Alumni ponpes روضة الهدا purabaya kab:Smi, dan المعهد الاسلاميه kota sukabumi

Minggu, 17 Juli 2016

Kerja keras penghapus dosa

Kerja penghapus dosa

Banyak hikmah yang saya ambil dalam 1 bulan terakhir ini, menumpuknya pekerjaan, cuaca yang ekstrim membuat ujian daya tahan tubuh anak-anak (akhirnya sakit secara bergantian) jangan kan anak-anak, abi ama umi nya aja juga merasakan efek dari cuaca ini, ditambah lagi pekerjaan rumah yang mendesak serta rutinitas agenda dakwah yang semakin digenjot, Al Hasil rasa lelah yang luar biasa, kelelahan dalam bekerja. Tapi di sela kelelahan itu banyak hikmah yang bisa diambil.

Kisah  Pengemis  yang merupakan tulisan  dalam blog ini juga sebenarnya menjadi bagian dari hikmah ini, Bekerja dan terus Bekerja, lelah nikmati aja. Pada waktu saya menuju Banjarmasin dengan menggunakan angkutan umum (colt L300) saya bertemu dengan beberapa orang pekerja : ada yang jual cobek, jual permen / gulabatu janggut (bahasa banjar), yang saya rasa mental kerja dan tawakkal bereka luar biasa dan bertolak belakang dengan mental pengemis. Rencananya sih mau saya ulas khusus dalam blog ini nanti.
Tulisan ini hanya ingin menyampaikan bahwa kelelahan kita dalam bekerja akan memberikan hal yang luar biasa, tema dan hikmah yang saya rasakan ini tanpa saya duga ternyata sejalan dengan sebuah taushiah  seorang ustadz,yang intinya bersumber dari hadits Nabi Saw tentang Keutamaan ( Fadhilah ) Bekerja Dalam Islam Orang yang ikhlas bekerja akan mendapatkan ampunan dosa dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :

(مَنْ أَمْسَى كَالاًّ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ أَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ (رواه الطبراني)

Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah dilakukannya , maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani )

Hadits inilah yang akhirnya membuat kelelahan dalam bekerja mencari nafkah itu menjadi sebuah kerinduan, bagaimana tidak bahkan dalam sebuah riwayat :

(إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ (رواه الطبراني)

Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu’min yang giat bekerja . (HR. Thabrani )

Terhindar dari azab neraka Dalam sebuah riwayat dikemukakan, “Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, ‘Kenapa tanganmu?’ Saad menjawab, ‘Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku.” Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, ‘Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka'” (HR. Tabrani)

Banyak lagi hadits yang sejalan dengan ini dan bertolak belakang dengan Pengemis . Hadits lain  :

إِنَّ مِنَ الذُّنُوْبِ لَذُنُوْبًا، لاَ تُكَفِّرُهَا الصَّلاةُ وَلاَ الصِّياَمُ وَلاَ الْحَجُ وَلاَ الْعُمْرَةُ، قَالَ وَمَا تُكَفِّرُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ الْهُمُوْمُ فِيْ طَلَبِ الْمَعِيْشَةِ (رواه الطبراني) ‘

Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu , terdapat satu dosa yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat , puasa , haji dan umrah . ’ Sahabat bertanya , ‘ Apa yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah ? ’ Beliau menjawab , ‘ Semangat dalam mencari rizki . ’ (HR. Thabrani )

Hadits yang menyinggung akan Pengemis. Pekerjaan Halal Apapun itu Mulia ! لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ الْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ “ Sungguh , jika salah seorang di antara kalian yang mengambil tali kemudian dengan tali membawa seikat kayu di atas punggungnya , kemudian dia menjualnya dan tampak letih di wajahnya ; lebih baik baginya daripada meminta-meminta kepada manusia dan di antara mereka ada yang memberinya dan ada yang menolaknya ”. ( Bukhari )
Nasihat Luqman al Hakim
فروى أن لقمان
الحكيم قال لابنه : يا بنى استعن بالكسب الحلال، فإنه ما افتقر أحد قط إلا أصابه ثلاث خصال : رقة فى دينه، وضعف فى عقله، وذهاب مروءته، وأعظم من هذه الخصال استخفاف الناس به

Diriwayatkan bahwa Luqman al Hakim
menasehati anaknya : “ wahai anakku , hendaknya engkau tetap bekerja mencari rizki yg halal , sesungguhnya tidak ada seorangpun yg tidak berpenghasilan kecuali ia akan mendapatkan tiga hal : Lemah dalam agamanya , lemah akalnya , dan hilangnya kewibawaan atau orang-orang meremehkannya
Sehingga sebenanrya kita dapat menraih surga dengan pekerjaan harian kita asal

Pertama, Bekerja Niat Ikhlas Karena Allah SWT النية الخاصة لله تعالى Artinya ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah SWT sebagai kew a jiban dari Allah yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Dan konsekwensinya adalah ia selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada Allah. Ketika berangkat dari rumah, lisannya basah dengan doa bismillahi tawakkaltu alallah.. la haula wala quwwata illa billah.. Dan ketika pulang ke rumahpun, kalimat tahmid menggema dalam dirinya yang keluar melalui lisannya.

Kedua,  Itqan , sungguh-sungguh dan profesional dalam bekerja الإتقان في العمل Syarat kedua agar pekerjaan dijadikan sarana mendapatkan surga dari Allah SWT adalah profesional , sungguh-sungguh dan tekun dalam bekerja . Diantara bentuknya adalah , tuntas melaksanakan pekerjaan yang diamanahkan kepadanya , memiliki keahlian di bidangnya dsb . Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda
إِنَّ الله
َ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبراني)

Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja , ia menyempurnakan pekerjaannya . (HR. Tabrani )

Ketiga,  Bersikap Jujur & Amanah الصدق والأمانة Karena pada hakekatnya pekerjaan yang dilakukannya tersebut merupakan amanah, baik secara duniawi dari atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi dari Allah SWT yang akan dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaan yang dilakukannya. Implementasi jujur dan amanah dalam bekerja diantaranya adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, tidak curang, obyektif dalam menilai , dan sebagainya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ اْلأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ (رواه الترمذي)

Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat
dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’. (HR. Turmudzi)

Keempat,  Menjaga Etika Sebagai Seorang Muslim التخلق بالأخلاق الإسلامية Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seroang muslim, seperti etika dalam berbicara, menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan dengan customer, rapat, dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang mu’min. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
(رواه الترمذي)

Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang paling baik akhlaknya (HR. Turmudzi ) Syarat Mendapatkan Surga Dengan Bekerja
Luar biasa bukan, Kelelahan itu suatu saat akan kita rindu, minggu-minggu kelelhan itu akan menjadi harapan tuk terulang, Bulan bulan kelelahan dan tahun-tahun kelelahan menjadi suatu kebanggaan.
Bekerjalah kawan, demi nafkah keluarga kita, dan demi Allah SWT..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar