Tiga Dimensi
Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qal’ah Jie, melalui kitabnya “Qira’ah Siyasiyah Li Sirah Nabawiyah” menjelaskan ada tiga dimensi di balik peristiwa yang terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah itu, yakni politik, sosial dan spiritual.
Dimensi Politik
_______________
Dari dimensi politik, menurut Syekh Rawwas, ada tiga hal terkait peristiwa Isra’ Mi’raj.
Pertama, sesungguhnya kepemimpinan dunia hingga terjadinya peristiwa Isra’ dan Mi’raj berada di tangan Bangsa Israil. Sebab agama samawi yang masih ada, yakni Yahudi dan Kristen, adalah agama Bangsa Israil.
Akan tetapi orang-orang yang mengemban agama tersebut sudah tidak layak lagi untuk memimpin. Mereka telah menjual agama dan ideologi mereka dengan harga murah, dengan mendistorsi agama dan mengganti petunjuk-petunjuk yang menjadi ciri khasnya.
Dengan demikian, ideologi yang saat itu memimpin dunia sudah tidak layak lagi untuk dipertahankan. Otomatis orang-orang yang mengembannya pun tidak berhak lagi atas kepemimpinan dunia. Dengan demikian harus ada ideologi baru yang lurus dan orang-orang yang bersih dan terpercaya untuk menggantikan agama sebelumnya dan menggantikan posisi Bangsa Israil.
Maka kehadiran Rasulullah Saw di Al Aqsha menjadi pertanda bahwa agama Islam yang dibawa beliau dan umat Islam yang dipimpin oleh beliaulah yang bakal memegang tampuk kepemimpinan dunia. Dari sini dapat dimengerti mengapa Rasulullah memilih gelas berisi susu (yang mencerminkan fitrah) dan Jibril as mengatakan, “Kamu telah membimbing menuju fitrah, kamu telah membimbing umatmu”.
Kedua, Rasulullah tampil menjadi imam ketika shalat bersama para nabi. Artinya Rasulullah adalah pemimpin. Dengan demikian telah terjadi perubahan politik yang sangat mendasar. Fakta ini menunjukkan terjadinya pergeseran kepemimpinan dari Bani Israil kepada umat Muhammad.
Maka, sejak terjadinya peristiwa ini, ajaran-ajaran, ideologi-ideologi yang telah mengalami penyimpangan selanjutnya digantikan oleh Islam, sebagai agama dan ideologi yang baru, bersih dan sesuai fitrah. Perubahan ini adalah perubahan yang konstitusional (masyru’). Karena yang menyetujui perubahan adalah para nabi, orang-orang yang benar-benar mewakili umat (representatif) dan cendekiawan yang tidak mungkin berbuat salah (ma’shum). Karena itu pihak yang menentang perubahan ini berarti inkonstitusional. Maka wajar bila kemudian, ketika Daulah Islam di Madinah berdiri, pihak-pihak yang menentang dari golongan Yahudi langsung dibersihkan. Sebab mereka melakukan tindakan inkonstitusional.
Ketiga, sesungguhnya peristiwa Isra’ ke Baitul Maqdis menunjukkan bahwa Al Quds adalah bakal wilayah kekuasaan Daulah Islam yang akan berdiri. Fakta Rasulullah Saw diangkat menjadi imam shalat jamaah dengan makmum para Nabi menunjukkan bahwa tuan rumahlah yang lebih berhak menjadi imam. Artinya beliaulah sejatinya pemilik/penguasa atas Baitul Maqdis, bukan yang lainnya. Begitu juga ikutnya para Nabi terhadap beliau dalam shalat menjadi bukti pengakuan mereka bahwa Baitul Maqdis merupakan salah satu wilayah di antara sejumlah wilayah Islam yang nantinya akan berkibar di sana bendera Islam.
Dimensi Sosial
_______________
Sesungguhnya shalat beliau dengan para nabi, padahal mereka berbeda bangsa dan warna kulitnya, maka ini berarti bahwa negara Islam yang akan ditegakkan Rasulullah Saw dengan ideologinya akan menaungi semua kaum mukminin, tidak membeda-bedakan antara yang hitam dengan yang putih, antara bangsa Arab dengan non-Arab.
Bangsa-bangsa yang berbeda itu semuanya akan dilebur dalam wadah keimanan, kemudian dituang dalam cetakan dalam bentuk penerapan syariat Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi. Di dalam negara ini kesempatan untuk menduduki jabatan tinggi dan berlomba untuk mendudukinya diberikan kepada semua tanpa membeda-bedakan.
Sungguh pintu-pintu negara terbuka bagi siapa saja yang memiliki kelebihan untuk menduduki jabatan tinggi, sebagaimana diberinya kesempatan di depan semua orang-orang yang shalat tanpa dibeda-bedakan untuk ikut berlomba, dan pintu-pintu langit terbuka untuk menerim amal perbuatan mereka yang turut dalam berlomba.
Dengan demikian, mukjizat Isra’ telah meletakkan landasan yang baru untuk membangun masyarakat yang baru yang telah direncanakan berdirinya di bawah naungan ideologi dan daulah Islam.
Dimensi Spiritual
_________________
Harus disebutkan bahwa mukjizat Isra’ dan Mi’raj terjadi menyusul rentetan kejadian yang menyedihkan (dramatis) yang dihadapi oleh Rasulullah Saw. Di antaranya adalah meninggalnya paman beliau Abu Thalib yang telah banyak melindungi beliau dari penyiksaan kaum Quraisy, meninggalnya istri beliau Khadijah yang terus menerus menambah semangat, tekad yang kuat dan kemauan yang keras dalam diri beliau, serta semakin kerasnya siksaan kaum Quraisy dan orang-orang yang menjadi sekutunya, sehingga peristiwa beruntun yang terjadi di tahun itu dinamakan dengan ‘amul huzni (tahun berduka cita).
Allah SWT hendak menghibur Rasul-Nya dengan perjalanan yang penuh berkah. Dalam perjalanan itu, tepatnya di Baitul Maqdis beliau shalat bersama para nabi dan beliau tampil sebagai imam. Seolah-olah Allah SWT berfirman tentang peristiwa ini kepada Nabi dan sekaligus kekasih-Nya: “Wahai Muhammad, sesungguhnya masa depan milikmu dan umat sesudahmu, sehingga batas negaramu akan melewati Baitul Maqdis, begitu juga warisan-warisan agama terdahulu berada di pundakmu.”
Sambil shalat di belakang Rasulullah Saw, para Rasul Allah itu seolah-olah berkata kepada beliau: “Pergilah menuju Tuhanmu, doa kami selalu bersamamu.” Ketika beliau Mi’raj ke langit, seolah-olah para malaikat di langit berkata kepada beliau: “Jika bumi terasa sempit olehmu, maka langit telah membuka dadanya untukmu. Jika orang-orang yang bodoh dan zalim di antara penduduk bumi menyakitimu, maka penduduk langit telah berdiri menyambut kedatanganmu.”
Semua ini telah menciptakan semangat baru dalam diri Rasulullah Saw dan kaum mukminin. Sehingga setelah beliau kembali dari perjalanan yang penuh berkah ini, beliau mulai menawarkan Islam dengan penuh semangat dan optimisme kepada suku-suku dan para delegasi yang datang ke Makkah guna berhaji.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar