KhutbahGerhanaBulan
*EMPAT HIKMAH BERHARGA DALAM PERISTIWA GERHANA*
Oleh: *KH Husni Thamrin*
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْــمَلِكِ الْحَقِّ الْــمُبِيْن، اَلَّذِي أَرْسَلَ آيَاتِهِ عِبْرَةً لِلْمُعْتَبِرِيْن، وَأَظْهَرَ شَيْئًا مِنْ قُدْرَتِهِ هِدَايَةً لِلْمُهْتَدِيْن. فَسُبْحَانَهُ مِنْ رَبٍّ عَظِيْم، مَالِكِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ بِغَيْرِ قَرِيْن، وَمُجْرِي السَّحَابِ وَالرِّيَاحِ بِغَيْرِ مُعِيْن.
وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه إِلَهُ اْلأَوَّلِيْن وَالْآخِرِين، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمّداً عَبدُهُ ورَسُولُهُ الْــمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَــــمِيْن، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّين.
فَقَدْ قَالَ عَزَّ وَجَلَّ: "وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ."
Jama'ah Shalat Gerhana Rahimakumullah
Di kesempatan yang sangat menakjubkan ini, mari kita lantunkan syukur kita kepada Allah ‘azza wajalla yang telah menciptakan siang dan malam, yang telah menciptakan matahari dan bulan, yang telah menciptakan tumbuhan dan bebatuan, yang telah menciptakan darat dan lautan, yang telah menciptakan gunung-gunung dan jurang, yang telah menciptakan seluruh alam semesta ini.
Dialah Allah yang Maha Esa. Dialah Allah yang Maha Perkasa. Dialah Allah ‘azza wajalla yang Maha Mencipta, Dialah Allah ‘azza wajalla Yang Maha Menghidupkan. Dialah Allah ‘azza wajalla yang Maha mematikan. Dialah Allah ‘azza wajalla yang Maha Menghidupkan untuk kedua kalinya.
Dialah Allah ‘azza wajalla yang telah mengatur seluruh pergerakan alam semesta ini dengan ketelitian yang sempurna. Tak ada cacat sedikit pun sebab Dialah Allah ‘azza wajalla yang Maha Sempurna. Sehingga seluruh benda-benda di jagat raya ini berada pada posisinya masing-masing dengan sangat serasi, selaras dan indah.
Jama'ah Shalat Gerhana Rahimakumullah
Pada kesempatan yang sangat langka ini, di mana Allah ‘azza wajalla menakdirkan terjadinya gerhana bulan dengan durasi yang cukup lama, mari sejenak kita merenung mentadaburi ayat-ayat Allah ‘azza wajalla yang sangat mulia. Tiada satu makhluk pun di alam semesta ini yang mampu menandingi ayat-ayat Allah ‘azza wajalla.
Gerhana bulan (disebut khusuf) terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Itu terjadi bila Bumi berada di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi
Gerhana matahari (disebut kususf) terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit bumi
Jama'ah Shalat Gerhana Rahimakumullah
Setidaknya ada empat hikmat yang dapat kita petik saat terjadinya peristiwa gerhana.
Pertama. Untuk memperkuat keimanan kepada Allah SWT.
Sebagian besar kita memandang, begitu kata “ayat-ayat Allah” disebutkan maka yang tergambar hanya teks Al-Qur’an. Padahal, Allah menciptakan ayat bukan semata huruf-huruf atau lafal-lafal suci. Ayat secara bahasa berarti tanda. Apa itu tanda? Tanda adalah sarana yang dianggap representasi dari kehadiran sesuatu. Allah menciptakan tanda akan keberadaan Diri-Nya bukan melalui Al-Qur’an saja. Alam semesta dan diri kita pun adalah bagian dari tanda alias ayat-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
َ سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَقُّۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ
“Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?“ (QS Fushshilat [41]:53 )
Dari sinilah kemudian muncul istilah ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat qauliyah berupa ayat Al-Qur’an yang bisa kita baca dan ucapkan, sementara ayat kauniyah berupa realitas ciptaan di luar itu, seperti penciptaan manusia dan hewan, pergantian siang dan malam, serta fenomena alam lainnya. Termasuk segenap hal yang ada dalam diri manusia: tentang metabolisme tubuh, emosi, pikiran, perasaan, dan lain-lain.
Ayat atau tanda tersebut bisa menjadi pelajaran (ibrah) bila dibaca dengan merenungkan (tafakur) dan menghayatinya (tadabur) secara mendalam.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang- orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya, Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka’.” (QS Ali Imran [3]:190-191).
Baik Gerhana matahari atau gerhana bulan yang kita alami malam ini adalah bagian dari ayat kauniyah. Penanda tentang keagungan dan kekuasaan Allah Subhanahu Wata’ala.
Subhânallâh. Peristiwa gerhana bulan total ini merupakan momentum tepat bagi kita semua untuk merenungkan dahsyatnya kekuasaan Penguasa Alam Raya ini. Ini juga momentum seorang hamba untuk meningkatkan kualitas iman akan keberadaan Allah Pencipta alam semesta.
Jama'ah Shalat gerhana Rahimakumullah
Kedua. Peristiwa gerhana adalah kesempatan untuk beramal ibadah.
Saat terjadi gerhana sebagian orang ada yang masih terpengaruh keyakinan khurafat jahiliyah sebagian lagi ada yang hanya sebatas menikmati keindahan alam saja.
Kaum muslimin menjadikannya sebagai momen beramal saleh sesuai dengan sunah rasul. Yaitu memperbanyak doa dan takbir, melaksanakan shalat sunah dan mengeluarkan sadaqah.
Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ تنْخَسِفَانِ لِمَوتِ أَحَدٍ، وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبَّرُوْا وَصَلُّوْا وَتَصَدَّقُوْا
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bagian dari tandatanda (keagungan) Allah. Keduanya tidakmemunculkan gerhana lantaran peristiwa kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana itu, lekaslah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dan dirikanlah shalat, dan bersedakahlah.” (HR Bukhari)
Jama'ah Shalat gerhana Rahimakumullah
Ketiga. Peristiwa Gernahan sebagai momen muhasabah (intropeksi diri)
Bila Matahari, bulan dan bumi yang begitu besar dan dahsiat semua tunduk kepada Allah SWT. Apakah diri kita yang lemah ini, mahluk kecil bagai sebutir pasir di pantai lautan dibanding dengan besar dan luasnya alam semesta ini mau bertakbir, mengagungkan Allah sang Maha pencipta?, ataukah kita masih mengagungkan diri kita, harta kita, jabatan kita, nafsu ego kita ??. Masihkah kita tak mau ruku dan sujud kepada Allah Swt Sang Maha pencipta seluruh alam semesta?
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ﴾
“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah terjadinya malam dan siang, terbitnya matahari dan bulan. Maka, janganlah kalian sujud kepada matahari dan bulan, tetapi sujudlah kepada Allah, Dzat yang Menciptakan semuanya itu, jika kalian benar-benar hanya beribadah kepada-Nya.” [Q.s. Fushilat: 37]
Jama'ah Shalat gerhana Rahimakumullah
Keempat. Terjadinya Gerhana matahari mengingatkan kita akan dekatnya hari kiamat
Gerhana matahari dan bulan bukan hanya tanda-tanda kekuasaan Allah biasa, tetapi juga merupakan tanda-tanda Hari Kiamat. Allah SWT berfirman:
﴿يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ، فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ، وَخَسَفَ الْقَمَرُ، وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ، يَقُولُ الْإِنسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ، كَلَّا لَا وَزَرَ، إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ﴾ [سورة القيامة: 6-12]
“Ia berkata, “Bilakah hari kiamat itu?", maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya [mengalami gerhana], ketika matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, “Ke manakah tempat berlari?” Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.” [Q.s. al-Qiyamah: 6-12]
Itulah mengapa, saat terjadinya gerhana, sikap yang ditunjukkan Nabi saw. adalah takut, gemetar, dan bergegas, sambil mengangkat jubahnya, menuju ke rumah Allah. Seolah-olah, langit dan bumi akan digulung, dan kiamat pun tiba. Dalam riwayat Bukhari, dari Abu Musa al-Asy’ari, dinyatakan:
فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
“Jika kalian melihat hal itu, maka bersegeralah dengan gemetar [penuh rasa takut] untuk mengingat-Nya, berdoa kepada-Nya dan meminta ampun kepada-Nya.” [Hr. Bukhari)
Nabi saw. juga bersabda:
وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
“Demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”
Nabi saw. telah ditunjukkan oleh Allah SWT betapa dahsyatnya huru-hara Hari Kiamat, karena itu baginda saw. pun banyak menangis. Meski Nabi saw. telah diampuni segala kesalahannya, baik yang telah, sedang maupun yang akan datang, tetapi baginda saw. tetap memohon ampunan tak kurang dari 100 kali dalam sehari semalam. Air mata baginda saw. pun tumpah, hingga membasahi lantai, untuk meminta ampunan dari Rabb-nya.
Jama'ah Shalat gerhana Rahimakumullah
melalui mimbar khutbah shalat gerhana ini, marilah kita bertobat kepada Allah ‘azza wajalla dengan sebenar-benarnya tobat. Marilah kita memohon ampun kepada Allah ‘azza wajalla atas segala salah dan dosa kita, dosa yang tampak dan yang tersembunyi, dosa yang disengaja atau pun yang tak disengaja. Perbanyaklah menangis, kurangilah tertawa.
Mari kita berdoa kepada Allah SWT:
بِسْـمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ، اَلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ، وَيُـدَافِعُ نِقَمَهُ وَيُكَافِئ مَزِيْدَهُ يَارَبَّـنَا لَكَ الحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُـلْطَانِك.
اللَّهُمَّ يَارَبِّ، زَلَّتْ بِنَا الأَقْدَامُ، وَغَرِقْنَا فِي لُجَجِ الْمَعَاصِي وَالآثامِ، وَإِنّا مُقِرُّونَ بِالإِسَاءَةِ عَلَى أَنْفُسِنَا، نَرْجُو عَظِيمَ عَفْوِكَ الّذِي عَفَوْتَ بِهِ عَنْ الْخَاطِئِينَ، وَها نَحْنُ بِبابِكَ وَاقِفُونَ، وَمِنْ عَذَابِكَ خَائِفُونَ، وَلِثَوابِكَ مُؤَمِّلُونَ.. قَدْ تَعَرَّضْناَ لِعَفْوِكَ وَثَوابِكَ، فَارْحَمْ خُضُوعَنا، وَاجْبُرْ قُلُوبَنا، وَاغْفِرْ ذُنُوبَنا، وَتُبْ عَلَيْنا.
اللَّهُمَّ اخْتِمْ بِالصّالِحاتِ أَعْمالَنا، وَعافِنا وَاعْفُ عَنّا وَسامِحْنا، وَتَجاوَزْ عَنْ سَيّئاتِنا، وَأَبْدِلْ سَيِّئاتِنا حَسَناتٍ، فَأَنْتَ وَلِّي ذَلِكَ وَالقَّادِرُ عَلَيْهِ، وَأَنْتَ أَهْلُ التَّقْوَى وَأَهْلُ الْمَغْفِرَةِ. اللَّهُمَّ قَدْ دَعَوْناكَ طالِبِينَ، وَرَجَوْناكَ رَاغِبِينَ فَلاَ تَرُدَّنا خَائِبِينَ وَلاَ مَحْرُومِينَ يا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْياءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صَالِحَ الأَعْمَالِ وَاجْعَلهَا خَالِصةً لِوَجْهِكَ الكَرِيمِ..
وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيِنِ، وَالحَمْدُ لله رَبِّ العَالَمِيِنَ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
*Khadim* *PP Raudhotul Fata*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar