Ujian
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhu…
Wahai ikhwanii SAJA'AH SANTRI GROUP asshoimuuna washoimaat
Semoga amal ibadah kita diterima allah swt,dan semoga mendapat pertolongan dan rahmat dari allah swt,,ijinkanlah kami pada buletin ini untuk menjelaskan sekelumit tentang ujian dari allah swt...
(وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ)
[سورة البقرة 155]
(الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ)
[سورة البقرة 156]
Simaklah kalam Allah Jalla Jallaluh dengan iman, “Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kekurangan harta, krisis pangan, sampai kematian. Dan berikanlah kabar gembira ini kepada orang-orang yang sabar yaitu orang-orang yang ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘inna lillahi wainnaa ilaihi raaji’un’” (Q.S. Al Baqoroh : 156).
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (البقره/157)
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS al-baqoroh/157)
SubhanaAllah… Sahabat, apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika membaca ayat tersebut? Akankah kita marah? Akankah kita bersedia menerima ketentuan Allah?
Tidak sedikit dari kita yang mengaku mukmin sering kali mengeluh ketika diberi cobaan hidup oleh Allah. Mulai dari hal-hal kecil saja, ikhwah, seperti diganggu nyamuk, mati lampu, TV rusak, motor mogok, kaca mobil dipecahkan orang, kemalingan, kecopetan, terpeleset di kamar mandi, ditabrak truk, dan masih banyak musibah lainnya.
Bahkan, sering kali suatu hal yang berhubungan dengan hati pun bisa jadi ujian dari Allah. Berselisih dengan anak/orang tua, diceraikan suami, istri kabur dari rumah, tetangga menggunjingkan kita, dikerjai rekan kerja, didzolimi pemimpin, termasuk juga didoakan oleh kakak/adik kandung dengan doa yang jelek. SubhaanAllah… Maha suci Allah dari segala keburukan.
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Siapa yang dikehendaki Allah suatu kebaikan, maka diberiNya cobaan” (HR Bukhari). Dan sahabatku fillah rahimakumullah, “Tiada henti-hentinya cobaan menimpa mukmin, baik mengenai dirinya, keluarganya, hartanya, hingga dia menghadap Allah dalam keadaan bersih dari dosa” (HR Tirmidzi).
Sungguh ujian atau cobaan hidup untuk hamba-hambaNya tidak akan pernah berhenti selama kita masih ada di dunia ini. Sungguh aneh jika kita hidup di dunia tapi tidak pernah dapat ujian. Sungguh aneh jika sepanjang hidup kita, tidak pernah menangis. Tidak pernah merasakan sedih atau kehilangan. Tidak pernah tahu rasanya kesepian, marah, kesal, atau geram.
Kenapa aneh? Karena kalau sedih terus, namanya neraka. Kalau senang terus, artinya kita ada di surga. Kalau sebentar senang, sebentar sedih, Nah! Artinya kita masih hidup di dunia.
Wahai sahabat-sahabatku,
Tidak patutlah bagi kita sebagai hambaNya, selalu bertanya kepada Allah Jalla Jallaluh, “Kenapa Ya Allah? Kenapa harus seperti ini? Kenapa jadi begini?” Kenapa… Kenapa… Dan kenapa… Sederet pertanyaan kenapa kita berikan kepada Allah.
Malahan, saking keterlaluannya kita, saking kurang ajarnya kita ini kepada Dia yang menciptakan kita, adanya prasangka buruk saja kepada Allah. Sedikit-sedikit marah ke Allah, lalu memusuhi Allah. Sedikit-sedikit menyalahkan Allah, lalu menjauhi Allah. Sedikit-sedikit menuduh-nuduh Allah, lalu nyari yang selain Allah.
Tapi, sadarkah kita, sahabat… Adakah sekali saja seumur hidup kita di dunia ini, Allah bertanya kepada kita, “Kenapa kamu melakukan itu kepadaKu, wahai hambaKu?”
Sahabat, simaklah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Apabila Allah menguji hambaNya dengan membutakan dua matanya, kemudian ia bersabar. Maka, Allah menggantinya dengan ampunan dan surgaNya” (HR Bukhari).
“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya ujian hidup. Maka siapa yang ridha dengan ujian Allah, ia mendapat keridhaan Allah, dan siapa yang marah dengan ujianNya, ia pun mendapat murkanya Allah” (HR Tirmidzi dan Ibu Majah).
Jadi, jangan pernah marah pada Allah yang menguji kita. Jangan buruk sangka lagi. Jangan bersedih berkepanjangan lagi. Apalagi sampai putus asa.
Don’t be sad. Hidup kita di dunia ini cuma sebentar. Karena kalau kita bisa melaluinya dengan ikhlas, sabar, baik sangka, ikhtiar, doa, dan tawakkaladalah al manhaj, yaitu tetap berada di jalan yang membuat Allah ridho. Maka, kita akan bahagia selama-lama-lamanya di akhirat nanti. We will be happy forever in Jannah. Insyaa Allah… Aamin Allahumma aamin, Ya Dzul Jalali Wal Ikrom.
Semoga bermanfa'at,dan semoga kita menjadi hamba allah yg banyak bershobar (عبدا شكورا) aamiin..
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar