Setiap manusia seharusnya selalu mengingat nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Nikmat yang ada di bumi dan seisinya telah disediakan Allah sebagai kelengkapan dan pelengkap ciptaan-Nya. Air, tanah, udara dan semesta alam dengan penuh kasih dan sayang-Nya mengapa kehadiran kita di dunia atas perintah-Nya, belum lagi kelengkapan anggota badan, sehingga kita dengan mudah menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi. Disadari atau tidak, apa yang ada pada diri manusia, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah nikmat yang telah diberikan Allah dan merupakan anugerah yang tiada tara nilainya.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ [البقرة/152]“
Karena itu ingatlah kamu kepada-ku. Niscaya Aku ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-ku dan jangan kamu mengingkari-ku” (QS. Al-Baqarah:152)
Bersyukur pada hakekatnya merupakan konsekuensi logis bagi seseorang makhluk seperti manusia kepada Allah, sebagai Tuhan yang telah menciptakan dan melimpahkan berbagai nikmat. Namun, kerap sekali makhluk-Nya terlupa bahkan melupakan-Nya.Pada umumnya ada lima hal yang sering membuat kita tidak bersyukur.
Pertama kita sering memusatkan diri pada apa yang kita inginkan bukan pada apa yang kita miliki. Hal ini terjadi karena kita salah dalam melakukan penilaian. Kita sering mengukur suatu nikmat dari Allah dengan ukuran diri sendiri, artinya jika keinginan dipenuhi, maka ia kan mudah bersyukur sebaliknya jika belum dikabulkan, maka ia enggan untuk bersyukur.
Kedua, selalu melihat kepada orang lain yang diberikan lebih banyak nikmat, perilaku ini hanya menyuburkan rasa iri, hasud dan dengki kepada orang lain. Cobalah untuk melihat orang yang kurang beruntung, banyak di sekitar kita yang tak bisa menikmati indahnya pandangan dunia, bahkan ada yang tak bisa hanya untuk sekedar berjalan. Tidak jarang kita merasa orang lain lebih beruntung, kemanapun kita pergi, selalu ada yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik dan lebih segalanyaaa dari kita. Rasullah mengajarkan “apabila seseorang diantara kamu melihat orang yang dilebihkan Allah dalam hal harta benda dan bentuk rupa, maka hendaklah ia melihat kepada orang-orang yang lebih rendah dari padanya”.
Ketiga, menganggap apa yang dimilki adalah hasil usaha sendiri, perilaku ini menumbuhkan sifat kikir, sombong dan melupakan Allah sebagai pemberi nikmat tersebut, padahal tidak ada satu nikmat pun yang datang dengan sendirinya. Melainkan Allah yang telah mengatur semuanya, kini mumpung Allah masih memberikan waktu, satu-satunya cara yang harus kita lakukan adalah mensyukuri semua nikmatnya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bukankah Sang Maha Pencipta telah berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُم
ْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ [إبراهيم/7]“
Bersyukurlah kepadaku maka Aku akan tambahkan nikmat-ku dan janganlah kufur (congkak/sombong) karena siksaku teramat pedih.” Ke empat banyak lupa kepada allah swt pahal allah sudah mengisarahkan pada kita bahwa kita harus selalu ingat terhadap ni'mat yg sudah allah berikan pada kita sebagai mana firmannya..
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ [البقرة/152]“
Karena itu ingatlah kamu kepada-ku. Niscaya Aku ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-ku dan jangan kamu mengingkari-ku” (QS. Al-Baqarah:152)Kelima selalu berma'shiat banyak bergaul dgn orang yg berbuat dosa
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَى
ٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُون
َSekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.(QS.almuthofifin)
Di tempat lain Alloh juga berfirman yang artinya, “Mereka mengetahui nikmat-nikmat Alloh, (tetapi) kemudian mereka meningkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.”
(QS. 16: 83)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar