulah banyak diantara wanita yang bertanya-tanya tentang ganjaran dan kenikmatan apa yang akan mereka dapat di jannah.
Ketika Allah Ta’ala menyebutkan segala keindahan dan kesenangan yang ada di jannah berupa makanan, pemandangan yang indah, tempat tinggal, ataupun pakaian, maka hal itu bukanlah monopoli laki-laki saja. Kenikmatan jannah berlaku umum, baik laki-laki dan wanita selama mereka bertaqwa kepada Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya ,
“ Disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imran: 133)
Tidak diragukan lagi bahwa ganjaran dihari kiamat itu untuk laki-laki maupun perempuan. Ini didasarkan pada pernyataan Allah Ta’ala dalam ayat-ayat berikut ini.
“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan “. (QS. Ali Imron: 195)
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. An Nisa: 124)
“ Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertekan di atas dipan-dipan.” (QS. Yasin: 56)
“ Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan”. (QS. Az Zuhruf: 70)
Perlui diketahui, keadaan seorang wanita di dunia tidak akan luput dari kemungkinan-kemungkinan berikut;
1. Dia meninggal sebelum menikah.
Allah Ta’ala akan menikahkan wanita ini di jannah dengan seorang laki-laki di dunia. Sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ما في الجنّة أعزب
“Di jannah tidak ada yang hidup membujang.” (HR. Muslim no. 2834)
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “Apabila seorang wanita belum menikah di dunia, maka Allah Ta’ala akan menikahkannya dengan seseorang yang menyenangkan pandangannya. Karena kenikmatan di jannah tidak hanya monopoli laki-laki, namun bagi laki-laki dan juga wanita. Sedangkan diantara bentuk nikmat adalah menikah. (Al Majmu’ Ats Tsamin 1/175)
2. Dia meninggal setelah dithalak (cerai) dan belum menikah lagi. Ataupun dia telah menikah, namun dirinya masuk jannah sedangkan suaminya tidak
Untuk keadaan kedua wanita ini, Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “Seorang wanita apabila menjadi penghuni jannah sedangkan ia belum menikah di dunia, atau suaminya bukan termasuk ahli jannah, maka ketika dia masuk jannah akan dinikahkan dengan laki-laki dari penghuni jannah yang belum pernah menikah.” (Al Majmu’ Ats Tsamin 1/173)
3. Dia meninggal setelah menikah. Maka suaminya di dunia adalah suaminya di jannah.
4. Dia tidak menikah lagi setelah suaminya meninggal. Artinya dia menjanda hingga akhir hayat. Maka suaminya di dunia itulah yang akan menjadi suaminya di jannah
5. Dia menikah lagi setelah suaminya meninggal. Maka suaminya di jannah adalah orang yang terakhir kali menjadi suaminya. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
المرأة لاخر ازواجها
“ Seorang wanita (di jannah) adalah istri bagi suaminya yang terakhir di dunia.” (Silsilatul Ahadits As-Shahihah, Al-Bani. 1281 )
Sahabat Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu pernah berkata kepada istrinya, “ jika kamu ingin menjadi istriku di jannah, maka janganlah engkau menikah sepeninggalku, karena sesungguhnya wanita di jannah adalah bagi suaminya yang terakhir di dunia.” Karenanya pula Allah Ta’ala mengharamkan atas istri-istri Nabi untuk menikah sepeninggal Nabi, karena mereka adalah istri-istri Nabi di jannah pula.
Syaikh Ibnu Jibrin berkata, “ disebutkan juga dalam hadits bahwa wanita yang hidup di jannah mempunyai kelebihan melebihi bidadari disebabkan karena amal shalehnya dan ketaatan yang ia kerjakan di dunia. Oleh karena itu wanita yang beriman akan masuk seperti halnya laki-laki yang beriman. Jika seorang wanita memiliki beberapa suami (maksudnya pisah kemudian menikah dengan laki-laki lain) dan dia masuk ke jannah bersama mereka, maka ia akan memilih di antara mereka, dan akan memilih seseorang yang memiliki watak dan sikap yang paling baik.( lihat. Wanita bertanya Islam menjawab, kumpulan fatwa-fatwa Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Ibnu Jibrin. Hal.38-39 ).
Itulah keadaan mereka di dunia, sedangkan di jannah masing-masing akan mendapatkan bagian menurut keadaan mereka di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar