Dalil Ngalap Berkah yang Tak Terbantahkan….
Fatwa haram, bid’ah bahkan syirik dalam masalah mencari berkah (tabarruk, ngalap berkah) kembali ramai didengungkan oleh mereka yang mengaku paling sehat dari penyakit TBC (Takhayyul, Bid’ah dan Churafat) ketika makam Gus Dur ramai diziarahi, bahkan ada beberapa peziarah yang mengambil tanah di area makam tersebut. Sebagaimana yang disebarkan oleh Ust Hartono Jais dan kawan-kawannya yang sebenarnya tidak memiliki kapasitas dalam masalah ini, dan hanya bertaklid buta kepada Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin, Syaikh Albani dan sebagainya.
Ulama-ulama mereka dengan membabi-buta menvonis syirik kepada semua bentuk tabarruk, dengan tanpa sedikitpun mendudukkan makna tabarruk secara proporsional maupun mengungkap dalil dan argument tabarruk yang sudah dilakukan sejak Rasulullah Saw masih hidup.
Makna Berkah dan Mencari Berkah
al-Barakat dan derivasinya memiliki makna ‘bertambah’ dan ‘berkembang’. Sedangkan ‘Tabarruk’ adalah
والتبرّك: هو طلب البركة، وهي النماء أو السعادة. والتبرّك بالشيء: طلب البركة عن طريقه. قال ابن منظور: تبرّكت به: أي تيمّنت به) لسان العرب: 13/408(
“mencari berkah terhadap sesuatu, mencari tambahan dengan metodenya” (Ibnu Mandzur, Lisan al-‘Arab 13/408)
al-Quran Tak Menafikan Berkah
Di dalam al-Quran banyak disebutkan kalimat ‘berkat’ dengan berbagai macam kalimat bentukannya. Ini menunjukkan bahwa ada banyak sosok maupun tempat yang diberkahi oleh Allah. diantaranya:
وجعلني مباركا أين ما كنت وأوصاني بالصلاة والزكاة ما دمت حيا
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup” (Maryam: 31)
وباركنا عليه وعلى إسحاق ومن ذريتهما محسن وظالم لنفسه مبين
“Kami limpahkan keberkatan atasnya (Ibrahim) dan atas Ishak” (ash-Shaffaat: 113)
رحمت الله وبركاته عليكم أهل البيت إنه حميد مجيد
“(Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah" (Huud: 73)
Sementara tempat-tempat yang diberkati diantaranya:
إن أول بيت وضع للناس للذي ببكة مباركا وهدى للعالمين
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (Ali Imraan: 96)
سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع البصير
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil haram ke Al Masjidil aksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya…” (al-Israa’: 1)
ونجيناه ولوطا إلى الأرض التي باركنا فيها للعالمين
“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri (Palestina) yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia” (al-Anbiyaa’: 71)
وجعلنا بينهم وبين القرى التي باركنا فيها قرى ظاهرة
“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri (Yaman) yang Kami limpahkan berkat kepadanya, …” (Saba’: 18)
Bahkan, benda-benda ciptaan Allah juga dianugerahi keberkahan oleh Allah:
كأنها كوكب دري يوقد من شجرة مباركة زيتونة
“…. kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya…” (an-Nuur: 35)
فلما أتاها نودي من شاطئ الوادي الأيمن في البقعة المباركة من الشجرة
“Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu….” (al-Qashash: 30)
ونزلنا من السماء ماء مباركا
“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya (berkah)….” (Qaaf: 9)
إنا أنزلناه في ليلة مباركة
“sesungguhnya Kami menurunkannya (al-Quran) pada suatu malam yang diberkahi…” (ad-Dukhaan: 3)
Mencari Berkah Telah Dilakukan Sejak Masa Nabi Terdahulu
Tepatnya adalah Nabi Ya’qub As ketika ditimpa penyakit tak bisa melihat lantaran lama berpisah dengan putranya, Nabi Yusuf. Untuk mengobatinya ternyata Nabi Ya’qub maupun Nabi Yusuf tidak langsung berdoa kepada Allah, dan Allah juga kuasa jika langsung menyembuhkannya. Namun kesembuhan itu melalui proses ‘berkah’ sebagaimana diabadikan dalam al-Quran:
اذهبوا بقميصي هذا فألقوه على وجه أبي يأت بصيرا
“Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali….” (Yusuf: 93)
Tampak jelas sekali bahwa Allah menjadikan kesembuhan itu melalui berkah baju gamis Nabi Yusuf.
Makam Nabi Yunus juga dijadikan tempat mencari berkah Allah:
عبد الرحمن بن عبد الله الحلحولي الحلبي سافر وأقام بمصر مدة . ثم سكن دمشق . وكان من كبار الصالحين والعباد وحلحول: قرية بها قبر يونس صلى الله عليه وسلم - فيما يُقال، وهي بين القدس والخليل. أقام بها سبع سنين، بنى بها مسجداً، وتعبّد فيه بين الفرنج، وسمعنا أنهم كانوا يتبرّكون به، ويعتقدون فيه (تاريخ الإسلام للذهبي - ج 8 / ص 271)
“Desa Hulhul antara Quds dan Khalil ada makam Yunus As. Para penduduknya mencari berkah disana dan meyikini makamnya Nabi Yunus” (adz-Dzahabi, Tarikh al-Islam 8/271)
Mencari Berkah Di Masa Hidup Rasulullah Saw
Rambut Rasulullah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَتَى مِنًى فَأَتَى الْجَمْرَةَ فَرَمَاهَا ثُمَّ أَتَى مَنْزِلَهُ بِمِنًى وَنَحَرَ ثُمَّ قَالَ لِلْحَلاَّقِ « خُذْ ». وَأَشَارَ إِلَى جَانِبِهِ الأَيْمَنِ ثُمَّ الأَيْسَرِ ثُمَّ جَعَلَ يُعْطِيهِ النَّاسَ (رواه مسلم 3212)
“Rasulullah r menyuruh tukang pangkas rambutnya, untuk mencukur rambut bagian kanan dan kirinya, lalu rambut-rambut itu dibagi-bagikannya kepada para sahabat” (HR Muslim No 3212)
وعن جعفر بن عبد الله بن الحكم ان خالد بن الوليد فقد قلنسوة له يوم اليرموك فقال اطلبوها فلم يجدوها فقال اطلبوها فوجدوها فاذا هي قلنسوة خلقة فقال خالد اعتمر رسول الله صلى الله عليه وسلم فحلق رأسه فابتدر الناس جوانب شعره فسبقتهم إلى ناصيته فجعلتها في هذه القلنسوة فلم أشهد قتالا وهي معي الا رزقت النصر. رواه الطبراني وأبو يعلى بنحوه ورجالهما رجال الصحيح وجعفر سمع من جماعة من الصحابه فلا أدري سمع من خالد ام لا (مجمع الزوائد ومنبع الفوائد - ج 4 / ص 279)
Sahabat Khalid bin Walid t bertabaruk dengan rambut ubun-ubun Rasulullah r, ditaruh di dalam kopiahnya (songkok). Kholid berkata: Saya tidak pernah mendatangi perang dengan membawa songkok tersebut (yang berisi rambut Rasulullah), kecuali setiap peperangan saya selalu diberi kemenangan” (HR Thabrani dan Abu Ya’la, para perawinya adalah perawi hadis sahih)
Air Ludah Rasulullah
قَالَ فَوَاللَّهِ مَا تَنَخَّمَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - نُخَامَةً إِلاَّ وَقَعَتْ فِى كَفِّ رَجُلٍ مِنْهُمْ فَدَلَكَ بِهَا وَجْهَهُ وَجِلْدَهُ (رواه البخارى 70 و 2731)
“Miswar dan Marwan berkata: Demi Allah Setiap Rasulullah r berdahak, pasti dahak beliau jatuh ke tangan salah seorang sahabat, lalu ia gosokkan ke wajah dan kulitnya. (HR Bukhari No 70 dan 2731)
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ (رواه مسلم 688)
“Diriwayatkan dari Aisyah bahwa bayi-bayi didatangkan kepada RAsulullah Saw kemudian beliau mendoakan berkah dan memamah makanan kepada mereka” (HR Muslim No 688)
وعن ملك بن حمزة بن أبي أسيد الساعدي الخزرجي عن أبيه عن جده أبي أسيد وله بئر بالمدينة يقال لها بئر بضاعة قد بصق فيها النبي صلى الله عليه وسلم فهي يعشر بها ويتيمن بها. قلت ويأتي بتمامه في التفسير في سورة البقرة إن شاء الله. رواه الطبراني في الكبير ورجاله ثقات (مجمع الزوائد ومنبع الفوائد - ج 2 / ص 37)
“Para sahabat y bertabaruk dengan air sumur Budha’ah di Madinah, yang pernah diludahi oleh Nabi r “ (HR Thabrani, para perawinya terpercaya)
(عن أَبِى مُوسَى وَبِلاَلٍ) ثُمَّ دَعَا بِقَدَحٍ فِيهِ مَاءٌ فَغَسَلَ يَدَيْهِ وَوَجْهَهُ فِيهِ ، وَمَجَّ فِيهِ ، ثُمَّ قَالَ « اشْرَبَا مِنْهُ ، وَأَفْرِغَا عَلَى وُجُوهِكُمَا وَنُحُورِكُمَا ، وَأَبْشِرَا » . فَأَخَذَا الْقَدَحَ فَفَعَلاَ (رواه البخارى 4328 ومسلم 6561)
“Rasulullah Saw menyuruh kepada Abu Musa dan Bilal untuk mengambil tempat air, lalu beliau membasuh kedua tangan dan wajahnya dan memuntahkan air kumur ke wadah tersebut dan beliau bersabda: Minumlah oleh kalian, siramkan ke wajah dan leher kalian, dan bersenanglah. Kemudian dua sahabat itu melakukannya” (HR Bukhari 4328 - Muslim No 6561)
وَالْغَرَض بِذَلِكَ إِيجَاد الْبَرَكَة بِرِيقِهِ الْمُبَارَك (فتح الباري لابن حجر - ج 1 / ص 300)
al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Tujuan diatas karena adanya berkah dari ludah Rasulullah yang mengandung berkah” (Fath al-Baari 1/300)
Keringat Rasulullah Saw
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ دَخَلَ عَلَيْنَا النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ عِنْدَنَا فَعَرِقَ وَجَاءَتْ أُمِّى بِقَارُورَةٍ فَجَعَلَتْ تَسْلُتُ الْعَرَقَ فِيهَا فَاسْتَيْقَظَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « يَا أُمَّ سُلَيْمٍ مَا هَذَا الَّذِى تَصْنَعِينَ ». قَالَتْ هَذَا عَرَقُكَ نَجْعَلُهُ فِى طِيبِنَا وَهُوَ مِنْ أَطْيَبِ الطِّيبِ (رواه مسلم 6201)
Sahabat Ummu Sulaim mengambil keringat Nabi r dan menaruhnya ke dalam botol, sebagai minyak wangi. Setelah ditanya oleh Rasulullah, Ummu Sulaim menjawab: “Ini adalah keringatmu. Kami jadikan minyak wangi kami. Dan keringat itu adalah minyak yang paling harum” (Muslim No 6201)
Air Sisa wudlu Rasulullah
Hadis yang menjelaskan masalah ini sangat banyak sekali, diantaranya:
قَالَ أَبَ جُحَيْفَةَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِالْهَاجِرَةِ ، فَأُتِىَ بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَأْخُذُونَ مِنْ فَضْلِ وَضُوئِهِ (رواه البخارى 187 مسلم 1151)
“Rasulullah mendatangi kami di Hajirah, kemudian beliau disediakan air wudlu dan beliau berwudlu, kemudian para sahabat mengambil sisa wudlu’ beliau” (HR Bukhari 187 dan Muslim 1151)
Tempat Minum Rasulullah Saw
عَنْ كَبْشَةَ الْأَنْصَارِيَّةِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ دَخَلَ عَلَيْهَا وَعِنْدَهَا قِرْبَةٌ مُعَلَّقَةٌ فَشَرِبَ مِنْهَا وَهُوَ قَائِمٌ فَقَطَعَتْ فَمَ الْقِرْبَةِ تَبْتَغِيْ بَرَكَةَ مَوْضِعِ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ )رواه ابن ماجه والترمذي وقال حسن صحيح غريب(
“Dari Kabsyah al-Anshariyah bahwa Rasulullah e datang kepadanya dan di sebelahnya atau tempat air minum yang digantung, kemudian beliau meminum-nya dengan posisi berdiri. Kabsyah lalu memotong (bekas) tempat minum Rasulullah tersebut untuk mendapatkan berkah dari mulut Rasulullah e”. (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi, ia berkata: Hadits ini Hasan Sahih Gharib)
Kain Kafan Dari Rasulullah
عَنْ سَهْل بْن سَعْدٍ - رضى الله عنه - قَالَ جَاءَتِ امْرَأَةٌ بِبُرْدَةٍ - قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْبُرْدَةُ فَقِيلَ لَهُ نَعَمْ ، هِىَ الشَّمْلَةُ ، مَنْسُوجٌ فِى حَاشِيَتِهَا - قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنِّى نَسَجْتُ هَذِهِ بِيَدِى أَكْسُوكَهَا . فَأَخَذَهَا النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - مُحْتَاجًا إِلَيْهَا . فَخَرَجَ إِلَيْنَا وَإِنَّهَا إِزَارُهُ . فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، اكْسُنِيهَا ، فَقَالَ « نَعَمْ » . فَجَلَسَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - فِى الْمَجْلِسِ ، ثُمَّ رَجَعَ فَطَوَاهَا ، ثُمَّ أَرْسَلَ بِهَا إِلَيْهِ . فَقَالَ لَهُ الْقَوْمُ مَا أَحْسَنْتَ ، سَأَلْتَهَا إِيَّاهُ ، لَقَدْ عَلِمْتَ أَنَّهُ لاَ يَرُدُّ سَائِلاً . فَقَالَ الرَّجُلُ وَاللَّهِ مَا سَأَلْتُهُ إِلاَّ لِتَكُونَ كَفَنِى يَوْمَ أَمُوتُ (رواه البخارى 2093)
“Rasulullah Saw diberi kain bergaris (burdah) oleh seorang wanita. namun kain tersebut diminta oleh orang lain untuk dijadikan kafan bagi dirinya. Rasulullah memberikannya” (HR Bukhari No 2093)
Jubah Rasulullah Saw
محمد بن جابر: سمعت أبي يذكر عن جدي أنه أول وفد وفد على رسول الله صلى الله عليه وسلم من بني حنيفة فوجدته يغسل رأسه فقال: اقعد يا أخا أهل اليمامة فاغسل رأسك ففعلت فغسلت رأسي بفضلة غسل رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم شهدت أن لا إله إلا الله وأن محمداً عبده ورسوله ثم كتب لي كتاباً فقلت: يا رسول أعطني قطعةً من قميصك أستأنس بها فأعطاني قال محمد بن جابر: فحدثني أبي أنها كانت عندنا نغسلها للمريض يستشفي بها (الإصابة في معرفة الصحابة للحافظ ابن حجر ج 1 / ص 482)
“Seorang sahabat meminta potongan dari jubah Rasulullah Saw, beliau memberinya. Muhammad bin Jabir berkata: Bapak saya menceritakan bahwa potongan jugah tersebut kami cuci untuk orang sakit, mengharap kesembuhan darinya” (al-Hafidz Ibnu Hajar, al-Ishabah 1/482)
Air Seni Rasulullah Saw
وعن حكيمة بنت أميمة عن أمها قالت كان للنبي صلى الله عليه وسلم قدح من عيدان يبول فيه ويضعه تحت سريره فقام فطلبه فلم يجده فسأل فقال أين القدح قالوا شربته سرة خادم أم سلمة التي قدمت معها من أرض الحبشة فقال النبي صلى الله عليه وسلم لقد احتظرت من النار بحظار. رواه الطبراني ورجاله رجال الصحيح غير عبد الله بن أحمد بن حنبل وحكيمة وكلاهما ثقة (مجمع الزوائد ومنبع الفوائد - ج 4 / ص 20)
“Barokah, pelayan Ummu Salamah (istri Nabi r), bertabaruk dengan menimun air seni Nabi r yang akan menjadi pelindungnya dari api neraka” (Diriwayatkan oleh Thabrani, para perawinya sahih)
Mencari Berkah Setelah Rasulullah Saw Wafat
Dalam masalah ini Imam Bukhari membuat Bab Khusus dari benda-benda peninggalan Rasulullah yang dicari berkahnya oleh para Sahabat, bahkan para Khalifah yang mendapat jaminan masuk surga. Imam Bukhari mencantumkan beberapa hadis terhitung dari No 3106 – 3112:
5 - باب مَا ذُكِرَ مِنْ دِرْعِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - وَعَصَاهُ وَسَيْفِهِ وَقَدَحِهِ وَخَاتَمِهِ . وَمَا اسْتَعْمَلَ الْخُلَفَاءُ بَعْدَهُ مِنْ ذَلِكَ مِمَّا لَمْ يُذْكَرْ قِسْمَتُهُ ، وَمِنْ شَعَرِهِ وَنَعْلِهِ وَآنِيَتِهِ ، مِمَّا يَتَبَرَّكُ أَصْحَابُهُ وَغَيْرُهُمْ بَعْدَ وَفَاتِهِ . (صحيح البخارى - ج 11 / ص 204)
“BAB YANG MENYEBUTKAN TENTANG BAJU PERANG NABI SAW, TONGKATNYA, PEDANGNYA, TEMPAT MINUMNYA DAN CINCINNYA, DAN YANG DIPAKAI OLEH PARA KHALIFAH SETELAH BELIAU, YANG TERDIRI DARI HAL-HAL YANG TIDAK DISEBUT PEMBAGIANNYA, JUGA TENTANG RAMBUT NABI, SANDALNYA DAN WADAH MAKANANNYA, YANG BERUPA BENDA-BENDA YANG DICARI BERKAHNYA OLEH PARA SAHABAT DAN LAINNYA SETELAH WAFATNYA NABI” (Sahih Bukhari 11/204)
Asma’ Binti Abu Bakar dengan Jubah Nabi
َقَالَتْ (أَسْمَاءُ) هَذِهِ كَانَتْ عِنْدَ عَائِشَةَ حَتَّى قُبِضَتْ فَلَمَّا قُبِضَتْ قَبَضْتُهَا وَكَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَلْبَسُهَا فَنَحْنُ نَغْسِلُهَا لِلْمَرْضَى يُسْتَشْفَى بِهَا. (رواه مسلم 5530 والبخاري في كتابه المفرد في اِلأدب كان يلبسها للوفد وللجمعة)
“Asma’ binti Abu Bakar berkata: “Jubah ini (pada mulanya) dipegang oleh Aisyah sampai ia wafat. Setelah wafat saya ambil jubah tersebut. Rasulullah e memakai jubah ini. Kami membasuhnya untuk orang-orang yang sakit, kami mengharap kesembuhan melalui jubah tersebut”. (HR. Abu Dawud dan Muslim. Sedangkan riwayat al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dijelaskan bahwa Rasulullah memakai jubah tersebut untuk menemui tamu dan salat Jumat)
Ummi Salamah dengan Rambut Nabi Saw
أَرْسَلَنِى أَهْلِى إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ بِقَدَحٍ مِنْ مَاءٍ - وَقَبَضَ إِسْرَائِيلُ ثَلاَثَ أَصَابِعَ - مِنْ فِضَّةٍ فِيهِ شَعَرٌ مِنْ شَعَرِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - وَكَانَ إِذَا أَصَابَ الإِنْسَانَ عَيْنٌ أَوْ شَىْءٌ بَعَثَ إِلَيْهَا مِخْضَبَهُ ، فَاطَّلَعْتُ فِى الْجُلْجُلِ فَرَأَيْتُ شَعَرَاتٍ حُمْرًا (رواه البخارى 5896)
“Ummi Salamah memiliki rambut Rasulullah Saw. Jika orang yang terkena penyakit, maka mendatang Ummi Salamah dengan membawa wadah (untuk mengobati). dan saya melihat di dalamnya ada beberapa rambut merah” (HR Bukhari No 5896)
Muawiyah Dengan Jubah, Sarung, Serban dan Rambut Nabi Saw
وكان عنده قميص رسول الله ( صلى الله عليه وسلم ) وإزاره ورداؤه وشعره فأوصاهم عند موته فقال كفنوني في قميصه وأدرجوني في ردائه وآزروني بإزاره واحشوا منخري وشدقي بشعره وخلوا بيني وبين رحمة أرحم الراحمين كان حليما (تاريخ دمشق - ج 59 / ص 61)
“Mu’awiyah memiliki gamis Rasulullah, sarungnya, serbannya dan rambutnya. Muawiyah berwasiat agar benda-benda ia dijadikan kain kafan baginya” (al-Hafidz Ibnu Asakir, 56/61)
Muhammad bin Sirin Dengan Rambut Nabi Saw
عَنِ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ قُلْتُ لِعَبِيدَةَ عِنْدَنَا مِنْ شَعَرِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - أَصَبْنَاهُ مِنْ قِبَلِ أَنَسٍ ، أَوْ مِنْ قِبَلِ أَهْلِ أَنَسٍ فَقَالَ لأَنْ تَكُونَ عِنْدِى شَعَرَةٌ مِنْهُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا (رواه البخارى 170)
“Saya berkata kepada Abidah bahwa kami memiliki rambut Rasulullah, kami mendapatkannya dari Anas atau keluarga Anas. ia berkata: Sungguh saya memiliki 1 helai rambut Rasulullah lebih saya senangi daripada dunia dan isinya” (HR Bukhari 170)
· Umar bin Abd Aziz Dengan Tempat Minum Nabi Saw
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ - رضى الله عنه - قَالَ ذُكِرَ لِلنَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - امْرَأَةٌ مِنَ الْعَرَبِ ، فَأَمَرَ أَبَا أُسَيْدٍ السَّاعِدِىَّ أَنْ يُرْسِلَ إِلَيْهَا فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا ، فَقَدِمَتْ فَنَزَلَتْ فِى أُجُمِ بَنِى سَاعِدَةَ ، فَخَرَجَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - حَتَّى جَاءَهَا فَدَخَلَ عَلَيْهَا فَإِذَا امْرَأَةٌ مُنَكِّسَةٌ رَأْسَهَا ، فَلَمَّا كَلَّمَهَا النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَتْ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ . فَقَالَ « قَدْ أَعَذْتُكِ مِنِّى » . فَقَالُوا لَهَا أَتَدْرِينَ مَنْ هَذَا قَالَتْ لاَ . قَالُوا هَذَا رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - جَاءَ لِيَخْطُبَكِ . قَالَتْ كُنْتُ أَنَا أَشْقَى مِنْ ذَلِكَ . فَأَقْبَلَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - يَوْمَئِذٍ حَتَّى جَلَسَ فِى سَقِيفَةِ بَنِى سَاعِدَةَ هُوَ وَأَصْحَابُهُ ، ثُمَّ قَالَ « اسْقِنَا يَا سَهْلُ » . فَخَرَجْتُ لَهُمْ بِهَذَا الْقَدَحِ فَأَسْقَيْتُهُمْ فِيهِ ، فَأَخْرَجَ لَنَا سَهْلٌ ذَلِكَ الْقَدَحَ فَشَرِبْنَا مِنْهُ . قَالَ ثُمَّ اسْتَوْهَبَهُ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بَعْدَ ذَلِكَ فَوَهَبَهُ لَهُ (رواه البخارى 5637 مسلم5354 )
“Sahal bin Sa’d memiliki tempat minum yang pernah dipakai oleh Nabi. kemudian (masa berikutnya), tempat minum itu diminta oleh Umar bin Abdul Aziz dan ia memberikannya” (HR Bukhari 5637 dan Muslim 5354)
Asma’ binti Yazid Dengan Sisa Minuman Nabi Saw
عن أم عامر أسماء بنت يزيد بن السكن قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم في مسجدنا المغرب فجئت منزلي فجئته بلحم وأرغفة فقلت: تعش فقال لأصحابه: " كلوا " فأكل هو وأصحابه الذين جاءوا ومن كان حاضراً من أهل الدار وإن القوم لأربعون رجلاً والذي نفسي بيده لرأيت بعض العرق لم يتعرقه وعامة الخبز. قالت: وشرب عندي في شجب فأخذته فدهنته وطويته فكنا نسقي فيه المرضى ونشرب منه في الحين رجاء البركة. (الإصابة في معرفة الصحابة للحافظ ابن حجر - ج 4 / ص 104)
“Sisa minuman Rasulullah saya gunakan untuk membasahi rambut saya. Juga kami minumkan kepada orang-orang sakit, dan kami meminumnya, untuk mengharap berkah” (al-Hafidz Ibnu Hajar, al-Ishabah 1/482)
Anas bin Malik Dengan Tongkat Kecil Nabi Saw
وكانت عنده عصية من رسول الله صلى الله عليه وسلم فأمر بها فدفنت معه. (البداية والنهاية - ج 9 / ص 109)
“Anas memiliki tongkat kecil dari Rasulullah Saw, ia memerintahkan agar dikubur bersamanya” (al-Hafidz Ibnu Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah 9/109)
Imam Ahmad bin Hanbal Dengan Rambut Nabi Saw
أعطي بعض ولد الفضل بن الربيع أبا عبد الله، وهو في الحبس ثلاث شعرات، فقال: هذه من شعر النبي، صلى الله عليه وسلم، فأوصى أبو عبد الله عند موته أن يجعل على كل عين شعرة، وشعرة على لسانه. ففعل ذلك به عند موته. (سير أعلام النبلاء - ج 11 / ص 337 صفة الصفوة: 2/357)
“Imam Ahmad diberi 3 helai rambut saat di penjara, itu adalah rambut Rasulullah Saw. Imam Ahmad berwasiat agar ketika meninggal 2 rambut diletakkan di matanya, 1 rambut lagi di mulutnya. maka wasiat itupun dilakukan ketiaka ia wafat” (al-Hafidz adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubalaa’ 11/337 dan al-Hafidz Ibnu al-Jauzi dalam Shifat ash-Shafwah 2/357)
· al-Hafidz Ibnu Hajar dan Istidlal Ngalap Berkah
وَفِيهِ التَّبَرُّك بِشَعْرِهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَوَاز اِقْتِنَائِهِ (فتح الباري لابن حجر - ج 1 / ص 278)
al-Hafidz Ibnu Hajar beristidlal dari hadis al-Bukhari No 166: “Hadis ini diperbolehkan mencari berkah dari rambut Rasulullah Saw, dan bolehnya mengoleksinya” (Fath al-Baarii 1/278)
وَفِيهِ التَّبَرُّك بِالْمَوَاضِعِ الَّتِي صَلَّى فِيهَا النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ وَطِئَهَا (فتح الباري لابن حجر ج 2 / ص 145)
al-Hafidz Ibnu Hajar beristidlal dari hadis al-Bukhari No 407: “Hadis ini diperbolehkan mencari berkah dengan tempat-tempat yang dilakukan salat olen Nabi Saw dan yang beliau injak ” (Fath al-Baarii 2/145)
وَفِيهِ التَّبَرُّك بِآثَارِ الصَّالِحِينَ (فتح الباري لابن حجر - ج 4 / ص 318)
al-Hafidz Ibnu Hajar beristidlal dari hadis al-Bukhari No 1198: “Hadis ini diperbolehkan mencari berkah dengan peninggalan orang-orang shaleh” (Fath al-Baarii 4/318)
وَفِيهِ التَّبَرُّك بِطَعَامِ الْأَوْلِيَاء وَالصُّلَحَاء (فتح الباري لابن حجر - ج 10 / ص 386)
al-Hafidz Ibnu Hajar beristidlal dari hadis al-Bukhari No 3316: “Hadis ini diperbolehkan mencari berkah dengan makanan para wali dan orang-orang shaleh” (Fath al-Baarii 10/386)
Mencari Berkah Allah dengan Berziarah
Makam Rasulullah Saw
سَأَلْتُهُ عَنِ الرَّجُلِ يَمُسُّ مِنْبَرَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَتَبَرَّكُ بِمَسِّهِ وَيُقَبِّلُهُ وَيَفْعَلُ بِالْقَبْرِ مِثْلَ ذَلِكَ أَوْ نَحْوَ هَذَا يُرِيْدُ بِذَلِكَ التَّقَرُّبَ إِلَى اللهِ جَلَّ وَعَزَّ فَقَالَ لاَ بَأْسَ بِذَلِكَ (العلل ومعرفة الرجال لاحمد بن حنبل 2 / 492 رقم 3243)
"Saya (Abdullah bin Ahmad) bertanya kepada Imam Ahmad tentang seseorang yang memegang mimbar Nabi Saw, mencari berkah dengan memegangnya dan menciumnya. Ia juga melakukannya dengan makam Rasulullah seperti diatas dan sebagainya. Ia lakukan itu untuk mendekatkan dir kepada Allah. Imam Ahmad menjawab: Tidak apa-apa" (Ahmad bin Hanbal al-'lal wa Ma'rifat al-Rijal 3243)
Imam Nawawi menjelaskan tatacara dan etika dalam berziarah dan bertawassul di makam Rasulullah Saw:
ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى مَوْقِفِهِ اْلاَوَّلِ قِبَالَةَ وَجْهِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَتَوَسَّلُ بِهِ فِي حَقِّ نَفْسِهِ وَيَسْتَشْفِعُ بِهِ إِلَى رَبِّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَمِنْ أَحْسَنِ مَا يَقُوْلُ مَا حَكَاهُ الْمَاوَرْدِيُّ وَالْقَاضِي أَبُوْ الطَّيِّبِ وَسَائِرُ أَصْحَابِنَا عَنِ الْعُتْبِيّ مُسْتَحْسِنِيْنَ لَهُ (المجموع شرح المهذب للامام النووي 8 / 274)
"Kemudian hendaknya peziarah kembali ke tempat semula seraya menghadap kearah Rasulullah Saw, bertawassul kepada beliau untuk dirinya dan meminta syafaatnya kepada Allah. Dan diantara yang paling baik untuk dibaca saat ziarah adalah bacaan dari al-Utbi sebagaimana disampaikan oleh al-Mawardi, al-Qadi Abu al-Thayyib dan seluruh ulama Syafi'iyah, mereka semua menilainya baik" (Imam al-Nawawi dalam al-Majmu' VIII/274)
وَقَدْ ذَكَرَ جَمَاعَةٌ مِنْهُمُ الشَّيْخُ أَبُوْ نَصْرِ بْنِ الصَّبَّاغِ فِي كِتَابِهِ الشَّامِلِ الْحِكَايَةَ الْمَشْهُوْرَةَ عَنِ الْعُتْبِي قَالَ كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ سَمِعْتُ اللهَ يَقُوْلُ { وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوْا اللهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوْا اللهَ تَوَّابًا رَحِيْمًا } وَقَدْ جِئْتُكَ مُسْتَغْفِرًا لِذَنْبِي مُسْتَشْفِعًا بِكَ إِلَى رَبِّي ثُمَّ أَنْشَأَ يَقُوْلُ:
يَا خَيْرَ مَنْ دُفِنَتْ بِالْبقَاعِ أَعْظُمُهُ ... فَطَابَ مِنْ طِيْبِهِنَّ الْقَاعُ وَاْلأَكَمُ
نَفْسِي الْفِدَاءُ لِقَبْرٍ أَنْتَ سَاكِنُهُ ... فِيْهِ الْعَفَافُ وَفِيْهِ الْجُوْدُ وَالْكَرَمُ
ثُمَّ انْصَرَفَ اْلأَعْرَابِيُّ فَغَلَبَتْنِي عَيْنِي فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّوْمِ فَقَالَ يَا عُتْبِى اِلْحَقِ اْلأَعْرَابِيَّ فَبَشِّرْهُ أَنَّ اللهَ قَدْ غَفَرَ لَهُ (تفسير ابن كثير 2 / 347 وتفسير الوسيط لمحمد الطنطاوي شيخ الازهر 3 / 201 بصيغة الجزم والامام النووي في المجموع 8 / 217 والايضاح 498 والامام ابن قدامة المقدسي في المغني 3 / 556 والشرح الكبير 3 / 497 والشيخ منصور البهوتي في كشاف القناع على متن الاقناع 5 / 30)
"Golongan para ulama diantaranya Ibnu al-Shabbagh dalam kitab al-Syamil, menyebutkan kisah yang masyhur dari 'Utbi. Ia berkata: Saya duduk di samping makam Rasulullah Saw, kemudian datang seorang A'rabi dan berkata: Salam sejahtera atasmu wahai Rasulullah. Saya mendengar bahwa Allah berfirman: ""Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (al-Nisa': 64). Saya datang kepadamu dengan memohon ampun karena dosaku dan memohon pertolongan kepada Tuhanku. Kemudian ia mengucapkan syair:
"Wahai sebaik-baik orang yang jasadnya disemayamkan di tanah ini
Sehingga semerbaklah tanah dan bukit karena jasadmu
Jiwaku sebagai penebus bagi tanah tempat persemayamanmu
Disana terdapat kesucian, kemurahan dan kemulian"
Lalu A'rabi itu pergi. Kemudian saya tertidur dan bermimpi bertemu Rasulullah Saw dan beliau berkata: Wahai 'Utbi, kejarlah si A'rabi tadi, sampaikan kabar gembira kepadanya, bahwa Allah telah mengampuni dosanya" (Tafsir Ibnu Katsir II/347, Tafsir al-Wasith karya Guru Besar al-Azhar, Muhammad al-Thanthawi III/291, al-Majmu' VIII/217 dan al-Idlah 498 karya Imam al-Nawawi, al-Mughni III/556 dan al-Syar al-Kabir III/497 karya Ibnu Qudamah al-Hanbali dan Kisyaf al-Qunna' V/30 karya al-Bahuti)
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ قَدِمَ عَلَيْنَا أَعْرَابِيٌّ بَعْدَ مَا دَفَنَّا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاَثَةِ أَيَّامٍ فَرَمَى بِنَفْسِهِ عَلَى قَبْرِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَثَا عَلَى رَأْسِهِ مِنْ تُرَابِهِ فَقَالَ قُلْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَسَمِعْنَا قَوْلَكَ وَوَعَيْتَ عَنِ اللهِ فَوَعَيْنَا عَنْكَ وَكَانَ فِيْمَا أَنْزَلَ اللهُ عَلَيْكَ (وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ) اْلآيَةَ وَقَدْ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَجِئْتُكَ تَسْتَغْفِرُ لِي فَنُوْدِيَ مِنَ الْقَبْرِ أَنَّهُ قَدْ غُفِرَ لَكَ (تفسير القرطبي 5 / 265 والبحر المحيط لابي حيان الاندلسي 3 / 694 وخلاصة الوفا بأخبار دار المصطفى لعلي بن عبد الله السمهودي 1 / 45 وسبل الهدى والرشاد لصالحي الشامي 12 / 390)
"Dari Ali, ia berkata: Seorang A'rabi datang kepada kami setelah 3 hari kami menguburkan Rasulullah Saw. Kemudian ia menjatuhkan dirinya ke makam Rasulullah Saw dan menaburkan debu ke kepalanya sambil berkata: Engkau berkata wahai Rasullah lalu kami mendengar perkataanmu. Engkau menerima ajaran dari Allah, dan kami menerima darimu, dan diantara yang diturunkan Allah kepadamu adalah: "Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (al-Nisa': 64). Sungguh saya telah menganiaya diri sendiri dan saya datang kepadamu agar engkau mohonkan ampunan bagiku. Lalu laki-laki A'rabi itu dijawab dari dalam makam Rasullah Saw bahwa: Kamu telah diampuni" (Tafsir al-Qurthubi V/250, al-Bahr al-Muhith III/694 karya Abu Hayyan, Khulashat al-Wafa I/45 karya al-Sumhudi dan Subul al-Huda wa al-Rasyad XII/390 karya Shalihi al-Syami)
قَالَ ابْنُ الْمُقْرِئِ كُنْتُ أَنَا وَالطَّبَرَانِيُّ وَأَبُوْ الشَّيْخِ بِالْمَدِيْنَةِ فَضَاقَ بِنَا الوَقْتُ فَوَاصَلْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ فَلَمَّا كَانَ وَقتُ العِشَاءِ حَضَرْتُ الْقَبْرَ وَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ الْجُوْعَ فَقَالَ لِي الطَّبْرَانِيُّ اِجْلِسْ فَإِمَّا أَنْ يَكُوْنَ الرِّزْقُ أَوِ الْمَوْتُ فَقُمْتُ أَنَا وَأَبُوْ الشَّيْخِ فَحَضَرَ اْلبَابَ عَلَوِيٌّ فَفَتَحْنَا لَهُ فَإِذَا مَعَهُ غُلاَمَانِ بِقَفَّتَيْنِ فِيْهِمَا شَيْءٌ كَثِيْرٌ وَقَالَ اَشَكَوْتُمْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ رَأَيْتُهُ فِي النَّوْمِ فَأَمَرَنِي بِحَمْلِ شَيْءٍ إِلَيْكُمْ (الحافظ الذهبي في تذكرة الحفاظ 3 / 121 وفي سير أعلام النبلاء 31 / 473 والحافظ ابن الجوزي في الوفا بأحوال المصطفى 818)
"Ibnu al-Muqri berkata: Saya berada di Madinah bersama al-Hafidz al-Thabrani dan al-Hafidz Abu al-Syaikh. Waktu kami sangat sempit hingga kami tidak makan sehari semalam. Setelah waktu Isya' tiba, saya mendatangi makam Rasulullah, lalu saya berkata: Ya Rasulallah, kami lapar. Al-Thabrani berkata kepada saya: Duduklah, kita tunggu datangnya rezeki atau kematian. Saya dan Abu al-Syaikh berdiri, tiba-tiba datang laki-laki Alawi (keturunan Rasulullah Saw) di depan pintu, lalu kami membukakan pintu. Ternyata ia membawa dua orang budaknya yang membawa dua keranjang penuh dengan makanan. Alawi itu berkata: Apakah kalian mengadu kepada Rasulullah Saw? Saya bermimpi Rasulullah dan menyuruhku membawa makanan untuk kalian" (Diriwayatkan oleh al-Hafidz al-Dzahabi dalam Tadzkirah al-Huffadz III/121 dan Siyar A'lam al-Nubala' XXXI/473, dan oleh Ibnu al-Jauzi dalam al-Wafa' bi Ahwal al-Musthafa 818)
قَالَ أَبُوْ الْخَيْرِ اْلأَقْطَعُ دَخَلْتُ مَدِيْنَةَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا بِفَاقَةٍ فَأَقَمْتُ خَمْسَةَ اَيَّامٍ مَا ذُقْتُ ذَوَاقًا فَتَقَدَّمْتُ إِلَى الْقَبْرِ وَسَلَّمْتُ عَلَى النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا وَقُلْتُ أَنَا ضَيْفُكَ اللَّيْلَةَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَتَنَحَّيْتُ وَنُمْتُ خَلْفَ الْمِنْبَرِ فَرَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُوْ بَكْرٍ عَنْ يَمِيْنِهِ وَعُمَرُ عَنْ شِمَالِهِ وَعَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ بَيْنَ يَدَيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ فَحَرَّكَنِي عَلِيٌّ وَقَالَ قُمْ قَدْ جَاءَ رَسُوْلُ اللهِ قَالَ فَقُمْتُ إِلَيْهِ وَقَبَّلْتُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ فَدَفَعَ إِلَيَّ رَغِيْفًا فَأَكَلْتُ نِصْفَهُ وَانْتَبَهْتُ فَإِذًا فِي يَدِيَّ نِصْفُ رَغِيْفٍ (الحافظ الذهبي في تاريخ الاسلام 2632 والحافظ ابن الجوزي في صفة الصفوة 4 / 284 والحافظ السلمي طبقات الصوفية 1 / 281 والحافظ ابن عساكر في تاريخ دمشق 66 / 161)
"Abu al-Khair al-Aqtha' berkata: Saya datang ke kota (Madinah) Rasulullah Saw dalam keadaan lapar dan saya menetap selama lima hari. Lalu saya datang ke makam Rasulullah Saw, saya mengucap salam pada Nabi Saw, Abu Bakar dan Umar, dan saya berkata: Wahai Rasulullah, Saya bertamu kepadamu malam ini. Lalu saya agak menjauh dan tidur di belakang mimbar. Maka saya bermimpi melihat Rasulullah Saw, Abu Bakar berada di sebelah kanan beliau, Umar di sebelah kiri beliau dan Ali berada di depan. Lalu Ali membangunkan saya dan berkata: Bangun, Rasulullah telah datang. Saya bangun dan mencium beliau. Beliau memberi roti pada saya dan saya makan separuhnya. Saya pun terbangun, ternyata di tangan saya ada separuh roti tadi" (al-Hafidz al-Dzahabi dalam Tarikh al-Islam 2632, Ibnu al-Jauzi dalam Shifat al-Shafwah IV/284, al-Hafidz al-Sulami dalam Thabaqat al-Shufiyah I/281 dan Ibnu 'Asakir dalam Tarikh Dimasyqi 66/161)
قَالَ أَبُوْ الْعَبَّاسِ بْنِ نَفِيْسِ الْمُقْرِي الضَّرِيْرُ جُعْتُ بِالْمَدِيْنَةِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَجِئْتُ إِلَى الْقَبْرِ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ جُعْتُ ثُمَّ بِتُّ ضَعِيْفًا فَرَكَضَتْنِي جَارِيَّةٌ بِرِجْلِهَا فَقُمْتُ مَعَهَا إِلَى دَارِهَا فَقَدَّمَتْ إِلَيَّ خُبْزَ بُرٍّ وَتَمْرًا وَسَمْنًا وَقَالَتْ كُلْ يَا أَبَا الْعَبَّاسِ فَقَدْ أَمَرَنِي بِهَذَا جَدِّي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَتَى جُعْتَ فَأْتِ إِلَيْنَا وَالْوَقَائِعُ فِي هَذَا الْمَعْنَى كَثِيْرَةٌ جِدًّا (خلاصة الوفا بأخبار دار المصطفى لعلي السمهودي 1 / 49)
Makam Para Ulama dan Auliya'
- Makam Imam Abu Hanifah
عَنْ عَلِيِّ بْنِ مَيْمُوْنٍ قَالَ سَمِعْتُ الشَّافِعِيَّ يَقُوْلُ اِنِّي َلأَتَبَرَّكُ بِأَبِي حَنِيْفَةَ وَأَجِيْءُ إِلَى قَبْرِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ يَعْنِي زَائِرًا فَإِذَا عُرِضَتْ لِي حَاجَةٌ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ وَجِئْتُ إِلَى قَبْرِهِ وَسَأَلْتُ اللهَ تَعَالَى الْحَاجَةَ عِنْدَهَ فَمَا تَبْعُدُ عَنِّي حَتَّى تُقْضَى (الحافظ الخطيب البغدادي في تاريخ بغداد 1 / 123 وعبد القادر ابن ابي الوفا في طبقات الحنفية 2 / 519)
"Dari Ali bin Maimun, ia berkata: Saya mendengar Syafi'i berkata bahwa: Saya mencari berkah dengan mendatangi makam Abu Hanifah setiap hari. Jika saya memiliki hajat maka saya salat dua rakaat dan saya mendatangi makam Abu Hanifah. Saya meminta kepada Allah di dekat makam Abu Hanifah. Tidak lama kemudian hajat saya dikabulkan" (al-Hafidz Khatib al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad I/123 dan Ibnu Abi Wafa dalam Thabaqat al-Hanafiyah II/519)
- Makam Yahya bin Yahya
قَالَ الْحَاكِمُ سَمِعْتُ أَبَا عَلِيِّ النَّيْسَابُوْرِي يَقُوْلُ كُنْتُ فِي غَمٍّ شَدِيْدٍ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ فِي الْمَنَامِ كَأَنَّهُ يَقُوْلُ لِي صِرْ إِلَى قَبْرِ يَحْيَى بْنِ يَحْيَى وَاسْتَغْفِرْ وَسَلْ تُقْضَ حَاجَتُكَ فَاَصْبَحْتُ فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَقُضِيَتْ حَاجَتِي (الحافظ ابن حجر في تهذيب التهذيب 11 / 261 والحافظ الذهبي في تاريخ الاسلام 1756)
"al-Hakim berkata: Saya mendengar Abu Ali al-Naisaburi berkata bahwa saya berada dalam kesulitan yang sangat berat, kemudian saya bermimpi melihat Rasulullah Saw seolah beliau berkata kepada saya: Pergilah ke makam Yahya bin Yahya, mintalah ampunan dan berdolah kepada Allah, maka hajatmu akan dikabulkan. Pagi harinya saya melakukannya dan hajat saya dikabulkan" (al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Tahdzib al-Tahdzib XI/261 dan al-Hafidz al-Dzhabi dalam Tarikh al-Islam 1756)
- Makam Ma'ruf al-Kurkhi
عَنْ إِبْرَاهِيْمَ الْحَرَبِي قَالَ قَبْرُ مَعْرُوْفٍ التِّرْيَاقُ الْمُجَرَّبُ يُرِيْدُ إِجَابَةَ دُعَاءِ الْمُضْطَّرِّ عِنْدَهُ ِلاَنَّ الْبِقَاعَ الْمُبَارَكَةَ يُسْتَجَابُ عِنْدَهَا الدُّعَاءُ كَمَا أَنَّ الدُّعَاءَ فِي الْسَحَرِ مَرْجُوٌّ وَدُبُرِ الْمَكْتُوْبَاتِ وَفِي الْمَسَاجِدِ بَلْ دُعَاءُ الْمُضْطَّرِّ مُجَابٌ فِي أَيِّ مَكَانٍ (سير أعلام النبلاء للإمام الذهبي 9 / 343 وتاريخ الإسلام 13 / 404 وصفة الصفوة لابي الفرج ابن الجوزي 2 / 324)
"Diriwayatkan dari Ibrahim al-Harabi, ia berkata: Makam Ma'ruf al-Kurkhi adalah laksana obat yang mujarab. Yang ia maksud terkabulnya doa orang yang membutuhkan di dekat makam tersebut. Sebab tempat-tempat yang diberkati diharapkan doanya terkabulkan, sebagaimana doa saat waktu sahur dan setelah salat lima waktu dan di masjid. Bahkan doa orang yang membutuhkan dikabulkan di tempat manapun" (al-Hafidz al-Dzahabi dalam Siyar A'lam al-Nubala' IX/343 dan Tarikh al-Islam XIII/404, dan Ibnu al-Jauzi dalam Shifat al-Shafwah II/324)
وَأَهْلُ بَغْدَادَ يَسْتَسْقُوْنَ بِه (اَيْ مَعْرُوْفٍ الْكُرْخِي) وَيَقُوْلُوْنَ قَبْرُهُ تِرْيَاقٌ مُجَرَّبٌ! قَالَ أَبُوْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الزُّهْرِي قَبْرُهُ مَعْرُوْفٌ لِقَضَاءِ الْحَوَائِجِ يُقَالُ أَنَّهُ مَنْ قَرَأَ عِنْدَهُ مِائَةَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَسَأَلَ اللهَ مَا يُرِيْدُ قَضَى حَاجَتَهُ وَمِثْلُ هَذَا يُذْكَرُ عَنْ قَبْرِ أَشْهَبَ وَابْنِ الْقَاسِمِ صَاحِبَيِ اْلإِمَامِ مَالِكٍ وَهُمَا مَدْفُوْنَانِ فِي مَشْهَدٍ وَاحِدٍ بِقَرَافَةَ مِصْرَ يُقَالُ أَنَّ زَائِرَهُمَا إِذَا وَقَفَ بَيْنَ الْقَبْرَيْنِ مُسْتَقْبِلاَ الْقِبْلَةِ وَدَعَا اسْتُجِيْبَ لَهُ وَقَدْ جُرِّبَ ذَلِكَ وَقَدْ زُرْتُهُمَا وَقَرَأْتُ عِنْدَهُمَا مِائَةَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَدَعَوْتُ اللهَ ِلأَمْرٍ نَزَلَ بِي أَرْجُوْ زَوَالَهُ فَزَالَ (طبقات الأولياء لابن الملقن الشافعي 1 / 47 ووفيات الأعيان لأبي العباس شمس الدين بن خلكان 5 / 232)
"Penduduk Baghdad meminta hujan kepada Allah dengan pelantara Ma'ruf al-Kurkhi, dan mereka berkata: Makam Ma'ruf adalah obat yang mujarab. Abdurrahman al-Zuhri berkata: Makamnya dikenal untuk terkabulnya kebutuhan. Dikatakan bahwa barangsiapa membaca al-Ikhlas 100 kali di dekat makam Ma'ruf al-Kurkhi dan meminta kepada Allah, maka Allah mengabulkannya. Begitu pula di makam Asyhab dan Ibnu Qasim, murid Imam Malik. Keduanya dimakamkan di satu tempat di Qarafah Mesir. Konon peziarahnya jika dating ke dua makam tersebut dengan menghadap kiblat dan berdoa kepada Allah, maka akan dikabulkan dan sudah terbukti mujarab. Saya sudah menziarahinya dan membaca al-Ikhlas 100 kali di dekatnya, saya berdoa kepada Allah dengan harapan sesuatu yang menimpa saya hilang, dan ternyata hilang" (Ibnu al-Mulaqqin dalam Thabaqat al-Auliya' I/47 dan Ibnu Khalkan dalam Wafiyat al-A'yan V/232)
- Makam Musa bin Ja'far al-Kadhim
عَنْ عَلِيِّ الْخَلاَّلِ يَقُوْلُ مَا هَمَّنِي أَمْرٌ فَقَصَدْتُ قَبْرَ مُوْسَى بْنِ جَعْفَرٍ فَتَوَسَّلْتُ بِهِ اِلاَّ سَهَّلَ اللهُ تَعَالَى لِي مَا أُحِبُّ (تاريخ بغداد للحافظ الخطيب البغدادي 1 / 120)
"Diriwayatkan dari Ali al-Khallal (pemuka Madzhab Hanbali), ia berkata: Saya tidak pernah mengalami masalah lalu saya datang ke makam Musa bin Ja'far dan bertawassul dengannya, kecuali Allah memudahkan kepada saya hal-hal yang saya inginkan" (al-Hafidz Khatib al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad I/120)
- Makam Ali bin Musa al-Ridla
عَنْ أَبِي بَكْرٍ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُؤَمَّلِ بْنِ الْحَسَنِ بْنِ عِيْسَى يَقُوْلُ خَرَجْنَا مَعَ اِمَامِ أَهْلِ الْحَدِيْثِ أَبِيْ بَكْرِ بْنِ خُزَيْمَةَ وَعَدِيْلِهِ أَبِي عَلِي الثَّقَفِيّ مَعَ جَمَاعَةٍ مِنْ مَشَائِخِنَا وَهُمْ إِذْ ذَاكَ مُتَوَافِرُوْنَ إِلَى زِيَارَةِ قَبْرِ عَلِيِّ بْنِ مُوْسَى الرِّضَى بِطُوْسٍ قَالَ فَرَأَيْتُ مِنْ تَعْظِيْمِهِ يَعْنِى ابْنَ خُزَيْمَةَ لِتِلْكَ الْبُقْعَةَ وَتَوَاضُعِهِ لَهَا وَتَضَرُّعِهِ عِنْدَهَا مَا تَحَيَّرْنَا (تهذيب التهذيب للحافظ ابن حجر 7 / 339)
"Abu Bakar bin Muammal berkata: Kami berangkat bersama pemuka ahli hadis Abu Bakar bin Khuzaimah dan rekannya, Abu Ali al-Tsaqafi, beserta rombongan guru kami untuk berziarah ke makam Ali bin Musa al-Ridla di Thus. Abu Bakar bin Muammal berkata: Saya melihat ke-ta'dzim-an belia (Ibnu Khuzaimah) terhadap makam itu dan sikap tawadlu' terhadapnya dan doa beliau yang begitu khusyu', sampai membuat kami bingung" (al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Tahdzib al-Tahdzib VII/339)
Imam Syafii Meminum Air Cucian Jubah Imam Ahmad
مختصر تاريخ دمشق لابن منظور- (ج 1 / ص 400) مرآة الجنان وعبرة اليقظان في معرفة حوادث الزمان لليافعي - (ج 1 / ص 265)
قال الربيع: إن الشافعي خرج إلى مصر وأنا معه فقال لي: يا ربيع، خذ كتابي هذا وامض به، وسلمه إلى أبي عبد الله أحمد بن حنبل، وائتني بالجواب. قال الربيع: فدخلت بغداد، ومعي الكتاب، فلقيت أحمد بن حنبل صلاة الصبح، فصليت معه الفجر. فلما انفتل من المحراب سلمت إليه الكتاب وقلت له: هذا كتاب أخيك الشافعي من مصر، فقال أحمد: نظرت فيه؟ قلت: لا، فكسر أبو عبد الله الختم، وقرأ الكتاب، فتغرغرت عيناه بالدموع فقلت: إيش فيه يا أبا عبد الله؟! قال: يذكر أنه رأى النبي صلى الله عليه وسلم في النوم فقال له: اكتب إلى أبي عبد الله أحمد بن حنبل واقرأ عليه مني السلام وقل: إنك ستمتحن وتدعى إلى خلق القرآن فلا تجبهم، فسيرفع الله لك علماً إلى يوم القيامة. قال الربيع: فقلت: البشارة، فخلع أحد قميصيه الذي يلي جلده ودفعه إلي فأخذته، وخرجت إلى مصر، وأخذت جواب الكتاب، فسلمته إلى الشافعي، فقال لي الشافعي: يا ربيع، إيش الذي دفع إليك؟ قلت: القميص الذي يلي جلده. قال الشافعي: ليس نفجعك به ولكن بله وادفع إلي الماء لأتبرك به. وفي رواية: حتى أشركك فيه.
Ibnu Jawzi menuturkan sebuah kisah: “bahwa pada suatau malam, Imam Syafi’I bermimpi bertemu Rasulullah saw. dan memerintahnya agar menyampaikan salam beliau kepada Imam Ahmad ibn Hanbal. Kesokan harinya, Imam Syafi’I memerintahkan Rabî’- murid beliau- agar membawakan surat menemui Imam Ahmad ibn Hanbal. Rabî’ bergegas pergi menuju kota Baghdad dan menyerahkan surat tersebut, setelah membacanya, Ahmad meneteskan air mata. Rabi’ bertanya kepadanya, ‘Ada apa di dalamnya wahai Abu Abdillah?’ Ahmad menjawab ‘Beliau menyebut bahwa beliau melihat nabi dalam mimpi dan berkata kepadanya, ’Tulislah surat kepada Abu Abdillah Ahmad ibn Hanbal dan sampaikan salamku kepadanya! Dan katakan, ‘Engkau akan diuji dan dipaksa mengatakan bahwa Alquran itu makhluq, maka jangan engka turuti permintaan mereka, Allah akan meninggikan derajatmu sebagai panutan di setiap masa hingga hari kiamat. Rabi berkata, “Aku berkata, ‘Ini kabar gembira.’ Lalu Ahmad melepas baju dalamnya yang menyentuh badannya dan menyerahkannya kepadaku, aku mengambilnya dan akupun pulang menuju negeri Mesir bersama surat jawaban Ahmad. Setelah aku serahkan kepadanya, ia bertanya, ‘Apa yang ia berikan kepadamu?’ Aku menjawab, ‘baju gamis yang langsung menyentuh badannya’ Syafi’I berkata kepadaku, ‘Aku tidak ingin merampasnya darimu, tapi basahi dia dan serahkan kepadaku sisa air cuciannya agar aku juga dapat mendapat berkah sepertimu. Maka, kata rabi’, ‘Aku mencucuinya, dan aku bawakan sisa air cuciannya kepadanya aku telakkan di botol, aku menyaksikan beliau setiap hari mengambil sedikit air darinya dan mengusapkannya ke wajah beliau, untuk mengambil keberkahan dari Ahmad ibn Hanbal. (“Manaqib Ahmad ibn Hanbal”: 455 dan “Al Bidayah wa an Nihayah”; Ibnu Katsir,10/331 dari al Baihaqi)
Inspired By:
al-Mausu’ah al-Yusufiyah
at-Tabarruk bish Shalihin
Ust Idrus Ramli
Wallahu a'lam.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar